Part 1

2.4K 173 61
                                    



HALOO SEMUA!! Karena readers yang udah ngedemo gue nagih cepet-cepet di post New Journey jadi ya ini DIAA!! Jangan lupa tonton trailernya ya yang ada dimulmed.

Selamat membaca!



Semilir angin sore berhembus menerpa wajahku yang sedang duduk dalam diam didepan batu nisan bertuliskan Elsa June Chance. Separuh dari jiwaku masih belum bisa menerima kepergian istriku, namun suka atau tidak, aku harus merelakan kepergiannya. Aku selalu menyempatkan diri untuk mampir ke makamnya entah itu setiap hari atau satu minggu sekali. Bunga-bunga segar selalu terpajang indah diatas pusarannya.

Sudah delapan bulan sejak kepergian Elsa, aku masih belum bisa mengobati perasaan ini. Aku menitipkan Zachary dan Quinn kepada kedua orang tua ku. Aku ingin memfokus kan diri bekerja, mempersiapkan tabungan untuk mereka berdua kelak. Ini adalah minggu ketiga sejak terakhir kali aku mengunjungi mereka, rasa rindu yang menyiksa harus ku tahan setiap harinya ditengah lelahnya bekerja.

Dedaunan kering jatuh tepat diatas pusaran Elsa. Segera ku bersihkan dedaunan itu dan kembali memandang batu nisan milik Elsa. Berharap aku masih bisa mendengar suaranya memanggil namaku.

"Mungkin kau hanya ditakdirkan hanya untuk menjadi penyemangat ku, bukan untuk menjadi pendamping hidupku." Ujar ku lirih dihadapan nisannya, "Aku harus pergi. Jika besok bisa, ku sempatkan untuk mengunjungimu," Ku kecup singkat batu nisan milik Elsa kemudian berlalu meninggalkan kuburan yang sudah ku anggap rumah kedua ku.

Sesampainya dirumah, ku lepas kemeja kantorku, membiarkan diri bertelanjang dada mengelilingi dapur untuk menyiapkan makan malam, walaupun hanya telur mata sapi yang bisa ku hidangkan. Meletakan penggorengan diatas kompor, ku tuangkan minyak sedikit lalu memasukan telur kedalamnya.

"Hey duda menyedihkan," Niall muncul dari balik ruang tamu sambil membawa sesuatu, "Hey remaja kesepian," sahutku.

"Ibu ku membuatkan makanan untuk seorang duda kesepian yang tinggal diseberang rumahku," ia meletakan kotak makanannya diatas meja makan.

"Oh Mrs. Horan baik sekali padaku," ujar ku dengan nada terharu yang dibuat-buat. Niall terkekeh lalu menghampiri ku, "Sedang memasak apa?"

"Telur mata sapi. Kau sudah makan?"

"Belum,"

"Kebetulan sekali. Temani aku makan,"

Niall terkekeh, "Belum dua kali,"

"Perutmu terbuat dari apa?" aku tergelak sembari menaruh telur yang sudah matang keatas piring. Setidaknya acara makan malam ku kali ini tidak terlalu menyedihkan seperti biasanya.

"Aku rindu pada anakmu," ucap Niall disela-sela kunyahannya.

"Aku juga,"

"Ayolah, biarkan ia tinggal bersama mu,"

Ku raih gelas air putih yang berada disisiku lalu menyesapnya, "Aku belum siap,"

"Kau akan menyesal jika tidak merawat anak mu dengan tangan mu sendiri,"

Kunyahanku terhenti sesaat setelah mendengar ucapan Niall, "Akan ku pikirkan lagi," ujar ku santai dan kami pun kembali makan sambil membicarakan topik lain.

***

Tidurku terganggu karena ketukan pintu yang beruntun terdengar secara tiba-tiba. Ku lirik kearah jam weker yang bertengger diatas meja. Waktu masih menunjukan pukul enam pagi. Dengan keadaan kusut sehabis bangun tidur, aku turun ke bawah untuk membukakan pintu.

New Journey [Greyson Chance]Where stories live. Discover now