CDP~PART 7

1.7K 227 27
                                    


story by Wiwit Gomez

Alghazali pov

Aku membanting pintu kamarku dengan kasar. Menguncinya untuk berjaga-jaga agar tidak ada satu orangpun yang masuk. Aku hanya ingin sendiri saat ini. Apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu membuatku membenci diriku sendiri. Aku bodoh. Aku memang brengsek. Entah apa yang sudah ku lakukan pada Yuki, aku bahkan tidak,mengerti jalan pikiranku sendiri. Aku mencintai Yuki, tentu saja. Tapi aku juga,menyayangi Fiola.

''Al. Buka pintunya!Dad mau bicara!" teriak Dad dari luar. berjalan kepintu aku mengabaikannya,alih-alih bersandar lalu memerosotkan tubuhku ke lantai. Aku tau apa yang akan Dad bicarakan--tepatnya dia akan marah--denganku. Mendapati tatapan mengintimidasi dari kedua orangtuaku sendiri selama makan malam membuat perutku mual ingin muntah. Aku benar-benar terlihat seperti penjahat hati saat ini.Astaga...

Ponsel di genggamanku berdering. Nama Aliando tertera disana. Sebelum mengangkatnya, aku menempelkan telingaku ke pintu dan sudah tidak merasakan lagi keberadaan Dad disana.Menarik nafas aku menekan tombol terima pada ponselku. Aku tahu, Aliando dankekasihnya keluar dari ruang makan untuk mengikuti Yuki. Mereka menyukai Yukisama seperti Dad dan Mami ku. Bahkan sepertinya orangtuaku lebih menyayangiYuki ketimbang putranya sendiri.

''Ya..'' jawabku lirih.Pasti sepupuku ini akan memaki-maki perbuatan tolol ku tadi. Namun dugaanku salah. Apa yang di katakannya dengan suara berat itu mampu membuat jantungkujatuh dari tempatnya.

''Yuki kecelakaan.''

Ak-aku.. aku merasa duniaku sudah hancur saat ini. Ponselku sudah jatuh ke lantai, kedua lutut kulemas, kakiku lunglai dan tubuhku tak berdaya. Apa ini? apa yang baru sajaterjadi? kenapa, kenapa rasanya Tuhan tidak adil? seharusya aku yang di hukumbukan Yuki. Bukan gadisku yang tidak bersalah. Seharusnya aku yang kecelakaan kalau perlu ambil saja nyawaku sekarang. Melarikan jari-jariku kerambut,aku menjambaknya dengan kuat dan berteriak sekencang yang ku bisa. Aku berdiri,menjedotkan kepalaku dua kali ke tembok sebelum beranjak keluar kamar. Tidakpeduli dengan keadaanku yang sudah berantakan ini. Bahkan hidupku pun sudah berantakan.

Aku mengabaikan Dad dan Mam yang berteriak menyerukan memanggilku saat aku tiba di lantai bawah. Akuberlari kecil keluar dari rumah, masuk tergesa kedalam mobil. Ku injak gas dalam-dalam hingga mobil yang ku kendarai seperti terbang. Aku tidak peduli lagi dengan nyawaku. Sudah ku bilang, jika Tuhan mengambil nyawaku sekarang pun aku tidak apa-apa.

.......

Tujuh menit kemudian aku sampai di ruma sakit tempat Yuki di rawat. Aliando yang memberitahuku lewat telefon tadi. Aku menyusuri koridor dengan air mata yang sudah deras mengalir.Dan berani bersumpah, koridor ini adalah koridor terpanjang yang pernah kulewati. Ya Tuhan, aku mohon selamatkan dia. Selamatkan Yukiku Tuhan.Aku mohon....Aku mencintainya lebih dari yang dia tahu. Beri aku kesempatan untuk menyatakan sebesar apa aku membutuhkannya dalam hidupku. Aku menemukan Aliando duduk seorang diri di depan ruang rawat nomor 24. Dia menoleh dan berdiri ketika melihat kedatanganku.

''Al--''

''Dimana? dimanaDia?" aku bertanya gusar. Aliando menunjuk pintu jendela di sampingku dan seketika air mataku kembali mengalir deras. Aku berjalan lunglai mendekati jendela kaca berukuran kecil, namun masih bisa ku lihat dengan jelas bagaimana keadaan kekasihku disana. Dia sedang tertidur diatas bangkar. Yah, dia hanya tertidur dan aku yakin sebentar lagi dia akan bangun. Yukiku akan bangun.

''Dokter bilang tidak ada yang serius sama lukanya. Dia hanya mengalami sedikit benturan di kepala dan beberapa luka di tangan. Kebetulan gue lewat di jalan itu pas Yuki kecelakaan.'' jelas Aliando yang tidak ku perhatikan. Pandnaganku masih fokus ke dalam, melihat gadisku yang tertidur pulas dengan perban melingkar di kepalanya juga selang infus di tangannya.

CINTA dan PERBEDAAN (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang