Chapter 1

124 44 11
                                    

Seoul, Korea Selatan.

Keramaian di Bandara Incheon, Seoul, Korea Selatan adalah hal biasa karena bandara udara itu terbesar di Korea Selatan dan merupakan salah satu yang terbesar di Asia. Banyak pelancong diberbagai penjuru dunia yang berdatangan hanya ingin menikmati indahnya kota Seoul atau mencari pekerjaan disana, atau bisa saja bertemu keluarga yang telah lama ditinggal jauh di negeri seberang.

Seperti halnya dengan seorang wanita bernama Lee Jungmin dan anak kesayangannya yang berjalan berdampingan dengannya, Lee Hongbin. Tujuannya kembali ke Korea tak lain adalah untuk sang Appa tercintanya yang merasa kesepian didalam rumah mewah bak istana.

Jungmi melihat segerombolan orang yang membawa papan nama, ia mencoba melihat apa ada yang menulis namanya.

Tiba-tiba hongbin menarik mantel yang ia pakai, mau tak mau ia harus berjongkok menyamakan tinggi putranya itu.

"Ada apa sayang? Kamu lapar?. " Tanya jungmi dengan mengelus kepala putranya itu.

Putranya itu menunjuk ke arah ahjussi tua berpakaian sopir. Ahjussi itu membawa papan nama bertuliskan

Lee Jungmi dan Lee Hongbin cucu kesayangan Harabeoji

"Eomma, ahjussi itu sepertinya mengenal harabeoji?. " Tanya sang putra.

Jungmi pun melihat, yang ditunjukkan oleh sang putra. Jungmi tersenyum melihat ahjussi itu membawa papan nama.

Ia pun menarik tangan sang putra, untuk mengikutimengikuti langkahnya.

Sesampainya di depan ahjussi itu, jungmi melepaskan kacamata hitamnya itu. Jungmi tersenyum hangat ke ahjussi itu.

"Pak kim, annyeonghaseyo. " Sapa jungmi dengan membungkuk.

Pak kim hanya tersenyum dan juga membungkuk, hongbin bingung melihat eommanya tampak bahagia ketemu ahjussi itu dan juga memberi salam ke ahjussi itu.

"Eomma, siapa ahjussi itu?. " Tanya hongbin.

Jungmi melihat ke arah anaknya. Ia tersenyum dan mengelus kepala anaknya.

"Ini pak kim, sopir harabeoji dari eomma kecil sampai sekarang. " Ujar jungmi.

Hongbin hanya mengangguk, tanda ia paham apa yang dikatakan eommanya itu.

Jungmi pun beralih ke arah pak kim, pak kim melihat ke arah anaknya dengan tatapan bingung. Ia tersenyum melihat ekspresi pak kim.

"Dia anak angkatku pak kim, selama aku di jeju ia yang selalu menemaniku. " Kata jungmi.

Pak kim tersadar lamunannya, ia segera membungkuk untuk meminta maaf atas Kelancangannya.

"Maaf nona, saya tidak bermaksud untuk ikut camp-. " Potong pak kim Karena jungmi memberi isyarat untuk diam.

"Pak kim maaf anakku kelihatannya kecapekan. Bisakah kita pulang. " Ujar jungmi.

"Aa... Ne nona mari kita ke mobil, kopernya saya bawa nona, saya taruh ke bagasi. " Ujar pak kim dan membawa koper jungmi dan hongbin.

Jungmi pun membangunkan anaknya, ia bersyukur anaknya itu menurut. Setelah sampai di mobil, hongbin masuk dulu dan diikuti jungmi.

Jungmi menepuk pahanya agar anaknya bisa melanjutkan tidurnya dan benar saja, hongbin pun langsung tidur di pangkuan jungmi.

***

Diwaktu yang sama, beda tempat.  Mansion mewah terdengar suara anak kecil yang menangis. Semua orang disana capek bagaimana cara agar anak Tuannya itu diam.

Ceklek

Terdengar suara pintu terbuka, menampilkan sosok pria tampan dan dingin itu. Ia terlihat sangat lelah karena masalah kantornya. Ia tidak sadar bahwa putri kecilnya bergelayut di kakinya.

Mau tak mau, ia menengok ke bawah melihat putri kesayangannya itu. Ia tak senyum dan tak pernah menggendong putri kesayangannya itu. Ia hanya menatap tajam pelayannya agar membawa anaknya pergi.

"Appa, appa. " Tangis anak perempuan. Pria itu tak menghiraukan putrinya itu. Ia beranjak dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Ada apa ini?. " Tanya wanita tua, dari arah pintu masuk yang juga di lewati Tuannya itu.

Anak kecil itu berlari menghampiri wanita tua itu. Wanita tua itu menangkap anak kecil itu dan menggendongnya.

"Appa jahat halmeoni, appa nggak tayang ama tubin agi. " Ucap anak kecil itu.

"Sayang, bukannya appamu itu bukan nggak sayang, appamu hanya lelah karena bekerja di kantor. " Jelas wanita itu.

"Tintta?halmeoni tidak bohong,tebelnya mingyu appa tayang tubin. " Tanya anak kecil itu atau subin.

Ya, dia putri dari kim Mingyu. Dan wanita tua itu eomma Kim Mingyu.

Eomma Mingyu hanya tersenyum dan mengangguk.

"Yeee... Appa tidak malah lagi ama tubin. " Sorak subin.

"Nah, sekarang subin main ya sama bibi park. " Ucap Eomma mingyu.

Subin hanya mengangguk, ia pun turun dari gendongan halmeoninya dan pergi ke bibi park.

Setelah kepergian cucunya itu, ia pun pergi menghampiri anaknya itu. Sesampainya dikamar sangat anak, ia pun membuka pintu anaknya itu.

Ia melihat anaknya tengah tertidur, ia tau anaknya itu belum tidur. Ia pun menghampiri anaknya itu.

Ia mengelus kepala mingyu, ia menghapus keringat yang memenuhi wajah sangat anak.

"Mingyu, eomma tau kamu pasti kecewa, karena Kim Bora meninggal setelah melahirkan subin. " Ujar Eomma mingyu.

Mingyu pun membuka mata, ia pun melihat ke arah eommanya itu. Ia pun memeluk eommanya. Eomma Mingyu mengelus punggung putra satu-satunya.

"Eomma, aku nggak bisa menerima dia. Ia yang telah melenyapkan Bora. Aku tak bisa menerimanya eomma. " Tangis mingyu.

"Ssstt.... Bukan sobin yang melenyapkan tapi itu takdir Tuhan mingyu. Kamu harus menerima kenyataan bahwa bora bukan pendamping kamu selamanya. " Ujar Eomma mingyu.

Tingtong *tingtong

"Sepertinya kita kedatangan tamu, sudah kamu mandi dan temui tamu itu. " Ucap eomma mingyu.

Nyonya Kim atau eomma mingyu turun dan melihat tamu tersebut. Nyonya Kim terkejut.....

"Kamu.............. "

=================================

Wahh siapa ya kira-kira yang membuat eomma mingyu terkejut

A. Teman-teman mingyu
B.  Bibi park
C.  Polisi
D.  Lee Jungmi

Wkwkwk penasaran, tunggu aja ya.
Happy reading!! 😇😇

𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤𝐬 || 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐲𝐮 𝐒𝐞𝐯𝐞𝐧𝐭𝐞𝐞𝐧 (𝐒𝐥𝐨𝐰 𝐔𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞)Where stories live. Discover now