BAB 34

3.8K 162 0
                                    

Hari ini adalah hari bersejarah bagi Ali. Ia memutuskan untuk pergi bersama Ela ke Indonesia. Ela nampak bahagia akan kepulangannya. Jahitan yang ada di punggung Ela sudah sudah mengering.

Ali sudah tahu siapa dalang dibalik penembakan itu, karena ia mendengar Hasan menelfon Nihan. Wanita itu kini berada di Paris, Ia pastikan akan mengurung Nihan ke penjara jika bertemu nanti. Wanita itulah yang telah sengaja akan membunuh Ela.

Ali tahu dirinya salah, ia telah membuat Nihan terluka, telah menyakiti Nihan dan membatalkan pernikahan itu secara tiba-tiba. Ali juga tahu Nihan menahan sakit hatinya sehingga ia melakukan tindakkan kriminal itu, dan jika ia di posisi Nihan. Ia pasti akan melakukan hal yang sama, mungkin akan membunuh keduanya secara bersamaan.

Ali mengurung niatnya mencari Nihan hingga ke Paris. Cukup dirinya dan Hasan yang tahu tentang penembakkan itu. Mungkin ia akan mengusutnya hingga ke jalur hukum jika Nihan berani melakukan hal seperti itu lagi.

Ali menatap Ela, ia sudah rapi dengan blazer hitam yang dikenakannya. Wanita itu cantik, entahlah kenapa sangat mencintai Ela. Cinta itu seakan datang tiba-tiba, sekarang ia menemukan orang yang kini di carinya selama ini. Cintalah yang membuatnya seperti ini.

Ali sebenarnya hampir tidak percaya bahwa ia mencintai wanita berasal dari Indonesia. Wanita dari Indonesia inilah menjadi tambatan hatinya, cinta tidak memandang seberapa jauh ia tinggal, seberapa jauh ia bertemu, dan akhirnya ia akan bersama. Menuju ke Indonesia bukanlah jarak yang dekat, ia harus menempuh belasan jam perjalanan.

Ali melangkah mendekati Ela, Ela tersenyum menatapnya.

"Apakah kamu siap untuk pulang ke Indonesia?" Tanya Ali.

"Ya, tentu saja saya. Saya tidak sabar ingin mengenalkan kamu kepada keluarga saya. Berjanjilah kepada saya, kamu menerima keluarga saya bagaimanapun kondisinya".

Ali meraih tangan Ela, dikecupnya punggung tangan itu, "ya, tentu saja".

"Saya sudah mengatakan kepada kamu, saya hanya wanita biasa. Saya juga dari keluarga sederhana. Setidaknya di keluarga saya tidak mengalami kekurangan apapun".

"Ya, saya tahu itu. Kamu sudah menceritakan itu sejak awal, saya akan menerima kamu apa adanya. Saya tidak mempermasalahkan kamu berasal dari keluarga mana, saya tetap bersama kamu, saya tetap akan memiliki kamu. Saya juga akan berusaha menjadi bagian keluarga kamu. Jika saya mencintai kamu, saya sudah seharusnya juga mencintai keluarga kamu".

Ela tersenyum atas penuturan Ali, "terima kasih sudah menerima saya".

Ali melirik jam melingkar di tangannya, menunjukkan pukul 11.00. Ia harus ke segera pergi dari hotel ini. Karena setelah ini ia harus ke Zurich. Perjalanan ini tidak akan ia lupakan begitu saja. Aksi melarikan dirinya ke Luzern tidak sia-sia. Ia bersyukur menemukan Ela disini. Padahal awalnya ia hanya ingin menenangkan pikirannya saja. Tapi lihatlah takdir berkata lain. Ia malah dipertemukan wanita yang mampu membuatnya jatuh cinta.

Sekeras apapun jika sudah berjodoh pasti akan bertemu, dan sekeras apapun mencoba, jika memang bukan jodohnya, tidak akan pernah bersama. Terbukti dirinya kini bersama Ela. Ia yakin Ela adalah jodohnya yang ia temukan disini. Takdir memang mempertemukan dirinya disini. Semuanya tidak ada yang sia-sia. Semua mempunyai takdir tersendiri.

Ali mengecup puncak kepala Ela, "mari kita pergi dari sini. Saya sudah tidak sabar ingin bertemu orang tua kamu" ucap Ali.

"Iya".

*************

Sepanjang perjalanan menuju Indonesia membutuhkan perjalanan yang panjang. Ia juga pernah ke Indonesia, tapi itu juga hanya liburan, itu juga pergi ke Bali. Saat ini ia ke Indonesia bukanlah untuk pergi berlibur, melainkan untuk melamar Ela, ia akan meminta kepada orang tuanya langsung. Ingin menikahi Ela secara resmi, ia ingin secepatnya menikahi Ela. Membawa wanita itu hidup bersamanya.

Akhirnya perjalanan panjangnya sampai juga. Ali memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di Jakarta. Untuk melepas rasa penat di tubuhnya, Ela mengatakan kepadanya, rumahnya terletak, tepatnya di kota Garut.

Jika ingin menuju kota garut, ia harus melalukan, penerbangan dari Jakarta menuju kota Bandung. Jika sudah di Bandung, ayah Ela akan menjemputnya di Bandara. Perjalanannya begitu jauh memang untuk menuju kota kelahiran sang kekasih. Ali mengiyakan saja apa yang Ela ucapkan. Toh ia juga tidak mengenal kota itu. Ini merupakan pertama kalinya kesini. Sungguh melelahkan memang, demi cinta apapun akan ia lakukan. Walau sejauh apapun itu akan menghadapinya dengan suka cita.

Mungkin kedua orang tuanya di Beirut akan geleng-geleng kepala. Pasti akan mengatakan bahwa jodohnya itu terlalu jauh. Apakah di timur tengah kekurangan wanita cantik, hingga ia mencarinya ke pelosok negri. Ali ingin tertawa atas pemikirannya

Ali merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sementara Ela, membuka blezernya dan disimpannya begitu saja di sofa. Ali tersenyum, menatap kekasihnya disana.

Ela melangkah mendekati Ali, "apakah kamu lelah?" Tanya Ela.

"Ya, sedikit" ucap Ali.

Ali merubah posisi tubuhnya menghadap Ela, "Saya ingin memeluk kamu" ucap Ali.

Ela tertawa, ia kembali mempertimbangkan Ali, "sebaiknya kamu mandi dulu".

"Apakah kamu mau mandi bersama saya?" Tanya Ali. Sungguh ia sudah merindukan Ela, ia ingin mencium seluruh tubuh kekasihnya itu, karena sudah lama sekali ia tidak melakukannya.

"Hemm" gumam Ela, tidak memberi tanggapan.

"Saya merindukan kamu El" ucap Ali lagi.

"Saya juga merindukan kamu, tapi apakah kamu tahu, bahu saya masih sedikit sakit" ucap Ela.

Ali tersenyum, ia menegakkan tubuhnya dan menatap iris mata Ela, ia mendekatkan wajahnya ke telinga kiri Ela dan lalu berbisik. "Saya akan melakukannya hati-hati".

Wajah Ela bersemu merah, "kamu mesum sekali".

Ali tersenyum, ia senang sekali menggoda kekasihnya itu. Wajahnya cantik jika malu-malu seperti itu. Ali menegakkan tubuhnya dan ia berjalan menjauhi Ela, menuju kamar mandi.

"Tunggu saya disana, saya mandi terlebih dahulu" ucap Ali, ia mengedipkan matanya.

Sementara Ela tertawa melihat tingkah Ali.

**********

OM BULE MENJADI KEKASIHKU (SELESAI)Where stories live. Discover now