"Ne, tu- ah maksud saya Jaehyun", Taeyong menaruh Jeno di atas kursi khusus balita dan bersiap untuk menyiapkan makanan si kecil. Namun, Jaehyun menahannya dan memintanya untuk duduk di meja makan karena Jaehyun sudah membuatkan bubur untuk Jeno.

Selang beberapa menit kemudian, Jaehyun telah selesai dengan masakannya dan menyajikannya di atas meja. Dia meminta Taeyong untuk sarapan sekalian sambil menyuapi Jeno yang terlihat kalem pagi ini.

"Hmm-", Jaehyun berdeham membuat atensi Taeyong teralihkan padanya. Hingga ketika Taeyong ingin bertanya, Jaehyun lebih dulu menjawabnya.

"Ada ap-"

"-aku minta maaf atas pertanyaan lancangku waktu itu. Aku tidak bermak-"

"Saya mengerti-"

"-mengerti apa?"

"-saya tahu mungkin anda bertanya seperti itu karena hal itu berkaitan dengan bagaimana cara saya mengurus Jeno, bukan?", Taeyong tersenyum tipis. Ya, dia mengerti hal itu. Dia tidak akan marah tentang pertanyaan Jaehyun saat itu. Karena dia tidak pernah berharap banyak.

"-bukan"

"Lalu?", Taeyong menatap Jaehyun heran sampai kemudian Jaehyun menjelaskan maksud dari pertanyaan lancangnya hingga membuat Taeyong membelalakkan matanya sedikit.

"Aku hanya penasaran, karena mendengar cerita nuna", Jaehyun menundukkan kepalanya sedikit merasa malu. Terdengar sekali seperti dia sedang tertarik terhadap pria di hadapannya itu.

Taeyong tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan rona merah dipipinya. "Kenapa anda penasaran?"

Skakmat!

Jaehyun tak bisa berkata-kata, tidak mungkinkan dia berkata jika dia tertarik pada Taeyong semenjak pandangan pertama. Dia tidak sanggup jika nanti Taeyong terganggu atau setidaknya berubah sikap karena menganggap Jaehyun sedikit aneh. Tapi, meskipun begitu Jaehyun tahu jika Taeyong sama sepertinya.

.

.

.

Hari ini, Jaehyun merindukan Jeno untuk bermain di kantornya. Jadi ia meminta Taeyong untuk membawa Jeno ke kantornya dan menemaninya hingga jam kerjanya selesai. How sweet!

Tok  tok!

Jaehyun mengernyitkan keningnya, ia pikir baru saja mendapat pesan jika Taeyong baru akan berangkat bersama Jeno. Tidak mungkinkan mereka langsung tiba hanya dalam lima menit.

Tanpa ijinnya, pintu itu langsung terbuka dan menampilkan wajah Nayeon yang tengah tersenyum padanya. Jaehyun ingat jika Naeyon adalah teman Mina selain Tzuyu, namun seingatnya lagi Mina sempat tidak menyukai Nayeon dengan suatu alasan yang tidak Jaehyun ketahui.

"Hi Jaehyun-ssi-"

"IM NAYEON!!!!!!-", Naeyon sontak saja langsung menoleh ke belakangnya dan di san Jaehyun juga menoleh dengan raut terkejut. Ada Tzuyu disana sedang menatap marah Nayeon dan memandang Jaehyun sedikit menyesal.

Tzuyu adalah sahabat baik Mina dan dia selalu membantu mina bagaimanapun caranya. Begitulah yang dia ketahui.

"KU BILANG JANGAN LANCANG!", Tzuyu berteriak lagi. Mendelik marah kearah Nayeon yang terlihat tersenyum sinis.

"Aku hanya ingin bertemu suami mendiang sahabatku, memangnya ada yang salah?", Nayeon mengalihkan atensinya kepada Jaehyun dan tersenyum tipis.

"Maaf Jaehyun-ssi, Tzuyu memang sensitif akhir-akhir ini setelah Mina meninggal"

"Ah- itu, Tzuyu bagaimana kabarmu?", Jaehyun menyapa Tzuyu dengan senyumannya dan langsung menanyakan kabarnya tanpa tahu jika seorang Nayeon telah mendelik marah kepada Tzuyu yang hanya menanggapinya acuh.

"Aku baik-baik saja, bagaimana dengan anda Jaehyun sajangnim", Tzuyu sedikit tersenyum dan menatap sinis ke arah Nayeon.

"Ah- baik juga, jadi kau yang sekarang menjadi asisten Yuta?", tanya Jaehyun tanpa menyadari jika wajah Nayeon semakin datar. Tzuyu memang sengaja membuat Jaehyun mengabaikan Nayeon.

Dia tahu jika Nayeon itu seseorang yang tidak pernah disukai Mina. Karena Nayeon yang hampir mencelakakan Mina saat Mina tengah mengandung anaknya.

Jaehyun tidak mengetahui hal itu sama sekali, ia hanya tahu jika Nayeon pernah berkata suka terhadap dirinya dan membuat Mina terus menyuruhnya untuk mengabaikan Nayeon.

"Apakah Yuta baik padamu?"

.

.

.

Taeyong memasuki ruangan Jaehyun saat melihat pintu ruangannya sedikit terbuka. Dia sedikit mengintip dan menemukan dua orang wanita saling melempar tatapan kesal satu sama lain. Taeyong jadi merasa tengah berhadapan di antara suatu masalah. Tapi, dia  tidak tahu apa itu.

"Ah kalian sudah datang", Jaehyun mengulas senyum lebar dan menyuruh Taeyong untuk duduk disofa bersama Jeno. Kemudian Tzuyu menanyakan perihal Taeyong dan Jaehyun menjelaskannya dengan cepat. Namun Nayeon justru bersikap diskriminatip terhadap Taeyong dimana Haseul langsung menjawab ucapannya dan Tzuyu langsung menyeretnya sambil meminta maaf tanpa banyak kata.

"Siapa pria cantik ini sajangnim?

"Dia pengasuh Jeno"

"Wah Jeno sangat beruntung", Tzuyu melambaikan tangannya kearah Taeyong yang sedikit salah tingkah karenanya.

"Ah Jaehyun-ssi kenapa pakai repot-repot segala, aku bisa menggantikan Mina kok"

"-Jaehyun tidak perlu dirimu",

.

Yuta memandang bingung kearah ruangan Jaehyun saat melihat Tzuyu dan seorang wanita tidak dikenal berada diruangan itu. Entah apa yang mereka bicarakan sepertinya wanita itu menatap Jaehyun dengan tatapan entahlah. Namun, Tzuyu terlihat sangat kesal.

Dan alangkah terkejutnya lagi saat Yuta menemukan Haseul langsung membuka pintu ruangan Jaehyun dan menutupnya perlahan.

"-Jaehyun tidak perlu dirimu", Haseul langsung menghampiri Jaehyun dan meletakkan file hitam keatas meja kerja adiknya itu.

"Tidakkah anda takut jika pria itu adalah gay? Dia nanti akan menggoda Jaehyun- dia pasti menggunakan cara kotor agar bisa diterima menjadi pengasuh Jeno- kudengar banyak calon pendaftar tapi tidak ada satupun yang diterima-"

"-cukup! Kau itu siapanya Jaehyun sih? Seenaknya saja berbicara", itu bukan suara Tzuyu, bukan juga suara Jaehyun- karena hal itu tidak mungkin. Tapi, itu suara Haseul yang seketika menjadi jengkel karena ucapan Nayeon terhadap Taeyong.

Jujur saja Haseul sekarang menatap Taeyong yang juga menatapnya dan berusaha berkata dirinya baik-baik saja lewat tatapannya.

"Maaf nyonya direktur, mantan teman saya ini sangat lancang- saya undur diri dulu dan akan segera mengusirnya", Tzuyu langsung menarik Nayeon dengan tangannya. Membuat wanita itu mengaduh karena cengkraman tangan Tzuyu yang cukup kuat.

Yuta bahkan terlihat bertanya-tanya pada Tzuyu tentang apa yang terjadi.

.

.

.

.

[To Be Continue]

Colors ✔ [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang