7

4.5K 389 5
                                    


Aku tidak pernah pergi ke Manchester sebelumnya, dan harus kuakui Manchester adalah kota yang indah. Udaranya sejuk dan hangat di sore hari, jalanannya tidak seramai London, dan meskipun aku baru saja menginjak kota ini dapat kukatakan Manchester terasa seperti rumah.

Namun sayang, bukannya membawaku berkeliling Connor justru menyiapkan kencan mewah untuk kami berdua. Dia membawaku ke sebuah restoran bintang lima yang menyajikan makanan-makanan porsi sedikit dengan harga yang selangit. Restoran itu berada di pinggir sungai Mersey yang indah, dan Connor juga membawa anak buahnya untuk mengawasi kami dari meja yang berbeda. Ya, ini bukan kencan, ini seperti acara makan malam formal yang menegangkan.

"Apa yang ingin kamu pesan, Cherry?"

Aku membaca buku menu dan tidak tahu apa yang harus aku makan. Meskipun dulu aku bekerja di hotel, tapi aku tidak pernah tertarik untuk mencoba makanan mewah sebelumnya, jadi aku merasa asing dengan berbagai jenis makanan yang tertulis pada buku menu mereka.

Menutup buku menu itu dengan frutrasi aku berkata, "Aku pesan apa yang kamu pesan"

Connor tersenyum kepadaku dan coba tebak apa yang dia lakukan, dia memesan makanan yang berbeda untukku. Oh terserah saja, aku hanya berharap makanan itu dapat aku telan dan membuat perutnya kenyang.

Setelah pelayan itu pergi, pelayan yang lain datang untuk menuangkan wine ke dalam gelas kami. Connor memberikan tips kepadanya lalu setelah pelayan itu meninggalkan meja kami ia tanpa ragu mengenggam tanganku yang berada di atas meja sambil bersenandung melihat band yang sedang bermain di atas panggung dengan membawakan lagu lama berjudul perhaps.

So if you really love me, say yes
But if you don't dear, confess
And please don't tell me
Perhaps, perhaps, perhaps....

Aku mencoba mengalihkan perhatianku dari penampilan mereka saat aku menyadari kalau lagu itu sangat cocok dengan keadaan kami saat ini. Ditambah lagi sentuhan ringan Connor pada punggung tanganku mampu membuatku merasa gugup. Dia bertingkah seakan kami adalah pasangan yang harmonis dan romantis. Oh Tuhan, apakah aku harus menghadap semua ini tiga bulan lamanya?

"Bagaimana kabar ibu dan ayahmu?" tanyanya.

Mereka membencimu, sangat membencimu.

"Baik" jawabku, singkat.

"Apakah mereka tahu kalau kamu sempat mengandung?"

Dengan leherku yang kaku aku mengangguk, "Yeah"

Connor tersenyum masam, "Mereka pasti sangat membenciku sekarang, well aku pantas menerimanya bukan?"

Mataku ikut memandang ke arah band yang masih bermain tapi aku tidak benar-benar mendengarkan mereka, aku tenggelam memikirkan apa yang akan terjadi kepada kami berdua seandainya saja Connor tidak pergi? Apakah kami telah menikah sekarang dan membesarkan bayi kami?

Oh, aku sudah mulai gila!

Saat Connor membahas tentang kedua orang tuaku membuat aku teringat kalau aku harus menghubungi mereka. Ya, aku tetap akan membiarkan mereka tahu kalau aku kabur seperti yang telah kutuliskan pada suratku. Tapi setidaknya aku perlu menghubungi mereka agar mereka tidak mencemaskan keadaanku.

"Connor" Connor menaruh perhatiannya kepadaku saat aku memanggilnya, "Ya?"

"Saat orang-orangmu menculikku, aku membawa satu koper berisi ponsel dan barang-barang pentingku, bisakah aku mendapatkan koper itu kembali?" tanyaku.

His Dirty Little Cherry (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang