BAB 36

8.9K 252 17
                                    

1 minggu kemudian,

Segala persiapan pernikahan sudah disusun sesuai rencana. Ali menginginkan pernikahan, diadakan awal bulan depan. Segala pengurusan persiapan pernikahan sudah di atur sedemikian rupa. Pernikahan akan diadakan Garut karena itu permintaan dari orang tua Ela.

Ali akan, membawa Ela ke Beirut merupakan keputusan yang sulit bagi sang orang tua Ela. Beirut itu terlalu jauh dari Indonesia. Ela menjelaskan kepada sang Ayah, agar memberi pengertian. Ia akan menjadi istri Ali, sudah seharusnya, Ali akan bertanggung jawab atas dirinya.

Ela percaya Ali mencintainya. Jika seorang laki-laki sudah mencintai wanita, maka ia akan menjaganya, memenuhi kebutuhannya dan melindunginya. Ela juga akan berusaha menjadi istri yang baik untuk Ali, karena ia sudah memilih Ali menjadi pendamping hidupnya. Ia kan menjalaninya baik suka, maupun suka.

Ali berjanji akan membawa Ela, pulang 1 tahun sekali ke Indonesia. orang tua Ela mulai mengerti, ia menyetujui permintaan Ali. Persiapan pernikahan, sudah diatur, segala kepindahan Ela, dan mengurus dokumen-dokument di kedutaan sudah di urus dengan rapi, walaupun sedikit memakan waktu mengurus semua itu.

Semua berjalan lancar karena apapun bisa di laksanakan dengan cepat. Ali tidak ingin rencananya gagal karena itu masalah dokumen. Ela ingin pernikahan itu yang sederhana saja, karena memang ia menginginkan itu. Jika Ali menginginkan pernikahan yang mewah, laksanakanlah di Beirut saja. Akhirnya urusan di Garut telah selesai. Ela memutuskan kembali ke Jakarta bersama Ali. Ali juga akan pulang ke Libanon.

***********

Kini Ela dan Ali berjalan menuju lobby gedung kantor tempatnya bekerja. Ia harus memberitahu atasannya, bahwa ia akan mengundurkan diri dari kerjaanya. Ia juga sudah tidak enak hati, karena ia sudah terlalu lama tidak masuk kerja. Ela menatap Ali, yang kini duduk di di sofa.

"saya akan memberi surat pengunduran diri saya" ucap Ela.

"iya" Ali tersenyum, lalu mengecup puncak kepala Ela.

Ali melangkahkan kakinya menuju ruang atasannya, ia memandang si bos. Si Bos tersenyum menatapnya, dan meletakkan hasil laporannya. Ela lalu duduk di hadapan laki-laki bertubuh gemuk itu.

"Ela, bagaimana kabar kamu?" tanyanya.

"baik, pak, Bapak bagaimana kabarnya?"

"saya juga baik, kapan kamu pulang dari Luzern, kenapa tidak memberi tahu saya".

Ela menarik nafas, "saya pulang seminggu yang lalu, berhubung kemarin saya langsung pulang ke Garut pak, saya kesini ingin minta maaf kepada bapak karena telah meninggalkan kerjaan saya dan sekarang saya akan, menyerahkan surat pengunduran diri saya" Ela lalu menyerahkan amplop berwarna putih itu kepada atasannya.

Si bos lalu mengambil surat pengunduran Ela, ia sudah menduga bahwa Ela tidak masuk dua minggu lamanya, dan ia sudah memakluminya saja. Ia kembali menatap Ela, "apa alasan kamu mengundurkan diri?".

"saya ingin menikah pak?"

"menikah? menikah dengan siapa La? kamu suka mendadak begini".

"menikah dengan pacar saya dong pak" timpal Ela.

"bukannya kamu tidak punya pacar? siapa pacar kamu La?".

"itu ada di kursi depan, menunggu saya disana" ucap Ela.

Si bos lalu membuka surat pengunduran diri Ela, ia membaca sekilas surat pengunduran diri itu, "calon kamu anak mana?" Tanyanya lagi

"Beirut".

"Beirut? Beirut di Libanon itu".

"iya pak".

"Ya, Tuhan. Jauh sekali La, di Beirut? apa di Indonesia tidak ada lagi laki-laki tampan, hingga kamu carinya di Libanon".

Ela tertawa atas ucapan atasannya itu, "saya suka yang Impor pak, di Indoneisa terlalu dekat buat saya".

"jadi kapan kamu akan menikah".

"awal bulan depan pak".

"jadi nanti kamu akan tinggal dimana?".

"ikut suami saya pak, di Beirut".

Si bos itu melipat tangannya di dada, "Setahu saya, pernikahan antar negara itu susah loh La, sedikit lebih ribet, belum lagi mengurus visa, ganti kewarganegaraan, itu butuh waktu yang lama loh" ucapnya lagi.

"semua sudah ada yang ngurus kok pak, doa kan saja berjalan dengan lancar".

Si bos menganggukkan kepala, dan ia kembali melihat Ela, "iya, tidak apa-apa, saya terima surat pengunduran diri kamu. Semoga pernikahan kamu berjalan dengan lancar" ia lalu menegakkan tubuhnya.

"terima kasih pak".

"saya ingin melihat suami kamu" ucapnya lalu menegakkan tubuhnya, berjalan menuju ruang tamu.

Ali menegakkan tubuhnya dan menatap laki-laki bertubuh gemuk yang tidak jauh darinya. Ali tahu laki-laki itu adalah atasannya Ela. Ali mengalihkan tatapannya kepada kekasihnya Ela, dan lalu melangkah mendekati dirinya.

"Al, perkenalkan itu atasan saya" ucap Ela.

Ali mencoba tersenyum, "saya Ali, calon suami Ela" ucap Ali, ia mengulurkan tangannya.

"saya atasan Ela, senang berkenalan dengan anda".

*********

Ali kini berada di kamar Hotel, karena besok ia akan pulang ke Beirut mengurus segala persiapan pernikahannya. Awal bulan depan ia akan kembali lagi ke Indonesia, sekaligus memboyong kedua orang tuanya. Ali memeluk tubuh Ela, di kecupnya puncak kepala Ela.

"saya mencintai kamu" ucap Ali.

Ela mengalungkan tanganya di leher Ali, ia tersenyum menatap wajah tampan Ali, "saya juga kamu mencintai kamu".

"rasanya berat sekali untuk meninggalkan kamu disini" ucap Ali.

"Saya tidak apa-apa Al, kamu juga harus kerja, bukankah kamu sudah lama meninggalkan kerjaan kamu di Beirut".

"Saya pemiliknya El, jadi tenang saja, karena saya bisa melihat hasil laporan semuanya dari jarak jauh".

Ali merapatkan tubuhnya, ia mengendus harum vanila dari tubuh Ela.

"Saya memang mengenalmu kemarin, tapi entahlah rasanya cinta itu sudah sangat dalam" ucap Ali.

Ela meraih tangan kiri Ali, ia letakkan didetak jantungnya, "saya juga mencintai kamu, mencintai kamu bukan karena siapa kamu, melainkan apa yang terjadi antara kamu dan saya kemarin".

"Kejadian kemarin adalah jalan kita untuk bersama" ucap Ali.

"Karena kamu memang takdir saya Al".

"saya sungguh mencintai kamu El, saya ingin secepatnya menikahi kamu".

Ela tersenyum, dan ia lalu berjinjit mengecup bibir Ali. Hanya sebuah kecupan.

"Kamu mencium saya".

"Ya, tentu saja".

"Kamu nakal".

"Kamu sebentar lagi akan menjadi suami saya, jadi saya bebas mencium kamu" Ela tertawa, mengedipkan matanya.

Ali tertawa lalu meraih tengkuk Ela, di kecupnya bibir tipis itu dan dengan segenap hati dan perasaanya. "semoga ini tidak akan berakhir" ucap Ali di sela-sela kecupannya.

"Saya menyangi kamu".

*******

OM BULE MENJADI KEKASIHKU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang