#19

2.4K 111 0
                                    

Spesial double up buat kamu yang nunggu cerita ini.

Happy Reading!

____________________________________

      Kali ini Laureen merubah penampilannya. Tidak ada lagi Laureen si nerd. Selain karena sudah terlanjur membongkar identitasnya sebagai pemilik sekolah, ia juga sudah bosan dengan kepura-puraan ini.

Rambutnya tergerai bebas. Ia tak lagi memakai kacamata. Walau Laureen masih mengenakan baju seragamnya yang kebesaran, itu tidak menghilangkan wajah cantiknya.

Laureen berjalan melewati koridor-koridor kelas. Langkah kaki Laureen yang tegas namun juga terlihat anggun, membuat murid lain meneguk saliva. Aura kekuasaan yang terpancar dari Laureen terlalu kuat.

Beberapa ada yang mencoba menyapanya. Laureen hanya mengangguk singkat dengan senyuman palsu.

Laureen memasuki kelas tepat saat bel pelajaran berbunyi. Teman-temannya memandangnya. Gadis itu hanya diam, tetap memasang raut datarnya.

Tunggu, kenapa semua memakai baju olahraga. Astaga, dia lupa kalau jam pertama hari ini adalah penjaskes. Dia kira, olahraga ada di jam pelajaran ke-tiga dan ke-empat.

Guru olahraga —Pak Dion— memasuki kelas. Beliau menyuruh anak kelas untuk pergi ke lapangan, semantara Pak Dion mengambil buku penilaian di Ruang guru.

Semua murid keluar, menyisakan Laureen dan ketiga sahabatnya.

"Reen, cepet ganti baju," desak Nada membuat Laureen mendengus kecil.

"Close sama Nana mana?" tanya Laireen ketika menyadari jika Close tidak ada di antara mereka.

"Close, semalem bilang mau ke Chicago untuk seminggu. Pasti lo gak cek grup kan. Kalau Nana dia ijin, ada acara keluarga di Bandung."

Penjelasan dari Luna membuat Laureen mengangguk singkat. Mereka bertika keluar kelas sembari mengobrol ringan. Lexa juga bersemangat ketika menceritakan kedekatannya dengan Jo.

Laureen, Nada, dan Luna seketika berhenti. Mereka menatap Lexa dengan sorot tak percaya.

"Lo sejak kapan deket ama Jo?" tanya Luna dengan herannya. Semburat merah samar muncul di pipi Lexa.

"Lo gak dijampi-jampi sama Jonathan kan?"
"Lex, si Jo itu banyak ceweknya. Ntar kalau lo jadi yang kesekian gimana?"

"Anjir Lex, sejomblo-jomblonya lo, ya milih yang agak elitlah. Masa mau sama aligator udara kek dia," sahut Laureen ketika mengingat semua tingkah pecicilan dan sifat playboy Jo.

Luna dan Nada tergelak mendengar ucapan Laureen yang memang ada benarannya. Sedangkan Lexa mendelik tak suka ke arah Laureen yang tampaknya lempeng-lempeng saja.

Mereka kembali berjalan, sesekali menggoda Lexa yang nampak tak mahir dalam hal asmara.

Laureen berhenti, membuat ketiga temannya bingung. "Lo ngapain pada ngikutin gue? Sono ke lapangan. Gue mau ganti dulu, ntar gue nyusul," usur Laureen.

Ketiganya memajukan bibir bawahnya hingga mengkerut kecil. Menatap Laureen dengan raut seolah menolak akan kalimat pengusiran.

"Gausah sok imut. Jatohnya malah kek anak tikus kecebur got tau nggak. Sono duluan."

Ketiganya mengumpat bersamaan, namun juga menjalankan apa yang Laureen katakan.

Laureen melangkah memasuki toilet, lalu berjalan ke salah satu bilik toilet perempuan. Setelah ia mengganti baju dengan seragam olahraga sekolahnya, tak lupa ia mengikat rambut panjangnya menyerupai ekor kuda. Saat akan membuka pintu, dirinya mendengar suara seseorang di luar.

FAKE NERD IS BAD GIRLजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें