"Dad terlihat lebih dewasa," kekehnya

Berduaan seperti ini dengan Quinn membuatku teringat pada Sansa. Sudah dua minggu lebih kami tidak bertemu dan hanya sesekali saja mengabari satu sama lain lewat ponsel.

"Dad tahu tidak, apa yang sulit di dapatkan di dunia ini?" tanya Quinn tiba-tiba. Aku mengerutkan kedua alisku, sedikit kaget dengan pertanyaan yang Quinn lontarkan, "Hmm... kekayaan?" jawab ku asal.

Quinn menjulurkan jari telunjuknya di udara, menggerakannya ke kanan dan kiri, "Bukan itu, Dad!" Aku mengeratkan pelukanku pada Quinn, menyandarkan dagu ku pada puncak kepalanya, "Lalu apa?"

"Yang sulit di dapatkan di dunia ini adalah sebuah cinta," Aku terdiam, Quinn memainkan bonekanya sambal melanjutkan kalimatnya, "Aku merasa, mendapatkan cinta yang tulus dari orang lain itu sangaaaat sulit, orang bisa berpura-pura mencintai seseorang namun nyatanya tidak,"

"Kenapa kau bisa mengatakan seperti itu nak? Siapa yang mengajarimu?" aku benar-benar tidak tahu bagaimana Quinn bisa melontarkan kalimat seperti barusan.

"Tidak ada yang mengajariku, aku hanya merasa mendapatkan cinta dari seseorang itu sulit dan itu mengapa sampai saat ini Dad belum mendapatkan wanita pengganti Mom karena Dad sulit mendapatkannya," aku tertawa hambar. Kalimat anak ku sendiri menohok tepat di dada. Rasanya aku tidak sanggup bila Quinn dan Zach beranjak dewasa dengan cepat. Aku masih betah berlama-lama duduk memangkunya sambil memeluk, menciumi aroma bayi yang menjadi favoritku beberapa tahun ini.

"Apa Quinn dan Zach sudah yakin ingin mendapatkan Mommy baru?" aku penasaran apakah jawabannya akan berubah.

"Tentu saja, selagi ia bisa menyayangi ku dan Zach aku pasti akan menerimanya,"

Setelah mengatakan kalimat bijak tadi, Quinn turun dari pangkuan lalu berlari kedalam rumah. Aku masih memikirkan sejenak ucapan Quinn. Ku raih ponselku lalu membuka aplikasi Instagram . Ibu jari ku menggeser foto demi foto yang ada di dalamnya, namun pikiran ku entah kemana. Sampai pada akhirnya gerakan jariku terhenti pada foto Sansa. Ia sedang melakukan cermin selfie, aku tidak bisa berkedip dengan normal, karena yang saat ini sedang ku lihat adalah Sansa yang sedang berpose hanya mengenakan bra dan celana dalam. Aku tahu ia seorang model dan bodynya indah, namun tidak pernah terbayangkan bisa melihatnya dengan jelas seperti ini. Ku buka profil Instagram Sansa, bola mata ku kembali membelalak karena masih banyak foto seksi miliknya di dalam sana.

Oh ini tidak bagus untuk kesehatan jantungku...

***

Malam harinya aku berusaha mengajak Sansa keluar untuk sekedar makan malam bersama. Ku rasa tidak ada salahnya jika aku mulai mengambil selangkah lebih depan untuk hubunganku ini setelah mendengar perkataan Quinn sore tadi di tambah lagi sudah lama aku tidak bertemu dengannya.

Sebelum memutuskan untuk menyalakan mesin mobil dan melaju untuk menjemput Sansa, aku lebih dulu membuka aplikasi pencarian di ponselku dan mulai membaca beberapa artikel bagaimana cara pendekatan yang tidak norak dan baik. Jujur saja, setelah menikah ku rasa gaya berpacaran ku akan sangat berbeda dengan dulu saat masih bujang.

Memeriksa sekali lagi penampilanku pada spion mobil, ku injak pedal gas secara perlahan dan mulai melajukan mobilku ke jalan raya. Aku berusaha menurunkan tingkat kegugupan ku dengan mendengarkan lagu-lagu pop di radio.

Sansa sudah menunggu kehadiranku di halte depan apartemennya. Ia nampak cantik walau hanya mengenakan pakaian sederhana.

"Menu makanan apa yang akan kita santap malam ini?" tanyanya ketika sudah berada di dalam mobilku.

"Apa kau sedang diet?" Sansa tersenyum seraya menggeleng, "Ok, kita akan makan makanan asia kali ini,"

"Ide yang bagus,"

New Journey [Greyson Chance]Where stories live. Discover now