Ch-8 Ke Aula

2.5K 144 10
                                    

' nona sudah dewasa, andai ibu Ratu masih hidup.. pasti dia akan bangga sekali' batin DongLing terharu bahkan meneteskan air matanya


.

.

.

Masih di hari yang sama, Stukiya yang sedang sendiri di kamarnya mencoba konsentrasi untuk memahami Beast Jade dengan kekuatan pikiran, dengan bersila bersemedi dan mulai memusatkan titik fokus nya.

Dan mulailah munculah aura biru berkekuatan dahsyat berwarna biru yang serupa asap berkabut. Namun seberapa besar dan banyak fokus Stukiya untuk memahami, entah kenapa selalu terasa seperti ada dinding besar yang menahannya.

Seperti kekuatan besar yang bergejolak seperti ribuan hewan buas yang bergemuruh yang kalau sampai kekuatannya lepas maka tidak bisa di hentikan.

Saat Stukiya masih bergelut dengan pikiran tentang beast Jade tersebut, tak lama ada ketukan pintu dan terbukalah pintu dan menampakkan seorang gadis berambut pink tua.

"Nona! Yang mulia memanggil seluruh anggota keluarga di aula!"

Tsukiya yang tidak memperediksi kejadian tersebut (#kaget) langsung menyimpan beast Jade nya di kantungnya.

"Terjadi hal apa?" Tanya Stukiya singkat menutupi ke kaget an nya

"Tidak tahu, para pelayan kediaman Ratu tidak memberi tahu dan berbicara sama sekali, jadi saya tidak tahu" jawab DongLing, pelayan setia Tsukiya sambil mempout kan bibir nya.

"Ayo kita pergi dan lihat" putus Stukiya langsung bangkit dari ranjang tempat ia bersila tadi dan segera memakai jubah biru nya untuk segera pergi ke aula.

'aku juga ingin melihat orang orang yang membuat Stukiya mati' batin Stukiya serius yang terdengar dingin dan kejam.

Namun, saat di perjalanan Stukiya baru tahu kalau kediaman Ratu sangat besar dan megah. Namun terdengar suara ricuh nan heboh dari arah sisi jalan Stukiya ke aula. Seperti banyak orang yang mengobrolkan sebuah gosip

"Benarkah? Arctic Myvern sungguh muncul? Siapa yang cukup kuat untuk menundukkan Myvern itu!?"

"Dia memiliki rambut merah darah namun menyala seperti api! Sungguh menundukkan Arctic Myvern,Salah satu dari pusaka dari lima hewan pusaka!!"

"Dia hebat sekali!! Dan dia memutuskan untuk tinggal di Nanyi! dan ternyata lagi dia adalah teman tuan muda!"

" Tentu saja! Bahkan tuan muda mengundang menginap si sini namun sayang dia menolak"

"Tuan muda sungguh hebat sekali!! Kami akan terus mengikuti tuan muda!"  Seru prajurit ataupun penjaga istana kediaman yang sedang mengagumi bin memuji tuan muda mereka, yaitu kakak tiri Stukiya yang tadi.


Heleh nge-fly dah tu —_– -author

'berteman dengan ku? Masih hidup sampe sekarang juga udah beruntung!' batin Stukiya kesal, menatap kumpulan prajurit itu.

Ya, para prajurit di kediaman itu memuji dan mengidolakan sosok kakak tiri Stukiya itu, Xiao ZhongQi.

"Lihat , ada orang tidak berguna datang!" Kata seorang prajurit mengejek

"Tentu saja dia datang ,hari besar seperti ini" bisik ZhongQi pada prajurit tadi.

"Adik ketiga, bukannya kamu sakit? Lebih baik jangan pergi daripada mati karena kesal" kata ZhongQi prihatin tapi lebih ke mengejek.

"Tukang mempermalukan keluarga Xiao, ternyata sekarang masih berani untuk bertemu yang mulia" sambung yang lain mengejek.

"Lebih baik mati daripada hidup sepeti ini"

"DIAM!" Seru DongLing membela Stukiya agar mereka berhenti melontar kan cacian hanya untuk mencemooh Stukiya terus menerus.

"Hey, berani sekali berteriak pada tuan muda, sudah bosan hidup ya!" Kata seorang prajurit sambil menggulung lengan nya menantang.

"Berhenti! Tidak perlu memukul wanita ini hari ini.." ucapan ZhongQi membuat prajurit tadi berhenti menolehkan kepala nya ke tuan mudanya itu dengan tatapan bingung

"Kalau nanti adik ketiga mati karena kesal, siapa yang mengurus mayat nya?" Lanjut nya menghina yang membuat semua prajurit disitu tertawa terbahak-bahak.

Namun Stukiya hanya memutar balik tubuhnya yang diikuti oleh pelayan setia nya, DongLing.

"Nona.. kata kata tuan muda tadi.." ucapan DongLing lirih takut melukai perasaan nona nya.

"Apa aku semudah itu di provokasi?" Namun Stukiya mengatakan dengan dingin tanpa rasa apapun.

Dan sampailah mereka ke depan pintu aula yang di beri karpet merah panjang yang di samping kanan kiri nya di jaga prajurit gagah.

Dan nampak lah seonggok ah seseorang pria gendut paruh baya, yang Stukiya tebak dia adalah sangat seperti orang cina mata sipit, pakaian nya, ah ini kan di China jaman dulu ya dan baru ia tahu kalau itu adalah penasihat  Zhou.

"Lama sekali? Apa kalian ingin yang mulia menunggu?" Kata nya kesal dan mendorong mereka berdua masuk ke dalam ruangan.

Whoa kasar nya :)

Untung nya harus melewati lorong dahulu baru masuk ke ruangan nya kalau saat didorong langsung ke ruangan nya bisa malu dah.

.

.

.

.

🍃🌌

Setelah dia menyadari betapa luas nya ruangan yang berisi orang orang penting keluarga kerajaan.

Dan ia me-notis beberapa orang penting, seperti orang gendut yang duduk di samping ayah nya ternyata adalah tamu hari itu. Bahkan sampai semua anggota keluarga kerajaan nya hadir disitu.  Dan beberapa pria muda, yang Stukiya rasa mereka datang bersama si gendut.


Ada apa sebenarnya ini?


TBC

Hei gaes awokawokawok

Voment dung

Kalo g vote aja hehe 🌝

-ᕈhoenıx goes to αgαınst the ɯorld-Where stories live. Discover now