-02-

465 52 1
                                    

DO KYUNGSAN DAN CHOI HAESOO DALAM KENANGAN, oleh KIM HEECHUL

Saya bertemu dengan Kyungsan pada usia dua belas tahun, pada tahun pertama di sekolah menengah pertama, Provinsi Gyeonggi. Saat itu kami memulainya dengan saling mengejek tentang penampilan masa orientasi kami yang sangat berantakan. Dia selalu mengikutiku ke manapun karena kupikir dia adalah orang aneh yang memiliki dendam padaku. Awalnya kami sama-sama merasa sebagai orang luar. Saya baru saja terkena cacar, juga menular, dan aneh lagi dia datang memberikanku bungkus kain berwarna putih yang terikat karet sangat rapat. Dia menjelaskan aku tak boleh membukanya. Hal itu membuatku merasa dia menyukaiku.

Kyungsan tak pernah berusaha menyangkal bahwa Ayahnya (yang kemudian meninggal di penjara Seoul) melakukan sebuah tindak kriminal penculikan; sebaliknya ketika saya memberanikan diri menanyainya, dia meyakinkan saya bahwa dia tahu ayahnya bersalah. Dia menolak membicarakan soal kepindahannya dari Seoul ke Provinsi Gyeonggi, meskipun sudah berulang kali saya tanyakan. Beberapa orang, menurutnya, memuji tindakan ayahnya dengan alasan penculikan itu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa orang penting di negara ini, namun keadaannya berbalik ketika hal itu dilakukan karena alasan pribadi ayahnya yang terobsesi pada wanita itu, korbannya.

Saya sering mendengar beberapa teman kami berbisik, tak jarang mengoceh besar ketika tak sengaja saya menemukan koran pagi yang memberitakan kepindahan keluarga Do—yang sedang dicari kepolisian untuk kepentingan penyelidikan, namun siapa sangka mereka menyeret Kyungsan saat itu di sekolah kami. Sungguh tak bermoral, kami masih sangat muda dan harus melihat teman kami, di tahun keduanya, menjadi tontonan yang mengundang tatapan kebencian padanya.

Ketika saya lulus, saya tak pernah lagi bertemu dengan Kyungsan, sampai saya pindah ke Seoul untuk melanjutkan sekolah. Saya sering mendengar kabar tentang pembunuhan wanita yang diculik oleh ayah Kyungsan, meski saya tak pernah tertarik dengan kasus itu, namun saya tetap ingin mengikuti perkembangan kasus itu agar bisa menemukan teman laki-laki saya itu.

Tiga tahun berlalu, setelah kami berpisah selama lima tahun, saya masih terus berusaha mencari keberadaannya, bahkan sampai kasus ayahnya sudah tidak diberitakan lagi. Saya cemas dengan keadaannya, meski kami bersama hanya sampai satu tahun, namun rasanya Kyungsan harus menjadi bagian terpenting bagi hidup saya karena saya mencintainya. Saya berakhir melanjutkan pendidikan saya di Universitas Sungkyunkwan dan memilih untuk mulai berhenti mencari keberadaan Kyungsan, hingga tahun terakhir saya berada di kampus itu, saya masih saja mengingatnya, namun benar-benar berhenti mencarinya.

Saya menikah dengan Kim Siwon, setelah saya lulus kuliah, dan itu membuat saya melupakan rasa cinta saya pada Kyungsan. Saya telah menikah selama tiga tahun dengannya, saya tak mengerti ketika suami saya berencana untuk pindah ke Gyeonggi karena perusahaannya sedang dikudeta karena 3 proyeknya gagal dan memperkenalkan saya pada seorang pengacara yang membantunya mengurusi masalah perusahaan. Itu periode pertama dalam kehidupan kami ketika kami bertemu lagi, Do Kyungsan kembali dengan wajah tegas dan tampannya mengulurkan tangan, menjabat saya dengan tatapan—kami telah saling melupakan.

Surat-surat dari pengadilan sangat memuakkan bagi saya, di ujung Kyungsan sedang duduk dengan kacamatanya, saya sudah cukup puas karena berhasil menghadirkan diri saya yang masih tak dikenalinya, padahal sudah sebulan kami sering bertemu. Saya tidak menangani perkara perusahaan suami saya, juga tak pernah mengenalkan diri secara pribadi sampai suami saya menjelaskan padanya bahwa kami akan segera pindah ke Gyeonggi bulan selanjutnya. Pena-pena milik Kyungsan tergeletak di lantai dan di meja kerjanya selama dua jam berdiskusi serius dengan suami saya, saat itu saya mengantar teh, membuat saya berpikir saya tak pernah mengenal Kyungsan sampai tidak tahu tentang minuman kesukaannya. Dua orang lagi masuk, mereka mengatakan bahwa ada anak laki-laki berkeliaran di teras rumah kami dan Kyungsan menjelaskan bahwa itu adalah anaknya. Saya terkejut, membuat saya berpikir dengan matang, saya seharusnya tidak menumbuhkan perasaan itu lagi.

That Bloody Night - COMPLETEDWhere stories live. Discover now