12

4.1K 371 10
                                    

Udara kota London terasa semakin dingin di akhir Januari. Aku melapisi pakaianku dengan mantel panjang berbahan tebal lengkap dengan syal rajut berwarna merah muda yang melingkar di leherku. Aku berdiri di halaman rumah, menunggu seorang pemuda yang selama satu bulan ini mengisi hari-hariku. Connor Fletcher namanya, dia memutuskan untuk menetap di London agar ia bisa mengenalku lebih jauh.

Hari ini Connor mengajakku untuk menghabiskan hari minggu bersama dengan mengelilingi kotaa London. Aku sudah siap dengan sepatu boots-ku dan tidak sabar rasanya menunggu Connor datang menjemputku.

"Siapa yang sedang kau tunggu, sayang?" itu adalah ayahku yang baru saja keluar dari rumah untuk menyiram tanamannya.

Dengan penuh rasa percaya diri aku menjawab pertanyaan itu, "Pacarku, Dad"

Dad tampak terkejut, "Oh, kau sudah punya pacar sekarang?"

Ya, aku sudah menduga Dad akan terkejut mengingat aku tidak pernah menjalin hubungan ataupun sekedar dekat dengan pria mana pun sebelumnya. Aku adalah gadis yang cupu, tidak ada seorang pun pria yang tertarik kepadaku. Mungkin beberapa, tapi aku yakin mereka hanya ingin bernain-main saja jadi aku tidak pernah menggubris mereka. Ketika aku duduk di bangku universitas, jurusan perhotelan yang aku pilih membuatku mulai belajar untuk merias diri. Aku pergi ke salon dan menata rambutku, melakukan diet ketat, dan mencukur habis bulu-bulu halus di tubuhku.

Perubahanku yang drastis membuat orang-orang disekitarku cukup terkejut, terutama kedua orang tuaku. Ada beberapa pemuda yang bersungguh-sungguh ingin mengenalku tapi waktunya tidaklah tepat, pada saat itu aku fokus pada pendidikanku dan setelah aku lulus, aku menjadi lebih acuh lagi pada hubungan asmara yang menurutku hanya membuang-buang waktu.

Namun, ketika aku bertemu dengan Connor Fletcher mendadak sesuatu di dalam diriku membujukku dengan sangat keras agar aku membuka hati untuk pria itu. Dia pria yang sopan meski terkadang bisa menjadi sangat menjengkelkan. Dia menyenangkan dan sikapnya lembut penuh perhatian. Yang paling aku sukai tentang dirinya adalah dia bukan tipe pria yang suka berbasa-basi seperti yang sering aku temui, sehingga aku tahu dengan jelas apa yang iap inginkan dariku dan hubungan ini.

Connor tiba di depan rumahku dengan mobil barunya—bukan benar-benar baru, itu adalah mobil bekas yang ia beli dari salah satu kenalannya yang tinggal di London. Dia memarkirkan mobil itu di halaman rumah, aku segera menghampirinya begitu dia keluar dari mobilnya.

"Hai" sapaku, riang. Dia tersenyum lalu mengecup pipiku, aku tahu sebenarnya kecupan itu akan jatuh pada bibirku jika saja Dad tidak sedang menyiram tanaman sambil memperhatikan kami diam-diam.

"Ayo, biar kuperkanalkan kepada ayahku" seruku, sambil menarik tangannya.

Aku membawa Connor menghampiri Dad yang menatuh selangnya di bawah begitu ia menyadari kami datang kepadanya.

"Dad, dia adalah pacarku, Connor Fletcher. Dan Connor, dia adalah ayahku yang tercinta" ucapku memperkenalkan mereka berdua.

Connor mengulurkan tangannya yang disambut dengan baik oleh ayahku, "Senang bertemu dengan Anda, Mr Perkins" sapa Connor.

"Senang bertemu denganmu juga, kalian akan pergi?"

"Ya, aku akan mengajak Cherry menghabiskan hari liburnya di London Eye jika Anda mengizinkan"

Oh, Connor adalah pemuda yang manis bukan?

"Tentu saja, putriku butuh bersenang-senang karena selama ini dia hanya menghabiskan weekend di kamarnya" gurau Dad, meledekku.

Aku menggerutu sementara kedua pria itu menertawaiku. Connor dan aku pada akhirnya pergi setelah Connor menitipkan salam kepada ibuku yang kebetulan sedang tidak berada di rumah. Kami menghabiskan hari minggu kami sebagai sepasang kekasih. Well, aku tidak dapat memastikan apakah kami sudah resmi menjadi sepasang kekasih sekarang?

His Dirty Little Cherry (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang