Part 2

1.1K 135 33
                                    

Aku tidak menyangka menjadi seorang Ayah akan terasa sangat melelahkan sekaligus menyenangkan. Jam dinding menunjukan pukul tiga pagi dan Zachary masih membuka matanya. Sedangkan Quinn sudah tertidur pulas.

"Ayolah Nak, pejamkan matamu. Aku sangat lelah," ujar ku pada Zach yang saat ini sedang memainkan boneka minion mininya. Ku usap lembut keningnya, berharap usapan ku akan membuatnya mengantuk namun yang terjadi malah aku yang mengantuk. Mataku sudah tak kuasa untuk terbuka, ku biarkan mataku terpejam sesaat. Samar-samar ku rasakan tangan kecil mengusap pipiku. Ku buka kembali mataku, takut Zachary merangkak dari tempat tidurnya. Tangan mungilnya berada dipipiku namun kedua matanya telah terpejam. Tingkah lakunya membuat ku tak bisa menahan senyuman.

Pagi-pagi sekali aku sudah bangun untuk menyiapkan sarapan untuk ku sendiri. Beruntung Zach dan Quinn masih terlelap. Suara ketukan pintu membuatku berhenti mengunyah roti isi daging gosong buatanku.

Mrs. Horan datang membawakan ku bubur bayi untuk Zach dan Quinn, "Selamat pagi, Greyson,"

"Selamat pagi, Mrs. Horan. Silahkan masuk,"

Mrs. Horan masuk kedalam rumah ku. Matanya seperti sedang mencari sesuatu, "Dimana anak mu?"

"Mereka masih terlelap,"

"Bolehkah aku melihat mereka?"

Sejujurnya sedikit malu mempersilahkan Mrs. Horan masuk kedalam kamarku, karena kamar ku masih berantakan. Namun karena tidak enak hati, ku persilahkan Mrs. Horan masuk kedalam kamar ku.

Quinn sudah membuka matanya ketika kami tiba dikamar. Mrs. Horan langsung meraih Quinn kedalam dekapannya, "Selamat pagi anak manis," Quinn menguap lebar dan kedua bola matanya membulat.

Jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi, aku bergeser sedikit untuk meraih Quinn dari gendongan Mrs. Horan, namun ia menahan tanganku, "Kau sebaiknya bersiap-siap pergi ke kantor, biar aku yang memandikan Quinn," Perasaan lega langsung menggelayutiku dan sekaligus memberikan sebuah ide.

"Mrs. Horan, jika anda tidak keberatan, bisakah aku menitipkan Zachary bersama mu selama aku bekerja nanti?"

Mrs. Horan bergeming, "Mengapa tidak kau tinggalkan keduanya disini?"

"Ah tidak usah, aku masih bisa menjaga salah satu dari mereka," Beliau tersenyum lalu mengangguk.

Selama Mrs. Horan memandikan Quinn, aku bergerak menuju lemari pakaianku. Memasukan beberapa baju Quinn dan juga semua perlengkapannya.

Ku lahap dengan cepat roti bakar gosong ku beserta secangkir kopi, setelah habis aku kembali kekamar ku untuk mengambil Quinn yang sudah berpakaian lengkap. Ku pasangkan beanie berwarna abu yang bertuliskan CHANCE.

"Ku titipkan Zachary padamu, Mrs. Horan," Beliau mengangguk. Ku gendong Quinn menuju garasi lalu mendudukannya di kursi belakang dengan bantuin sabuk dan kursi khusus bayi. Niall berlari dari seberang rumahnya.

"Selamat pagi, Greyson," sapanya riang seperti biasa. Niall menundukan kepalanya kejendela lalu menyapa Quinn yang sedang mengemut jemarinya sendiri, "Halo cantik,"

Moses melesat diatas aspal, perjalanan ku bersama Niall nampak berbeda karena kehadiran Quinn. Ocehan suaranya yang tak jelas meramaikan perjalanan kami.

Setibanya aku diparkiran kantor, ku masukan Quinn kedalam gendongan bayi lalu membawanya dibelakangku seperti sedang membawa tas ransel. Tak lupa tas kantor beserta tas Quinn ku bawa.

Pandangan aneh langsung menyambutku ketika aku sampai. Mereka semua bertanya apa yang ku bawa dan alangkah terkejutnya ketika mengetahui bahwa aku membawa bayi ke kantor.

New Journey [Greyson Chance]Where stories live. Discover now