11 - Finally

1.5K 142 4
                                    

Hari berganti hari, bulan terganti bulan, dan tahun berganti tahun. Kini Changmin sudah memasuki masa kuliah dan bersekolah di universitas terbaik di sana.

Kabar keluarganya ya? Kakak perempuannya kini melanjutkan kerjanya di luar negeri. Sedangkan ibunya, siapa sangka ia akan di rawat di rumah sakit jiwa setelah ketahuan melakukan kekerasan terhadap anaknya sendiri. Changmin juga masih sering menjenguknya.

Sekarang mari kita bahas kehidupannya setelah kuliah. Seperti yang kalian tahu, Chanhee pindah kerena urusan pekerjaan Sangyeon. Meski jarang berkomunikasi, mereka sekali kali saling berkirim pesan walau tidak sering. Changmin juga di sibukkan dengan tugas-tugas kuliah DKV-nya.

Hari ini hari minggu. Meski tugas menumpuk, ia lebih memilih meninggalkannya sejenak dan bersantai di rumah. Hidup seperti inilah yang ia inginkan dari dulu. Hidup normal tanpa konflik sedikit pun.

Di tengah keasyikannya mendengarkan lagu, tiba-tiba handphone-nya berdering. Itu juga yang membuat lagu yang sedang ia dengarkan berhenti.

Betapa terkejut dan senangnya Changmin melihat siapa yang menelponnya. Tanpa pikir panjang ia menekan tombol hijau di layarkan dan menjawab telpon itu.

"Halo?" Changmin berkata lirih

Halo, Changmin-ah. Bisa kita bertemu hari ini?

"Tentu, aku sedang tidak sibuk sekarang."

Temui aku di kafe biasanya ya? Aku menunggumu

Orang tersebut mematikan telpon terlebih dahulu yang membuat Changmin juga terkejut. Tapi ia tidak memikirkan hal itu. Dia segera membuka lemari, mencari pakaian terbaik yang dia miliki.

------

Ia membuka pintu perlahan. Membuat lonceng kecil yang menggantung diatas pintu berbunyi. Kafe terlihat sepi tidak seperti biasanya. Padahal hari ini hari minggu.

Changmin segera mencari tempat duduk dan menunggu Younghoon. Tak lama seorang pelayan mendatangi mejanya. Memberikan sebuah buku berisi daftar makanan dan minuman di tempat itu.

Setelah memesan ia ingat untuk bertanya pada si pelayan.

"Eum.. Kenapa kafe ini sepi? Padahal ini hari minggu." tanyanya dengan sedikit kegugupan. Pelayan yang baru selangkah berjalan berbalik menatap pria yang bertanya itu.

"Ah, tempat ini sudah di pesan." jelas pelayan tersebut. Changmin sedikit terkejut.

"Di pesan? Apa aku datang di waktu yang salah? Temanku yang mengundangku ke sini."

"Tidak, anda datang tepat pada waktunya."

Pelayan itu segera pergi dari meja Changmin. Masih terngiang di kepalanya. Kalau ini sudah di pesan bagaimana bisa pelayan itu tidak menyuruhnya keluar? Tapi, siapa yang memesan seisi kafe?

Eh?

Di tengah lamunannya, ia baru sadar bahwa pencahayaan di sana menjadi agak redup. Beberapa lampu mati. Hanya tersisa lampu diatas meja tempat ia duduk dan.. panggung?

Perhatiannya teralihkan oleh sebuah  panggung kecil yang tak pernah ia lihat. Padahal ia sering pergi ke sana. Seseorang duduk diatas panggung menggunakan sebuah kursi dengan membawa sebuah gitar.

Ia menatap serius pria itu. Changmin seperti pernah melihatnya. Tapi dimana?

Pria itu mulai memetik gitarnya. Beberapa instrumen di belakangnya juga ikut bermain.

neoreul mannan.. geu ihuro..
sasohan byeonhwadeure haengbokhaejyeo..
( Setelah aku berjumpa denganmu, dengan alasan itu.
Aku bahagia dengan perubahan kecil yang ada)

Suara yang sepertinya Changmin kenal keluar dari mulut pria tersebut. Lantunan lagu yang ia sukai menenggelamkannya dalam suasana.

nuni busige.. bit naneun achim..
neoreul tteoollimyeo nun tteuneun haru
( Di pagi yang mempesona
Aku membuka mataku sambil memikirkanmu )

Pria tersebut sedikit menaikkan topinya dan menegakkan kepalanya. Itu yang membuat Changmin terkejut. Sekarang ia tengah membendung air mata.

siktak wie.. maju anja..
neoui haruneun eottaessneunji mutgeona
( Aku duduk berhadap denganmu di meja
Aku bertanya tentang harimu )

naui harudo sseok gwaenchanhasseo..
useumyeo daedaphae jugo sipeo..
( Bahkan hariku itu terasa cukup bagus
Aku ingin menjawabnya dengan senyuman )

"Younghoon-ah.. " ia sedikit berbisik namun sepertinya dapat di dengar. Younghoon tersenyum kecil ke arah Changmin

byeolgeot anin ire mami tonghal ttaemyeon..
iksukhaejin seoroga nollawosseo..
( Saat kita saling memahami hal-hal kecil
Aku terkejut dengan kenyataan bahwa kita sudah saling terbiasa )

neol saranghae..
( Aku mencintaimu.. )

Kali ini Younghoon pergi mendekat ke Changmin. Yang di dekati hanya terdiam. Tubuhnya kaku, seakan beku oleh sesuatu.

Younghoon berdiri tepat di depan Changmin. Kini tak ada jarak antara mereka berdua. Jantung Changmin seakan mau meledak, itu berdetak terlalu cepat.

"Changmin-ah, will you be mine?."

Changmin tersenyum. Kini air mata menetes dari matanya. Perasaan terharu tengah menguasai dirinya. Ia menjawab pertanyaan itu dengan satu kata yang membuat Younghoon tersenyum.

"Yes"


.
.
.
.
.
.
.








END

36,5° | bbangkyu Where stories live. Discover now