THE "PLAY ROOM"

2.9K 440 116
                                    

Sorry for typos. Play music-nya di bagian yang ditandai. Enjoy~

.

.

.

Malam sudah sangat larut. Donghyuck harus terpaksa menunda waktu istirahat sejak Jaemin dan Jeno memaksanya bangkit dari ranjang, dengan alasan mengadakan pesta penyambutan baginya.

Ketika melangkah keluar dari kamar mereka, Donghyuck melihat lorong asrama memanjang dalam balur cahaya remang. Secercah cahaya berasal dari lampu berkapasitas rendah yang menyala dengan kedip-kedip ringan di sepanjang lorong. Tak ada pula suara yang terdengar, sebab manusia berakal akan tahu bahwa waktu mendekati tengah malam adalah waktu orang-orang untuk beristirahat, bukan merencanakan suatu pesta pora sebagaimana Jaemin dan Jeno beritahukan kepadanya.

Efek tubuh yang lelah akibat kegiatan yang cukup panjang hari itu (mengurusi kepindahan, berkeliling wilayah sekolah dan asrama, sampai harus berhadapan dengan salah satu bocah pengidap gangguan jiwa) membuat Donghyuck mudah merasa kesal. Sepanjang perjalanan melintasi lorong hingga memasuki lift, Donghyuck sama sekali tidak bicara kecuali apabila Jeno maupun Jaemin mengatakan sesuatu dan menuntut jawaban darinya. Itu pun Donghyuck hanya akan menjawab seadanya.

Seorang Donghyuck mengerti bahwa marah di pertemuan pertama bukan sebagai langkah pertemanan yang baik, hingga bagaimanapun malam ini, ia berusaha untuk tidak menunjukkan kekesalan di wajahnya sama sekali. Tindakan paling jauh yang ia lakukan hanyalah diam, hanya supaya ia tidak meledak-ledak apabila harus bicara banyak. Tampaknya, Jaemin maupun Jeno tidak menyadari kelakuannya itu. Kalaupun menyadari, mereka lebih memilih untuk mengabaikan.

Setelah keluar dari lift, Donghyuck dituntun melintasi lobi asrama yang gelap tanpa satu pun penjaga. Cahaya hanya berasal dari lampu redup, dengan sedikit bantuan dari lampu senter di ponsel Jeno. Donghyuck melirik kedua rekannya, seakan meminta penjelasan. Namun alih-alih mendapat jawaban, Jeno dan Jaemin tidak mengatakan apa-apa dan dengan santai mendorong pintu lalu keluar dari gedung asrama. Sampai akhirnya ia mengambil tindakan sendiri.

"Jeno, Jaemin!" serunya, agak kencang hingga suaranya menggema di ruang lobi yang kosong. Jeno dan Jaemin menoleh mendengar panggilan itu, menatap Donghyuck dengan tatapan bingung.

Jaemin tersenyum lebar. "Kenapa, Donghyuck?" tanyanya. "Mau ke toilet?"

"Bukan." Donghyuck menggeleng. "Kalian yakin melakukan ini? Ke luar asrama tengah malam?"

"Memangnya kenapa?" Jeno mengangkat sebelah alisnya, menatap Donghyuck dengan pandangan tanpa dosa. Seolah apa yang akan mereka lakukan bukanlah perkara mahal.

"Aturan sekolah?" desisnya.

Sejujurnya, Donghyuck pun bukan anak yang begitu taat pada aturan. Ia memang lebih memilih melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang hatinya inginkan. Tetapi, tak ada cara lain untuk menahan Jaemin dan Jeno keluar dari asrama selain menakut-nakuti mereka akan hukuman akibat telah melanggar aturan sekolah. Hal ini juga supaya ia bisa cepat kembali ke kasurnya dan tidur lelap.

Jaemin seketika mendenguskan tawa, membuat Donghyuck mengernyit ke arahnya.

"Jangan khawatir, Donghyuck. Tidak akan ada yang memarahi kita," katanya. "Lagi pula ini demi alasan pesta penyambutanmu, ingat?"

"Apa yang begitu spesial dariku hingga kalian repot-repot mengadakan pesta di tengah malam?"

Jaemin dan Jeno saling berpandangan. Mereka tak menjawab selama beberapa saat, sampai akhirnya Jeno yang mengambil tindakan dengan melemparkan senyuman manis ke arah Donghyuck.

[✔] Reary or Not [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang