37 - Failed

3.6K 263 15
                                    

Kyungsoo menangis sejadi-jadinya dan IU saat ini hanya mampu menepuk pelan dada suaminya, mencoba menenangkannya.

"Kurang ajar! Cecunguk sialan itu menipuku, dasar wanita ular tidak tahu terima kasih!" Kyungsoo membanting semua barang yang ada diruang tamu dan melampiaskan semuanya. Tangannya sampai berdarah karena memukul kaca.

"Hentikan! Ya Kyung hentikan!" IU mencoba menenangkan namun yang ada dia malah didorong dan tubuh mungilnya membentur tembok.

"Aku bangkrut hiks hiks, perusahaan yang aku bangun bertahun-tahun sampai pergi ke Paris lalu bangkrut begitu saja." Kyungsoo bergetar hebat. Dengan cekatannya IU membawa kepala sang suami bersandar dibahunya, menumpahkan semua rasa sesaknya.

"Ini adalah teguran dari yang kuasa Kyung, kau harus sabar, pasti masa sulit ini akan kita lalui dengan aman." dan IU memegangi pipi Kyungsoo mencoba menenangkannya.

"Aku akan berada disisimu Kyung, sampai kapan pun aku akan setia menemanimu." lantas setelah mendengar kalimat itu Kyungsoo mengeratkan pelukannya, dan kedua pasang suami istri itu menumpahkan air mata dipelukan yang sama.

"Aku yakin orang yang menipumu akan mendapat balasannya, karena karma itu berlaku Kyung, kau hanya harus berusaha keluar dari masalah ini." IU tetap membenamkan kepala Kyungsoo pada pundaknya, bahkan dia juga ikut menangis.

"Kita akan melaluinya bersama, dan semua akan baik-baik saja, percaya padaku Kyung."

****

"Ini gila, wanita itu benar-benar licik." Seokjin terduduk dimeja makan dirumahnya sambil membopong dagunya sendiri.

"Iya kau benar, Kyungsoo sudah hampir mengorbankan semua sahamnya untuk modal usaha Sowon, tapi wanita itu malah menipunya." balas Namjoon lagi.

"Jadi bagaimana keadaan Appa dan Eomma?" Jisoo bertanya dengan wajah khawatirnya.

"Kyungsoo syok berat dan saat ini IU juga mencoba mencari pekerjaan juga untuk membantu perekonomian keduanya." jelas Namjoon dan tentu saja Jisoo tambah khawatir.

"Sebenarnya apa tujuan wanita ular itu?" Seokjin geram sendiri sembari meremas taplak meja.

"Sabar Seokjin, kita belum tahu sebenarnya tabiatnya apa tapi aku akan mencoba mengambil kembali alih saham itu untuk aku berikan pada Kyungsoo lagi." Namjoon mencoba menenangkan Seokjin.

"Aku bersyukur tidak jadi bertunangan atau sampai menikah dengannya dulu, kalau tidak aku yakin dia pasti akan menghambur-hamburkan uangku. Wanita itu benar-benar matre dan mata duitan."

"Kita harus menolong mereka dan membuka tabir buruk Sowon."

****

Seperti apa yang Seokjin katakan pada Jisoo bahwa mereka akan pergi ke pernikahan Rose dan Jimin. Jujur Seokjin merasa iri pada Jimin karena mendapatkan wanita impiannya, wanita yang dia kenal saat mampir ke kedai yang dia kira cafe.

"Wah selamat ya Jimin-ah, kau sekarang benar-benar menikah dengan perempuan impianmu." Puji Seokjin sembari menyalami Jimin dan melirik ke arah Rose.

"Tidak juga, sebenarnya aku juga sudah tertarik pada Jimin Oppa saat pertatap mata dulu waktu mengembalikan kembalian uang padanya, dia laki-laki yang ceroboh." sontak Seokjin tertawa keras, alasan Rose menyukai Jimin bukanlah hartanya melainkan kecerobohannya? Unik sekali cinta itu.

"Kau datang sendiriankah?" tanya Jimin lagi dan Seokjin segera menggeleng.

"Aku datang dengan Jisooku, aku rasa dia sedang makan es krim atau kue mupin di meja sana." Jimin sontak kaget.

"Meja itu meja anak-anak, hei itu dia, kau benar dia sedang makan es krim dan kue kukus. Ah dasar, dia nampak seperti anak-anak." dan Jisoo kelihatannya benar-benar betah bergabung bersama anak-anak balita sembari menyesap es krim yang dia makan. Bahkan ada seorang anak kecil yang memberinya bando kelinci berwarna pink padanya.

The Diary We Meet (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang