Part 3

1K 127 29
                                    


Berantakan. Itulah satu kalimat pertama yang saat ini menggambarkan keadaan rumahku sejak aku kembali dari garasi menuju ruang tamu. Kertas bertebaran dimana-mana beserta crayon yang tergeletak di setiap sisi. Suara kekehan Zachary dan Quinn memenuhi ruangan. Ibu ku sedang pergi ke swalayan untuk membeli bahan makanan. Alhasil, kedua cucu nakalnya ini bisa bebas mengacaukan seisi rumah.

Usia mereka kini sudah menginjak tiga tahun. Zachary yang jahil membuat Quinn terkadang kesal akan sikapnya

"Nak hey berhenti berlari," teriak ku pada mereka, namun seperti biasa mereka mengabaikan ku. Rambut pirang Quinn yang panjang bergerak seiring pergerakan tubuhnya. Aku seperti sedang melihat Elsa kecil ketika menatap Quinn.

"Dad bilang berhenti," ujar ku saat Zachary berhasil ku gendong. Ia terkekeh didalam gendongan ku. Tubuh Zachary bergerak, meminta agar aku menurunkannya.

"Daddy, lepas," rengek Zach.

"Berjanjilah jangan membuat adik mu kesal?"

Mata hazelnya menatap ku, "Zach janji,"

Ku ulurkan jari kelingking ku padanya dan ia pun mengamit jari mungilnya pada milik ku, "Dengar Nak, kau ini laki-laki. Laki-laki tidak boleh mengingkari janjinya, mengerti?"

Zach mengangguk dua kali. Ku turunkan tubuhnya dari gendongan ku dan selanjutnya memperhatikan gerakan Zachary, apakah ia akan melanggar janjinya barusan, namun nyatanya tidak. Ia tidak membuat onar, malah ia mengajak Quinn bermain bersama Whiskey.

"Dad, Quinn ingin main dengan Niall," ujar Quinn dengan nada bicara ala batita.

Niall memang belum menampakan batang hidungnya hari ini. Ku temani Quinn menyeberang kearah rumah Niall lalu seperti biasa, ku biarkan ia masuk kedalam sendirian.

Author's POV

Quinn memasuki ruang tamu rumah keluarga Horan. Tidak terlihat seorang pun didalam sana. Ia pun berinisiatif menaiki tangga menuju kamar Niall.

Kaki mungilnya satu persatu menaiki tangga. Ketika ia berhasil mencapai anak tangga ke tujuh, ia duduk untuk beristirahat sebentar lalu melanjutkan langkahnya.

"Niall?" panggilnya namun tak ada sahutan dari laki-laki pirang itu.

Quinn melangkah lebih jauh hingga tiba didepan pintu kamar Niall yang terbuka. Quinn mengedarkan seluruh pandangannya ke seluruh ruangan dan matanya membulan ketika melihat Niall sedang bercumbu dengan seorang gadis. Dengan ganas Niall melumat bibir gadis itu dan Quinn hanya bisa melotot sembari memiringkan kepalanya.

"Niall..." panggil Quinn langsung membuat Niall terkejut hingga jatuh dari tempat tidur.

"Astaga Quinn! Apa yang kau lakukan disini?" Niall berdiri, memakai kembali kausnya. Gadis yang barusan Niall cium hanya bisa diam dengan wajah merah padam.

"Aku mencarimu. Niall sedang apa? Kenapa kau mencium gadis itu seakan bibirnya itu permen? Dan kenapa juga kau melepas pakaianmu?"

Niall menggaruk kepalanya dengan kikuk, "Aku um tidak hehe," Ia mendekat kearah Quinn, "Aku sedang olahraga hehe dan ku mohon jangan beritahukan hal yang barusan kau lihat pada Ayahmu,"

"Kenapa?"

"Karena.... err ia akan marah.. Quinn harus janji untuk tidak bicara apapun pada Greyson. Mengerti?" Quinn mengangguk lalu menggendong Quinn dan segera pamit pada gadisnya.

Greyson's POV

Niall datang bersama Quinn yang terlihat tenang didalam gendongannya. Ia tersenyum canggung kearahku, "Kau kenapa?" tanya ku heran.

New Journey [Greyson Chance]Where stories live. Discover now