PELENHKAP IMAM KU#3

376 23 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

*****


Hari yang selalu di tunggu oleh semua orang akhirnya datang. Hari apa lagi kalo gak hari MINGGU.

Di pagi hari di hari minggu ini Azka memutuskan untuk berlari pagi ke tempat biasanya, tempat yang masih sangat asri dan indah yang berada di kota Jakarta yang terkenal banyak polusinya ini.

Azka berlari di pinggir jalan dan setiap dia libur dari perlatihan ketentaraanya dia selalu memyempatkan diri untuk berlari pagi.

Di rutenya berlari pagi tanpa sengaja Azka terserempet mobil jazz hitam "Auwwww" pekiknya ketika tersungkut di aspal jalang yang hitam dan masih bagus ini.

Pengendara itu memberhentikan mabilnya ketika menyadari bakwa ada yang tak sengaja dia serempet, lelaki itu keluar dari mobil memandang gadis yang masih terduduk di aspal "kamu tidak papa" katanya menanyakan keadaan gadis itu.

"Tidak, saya tidak papa" jawab Azka sambil memegagi kaki dan telapak tanganya yang ternyata dikit berdarah akibat jatuh, kepada lelaki itu.

Lelaki itu melihat keadan sekitar yang ternyata tidak ada orang sama sekali, dia bermaksut ingin minta bantuan agar menolong gadis itu karena dia tau kalau bersentukan dengan yang bukan mahrom itu dosa.

Tapi disekitar sini tidak ada orang sama sekali mengigat hari yang masih sangat pagi, lelaki itu pun menjulutkan lengan bajunya sampai menutupi telapak tanganya dan bermaksud menolong gadis itu.

"Mari saya bantu" lelaki itu menjulurkan tangannya ke hadapan gadis itu.

Azka mengelengkan kepalanya "tidak, tidak usah saya bisa berdiri sendiri, terimakasih" balas Azka dengan sopan karena dia tau akan batasanya, bahwa dia tidak boleh bersentuan denan laki laki lain kecuali dengan babah atau akbarnya.

Azka berdiri "akhhh" pekiknta ketika sudah berdiri.

"Kamu beneran tidak papa" kata lelaki tadi merasa bersalah.

Azka hanya menggelengkan kepalanta sebagai jawaban.

"Baiklah tapi setidaknya luka kamu harus segera di tangani agar tidak infeksi" saran lelaki tadi, "tunggu sebentar" lanjutnya.

Lelaki itu berjalan menuju mobilnya dan mengambil kotak P3K di dalam mibil.

Karena lelaki tadi adalah calon dokter dia selalu membawa perlengkapan itu kemanapun dia pergi.

Lelaki itu kembalien menemui Azka "iki kamu obati luka kamu, di sana ada bangu kita kesana saja" ucap lelaki itu sambil memberikan katak P3K kepada Azka.

Azka menganggukan kepala, merai kotak itu dan berjalan mendauhului lelaki itu kemudia duduk di kursi panjang yang sudah disediakan d sini.

Azka mengobati lukanya itu sendiri "aduh, Astagefirullah hal-azim" katanya merasa kesakitan.

"Perlu saya bantu" tanya lelali itu
"Tidak" dengan cepat Azka menolaknya.

Lelaki itu menganggukan kepalanya. "oh ya nama kamu siapa, nama saya Ariq" tanya lelaki itu kepada Azka, yang ternyata namanya adalah Ariq.

Azka dia cukup lama sampai dia menjawab "Azka" ucapnya singkat, padat, jelas, cuek, datar, dingin, dan sambil menundukan kepalanya.

Ariq mengangukan kepalanya.

Setelah merasa bahwa Azna sudah selesai mengobati lukanya, Ariq bertanya kembali "dimana alamat rumahmu".

"Memang kenapa" tanya Azka kepada Ariq.

"Saya akan mengantar kamu pulang sebagai tanggung jawab saya" balasnya.

"Tidak perlu rumah saya di dekat sini" elak Azka kepada Ariq.

"Tidak papa biyar saya antar, kelihatanya luka kamu setikit serius" paksa Ariq

"Tidak bisa, laki laki dan perempuan yang bukan mahrom bilah ada di dalam tempat yang sama berduaansaja maka akan melimbykan zina" jelas Azka.

Ariq merasa kagum kepada gadis yang berada di sampingnya ini, baru kali ini dia mendapati gadis yang seperti ini tidak seperti gadis yang berada di kampusnya yang selalu mengejar ngejar dia.

"Saya juga tau akan hal itu Azka, jadi kamu bisa duduk di kursi belakang sedangkan saya akan duduk di kirsi kemudi" penjelasan Ariq kepada Azka.

Azka merasa menyerah akan lelaki yang ada di sampingnya uni yang selalu memaksa dia agar mau di antar pulang kerimah.

"Baiklah saya mensetujuinya, dengan syarat yang seperti kamu sampaikan tadi" sampai Azka.

Ariq menganggukan kepala lantar berjalan mendahului Azka menuju mobinya.

Di dalam mobil ganya ada keheningan dan kecangungan sampai akhirnya Ariq mengakgirinya "rumah kamu di mana" tanya Ariq.

"Depan belik kanan, rumah paling ujung sanping kiri itu rumah saya" balas Azka.

"Okk" balasnya singkat dan kembali fokus menhalankan mabil.

Setelah menemu belokan yang di beritahukan oleh Azka tadi dia menemukan gapura yang pertuliskan magaraska ( perumahan tentara).

"Kamu anam tentara" tanyanya Ariq ketika menyadari akan hal itu.

"Iya Ayah saya seorang tentara angkatan darat" jawab Azka.

"Ohh, yang mana tadi rumahnya" Ariq bertanya kembali.

"Sebelah kiri paling ujung" jawab Azka.

Ariq memberhentikan mobilnya tepat di sebuah rumah gedong yang ada di depanya sekarang, persis di rumah yang diberi tau Azka kepadanya.

Melihat ada mobil yang berhenti di depan rumahnya babah Ussman kelyar dari dalam rumah dan menemui Ariq.

"Ada keperluan apa ya nak" tanya babah Ussman kepada Ariq.

Mendengar suara babah babah Azka langaung mwmbuka pintu belakang "babah" panggilnya kepada babah Ussman.

Babah yang menyadari akan keberadaan putrinya didalam mobil orang asing lantas menghapiri sang putri.

"Dek kamu kenapa ada di sini, terus ini siapa" tanya babah kepada azka.

"Maaf om saya tadi tidak sengaja menyermpet anak om sewaktu di jalan tadi" itu bukan Azka yang menjawab tapi Ariq.

"Tidak bah ini salah Azka, Azka kurang hati hati saat berlari tadi jadi keserempet deh" jelas Azka kepada babahnya agar tidak menyalakan Ariq.

"Yasudah tidak papa, sekarang mana yang sakit" tanya babah merasa hawatir.

"Hehee, Kaki setikit" jawab Azka sambil terkekek.

Babah lantaa langsung berjongkok di depan putrinya.

Azka yang paham akan hal itu langsung naik ke punggung babahnya.

"Makasih ya nak, tidak mampirdulu" ucap babah kepada Ariq.

"Tidak om terimakasih saya masih ada pekerjaan" tolak Ariq ramah.

"Yasudah sekali lagi terimakasih ya sudah mengantar putri babah" ucap babah masih sambil megendong Azka

Azka tersenyum kepada Ariq, Ariq yang menyadari itu tersenyu balik saat Azka dan babahnya berjalan membelakanginya menuju rumah.

Ariq kembali memasuki mobil dan menjalan kannya menuju rumahnya kembali.


*****

☆BERSAMBUNG☆
Affan ya kalo ada kesalahan dalam pengetikan.

ASSALAMUALAIKUM.

PELENGKAP IMAM KUWhere stories live. Discover now