Part 14

708 78 28
                                    

a/n: Halo! Maaf banget ya karena udah lama banget ga update New Journey :( Laptopku rusak, semua data ada disana dan sampai sekarang masih mencari cara bagaimana caranya memindahkan file disana karna laptopku masuk kegolongan model yg jadul jadi agak susah cari kabel datanya :( harap maklum ya huhu.

Tidak butuh waktu yang lama untuk menenangkan Zachary dari tangisannya, ia sudah diam dan bermain seperti semula. Aku terus-terusan mengutuki diriku karena telah bertindak tolol. Tidak mau kejadian memalukan tadi terulang, maka ku ajak Zach masuk kedalam dan kebetulan sekali ini saatnya giliran kami. Aku meminta kepada sang barber untuk merapikan rambutku dan juga Zachary atau mungkin sedikit diberi potongan yang bergaya, mengingat Niall sering mencaciku dengan kalimat duda jadul .

Sepulang dari barber shop Zachary memintaku mampir sebentar ke toko mainan. Ia memilih beberapa mainan baru untuknya dan juga Quinn. Setibanya aku dirumah, aku langsung disambut dengan aroma masakan dari dapur, "Ibu aku pu—HEY ELENA!" sorak ku girang pada sosok Elena yang kini sedang membantu Ibuku memasak didapur, "Bagaimana kabarmu?" ujarnya seraya menerima pelukanku, "Sangat baik, kapan kau datang?" ia meremas pundakku sebentar, "Dua jam yang lalu dan Ibumu mengajakku membuat cupcake,"

Ibu membalikkan tubuhnya kearahku lalu memicingkan kedua matanya, "Rambut baru?" aku menyengir, "Terlihat lebih segar dan tampan," ucapan beliau membuat kedua pipiku menghangat.

"Mampirlah ke sekolah musikku. Kapan kau ada waktu luang?" ujarku pada Elena. Ia mengkerlingkan matanya, "Jemput aku besok pagi,"

"Ok,"

Niall's POV

Alunan dari petikan Gitar milik Leroy membuat suasana didalam ruangan menjadi sedikit lebih tenang. Kami berdua sedang mengulik beberapa materi lagu yang akan kami ajarkan pada murid.

Greyson datang bersama Zachary yang sedang sibuk memakan es krim coklat. Mulutnya penuh dengan noda coklat hingga ke pipi.

"Hai Paman Leroy, hai Niall," Aku mengerutkan alisku, "Kau panggil Leroy dengan sebutan 'Paman' sedangkan aku hanya nama?" protesku yang disambut dengan cengiran polos Zachary.

"Kau 'kan temanku," jawabnya yang langsung menghangat hatiku, "Aw kau manis sekali, ayo biar ku bantu kau membersihkan noda coklat diwajahmu,"

Aku mengajak Zachary pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri, sekembalinya kami dari kamar mandi, Greyson dan Leroy menatapku.

"Apa?" tanyaku bingung.

"Niall, tolong kau pergi ke toko langganan kita untuk membeli senar gitar,"

"Kenapa harus aku?" Sorot matanya berubah kejam, aku menyengir, "HEHE aku bercanda, berikan uangnya."

Greyson memberikan ku beberapa lembar dollar. Aku pun melangkahkan kaki keluar bersama Zachary. Tumben sekali Greyson tidak membawa Moses, kali ini ia membawa mobil sedan mewah yang baru ia beli beberapa bulan lalu.

Lokasi toko alat musik ini memang sedikit jauh dari sekolah, ini membuatku harus menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, namun jika kondisi jalanan ramai lancar kurang dari dua puluh menit. Zachary tidak banyak mengoceh selama diperjalanan. Bocah ini sibuk menatap keluar jendela, yang mana membuat ku penasaran apa yang sedang ia perhatikan.

"Hey Zach, apa yang sedang kau lihat disana?"

Zachary menoleh, "Aku sedang belajar,"

"Belajar?"

Ia mengangguk. Anggukan ala anak kecil yang lucu dan lugu, "Dad bilang, manusia itu berbeda dan sifat mereka tidak sama. Namun jangan menilai seseorang hanya dari pakaian yang ia sedang kenakan. Dad benar, aku baru saja melihat seseorang berpakaian seram memborong banyak sekali makanan untuk dibagikan kepada anjing liar," jelasnya sambil memainkan ujung switernya.

New Journey [Greyson Chance]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ