Moona Lauredhifa S F L 00.01

158 83 69
                                    

 
  Bulan, kau itu teman atau gambaran dari wujud ku?

Namaku Moona, berupa bulan yang meredup tentunya.


.

 

  Dipojok kantin duduk seorang perempuan bernama Moona.

Moona menyesap dikit demi sedikit air dingin dibotol kemasan di atas meja, kedua matanya sibuk menelaah kata perkata di dalam sebuah novel bergenre percintaan dikedua genggamannya.

Suasana kantin sangatlah ramai. Segerombolan murid-murid berdesakkan untuk memesan makanan yang diminta perutnya kepada penjual kantin. Untungnya Moona datang lebih awal untuk membeli minum daripida merasakan teriakan yang mekakan telinga.

"ADA BUNGA DI TAMAN KEDAYU, EUY ALIN, I LOVE YOUUU." Sebuah terikan nyaring menggema ke seluruh kantin.

"WOY ZIHAO! SARAP LU!" seseorang menutup telinga dengan kedua tangannya.

"TERIAK-TERIAK, KAN GUE IKUT TERIAK GOBLOK."

"Kasian kuping mahasiswa di sini."

"Ehehe, maaf-maaf," seorang cowok yang dikenal dengan nama Zihao itu cengegesan sambil mengatup kedua tangannya, "Alin, sini duduk makanya samping gue."

pewwit -terdengar beberapa siulan yang melengking.

Cewek manis bernama Alin itu bergidik ngeri menjauh dari Zihao dan melangkah dengan tergesa mendekat duduk di hadapan Moona.

"Gak pernah waras penghuni ni kampus." Alin bicara lirih entah pada siapa.

Moona yang tak sengaja mendengarnya terkekeh geleng-geleng kepala. Ada-ada saja kelakuan para mahasiswa di kampus ini. Awal mula-mula Moona baru masuk di kampus ini juga terkejut dengah tingkah laku para mahasiswa senior di sini.

"Eh, ada Moona. Hai mun."

"Hai juga," pandangan Moona terangkat dari novel di hadapannya kepada Alin dengan senyum merekah

"Mmm... Gini banget ya jadi junior di sini" Alin berbicara berubah menjadi lesu.

"Hehe iya. Semangat ya pdkt nya."

"Apasi," Alin tertawa "Senior-senior di sini pada ga tau malu, dasar."

Moona ikut tertawa, memang benar yang dikatakan Alin, "Anggap aja, kamu lagi dihibur Al" hanya itu yang terpikir untuk Moona ucapkan padanya.

Moona canggung untuk bergaul, Malu menguasai dirinya. Menyendiri lebih mengasikkan, lebih bebas dengan dunia sendiri. Ia berteman dengan orang-orang hanya seadanya saja, Jika itu perlu, memungkinkan ia memulai percakapan. Itu semua terjadi karena kejadian yang tidak mengenakkan dulu.

Alin lagi-lagi tertawa "Ya mudahan aja. Mun, gue pergi duluan ya, ntar kita ngobrol-ngobrol lagi," Alin pamit dan dibalas anggukan oleh Moona.

Perempuan dengan rambut lurus itu lagi-lagi disibukkan dengan Novel ditangannya, buku-buku cerita itu mampu membuatnya betah dengan pilihannya menyendiri.

Matanya melirik berjeret bait-bait di dalam buku itu. Tangannya sibuk membalik halaman perhalaman kertas.

Kurang lebih 5 menit kemudian masih dengan suasana ramai khas kantin,

"Lo Moona kan?, gue Xinlong"

Moona terkejut dengan lelaki tanpa basa-basi duduk dihadapannya ini, matanya melirik tangan lelaki itu yang menggantung diudara diiringi nafasnya yang terengah-engah.

"H-hai!" Xinlong melambai-lambaikan tangan sebelahnya ke depan wajah Moona yang masih terkejut.

Moona berkeringat panas-dingin jika berdekatan dengan pria yang tak dikenalnya karena traumanya dulu.Memori kejadian tiap kejadian yang membuat raganya getar karena beberapa lelaki yang ingin menyakitinya dulu.

Matanya memanas, wajahnya memerah, air dipelupuk matanya siap meluncur bebas. Dadanya perlahan menjadi sesak untuk meraup oksigen.

"Ehh, elo kenapa?" Xinlong menurunkan tangannya kembali dan khawatir yang bercampur aduk heran dengan sikap Moona. dia kenapa, apa salah gue, setdah baru juga niat kenalan

"k-kkamu mau ap-a?" Ucapannya tergagu sedikit menjauh dari Xinlong.

"elo Moon-"

"HE XINLONG!!!"

Pandangan Moona dan Xinlong bahkan seluruh penghuni kantin mengarah ke arah teriakan yang sangat keras dan berat.

gawat, kedapetan kan gue

"Argghh," Xinlong terlihat prustasi dan tergesa. "Nanti ya Mun gue samperin lo lagi."

Xinlong langsung ngacir melarikan diri berlari keluar kantin tanpa peduli menabrak meja dan kursi menjadi tak beraturan letaknya karna dirinya.

Moona tersadar. Terlihat 3 orang laki-laki berlari terburu-buru mengejar Xinlong, lelaki di tengah yang bertubuh lumayan berisi dengan nafas naik turun seperti menahan amarah.

Moona bisa mendengar derap keras langkah kaki sepanjang koridor di luar kantin, diiringi suara nyaring menggema seperti 'he xinlong' 'he xinlong'.

Mahasiswa-mahasiswa di dalam kantin sejenak terdiam karna kejadian lari kejar-kejaran tadi. Dan tak berlangsung lama, keadaan menjadi seperti semula. Ramai dan ribut seperti di terminal bis.

Moona menutup wajahnya yang mungkin akan sembab dengan kedua tangannya.

***

Bagi yang gak paham-  kenapa namanya susah kayak china² an?
- kenapa boystory?

Sini merapat, aku terangkan.

Kalo namanya itu, dari boyband muda dari china.

Nah, kalo boystory itu bukan berarti cerita laki-laki yang dalam tanda kutik (homo - gay). Bukan!

BOYSTORY itu nama boyband dari china itu.

Shedifa
Enthusiasm to do it!:)


 

I'm Flawed (BOYSTORY)Where stories live. Discover now