the most wanted bad girl 10

25 8 0
                                    

"Sya, dari mana aja kamu"

Tasya tidak menjawab sama sekali pertanyaan dari pria tersebut. Danis bingung dengan sikap tasya yang suka berubah-ubah.

"Lo pms ya? "

Tasya menyungging kan senyum sinis nya. Merasa pria di hadapannya ini, hanya penipu.

Tasya menaiki tangga menuju kamar nya. Rumah itu seperti memiliki sedikit udara, menyesakkan, membuat tasya merasa sulit bernapas. Air mata gadis itu memaksa keluar. Membuat danis yang sudah berada di kamar nya kebingungan. Ada apa dengan adik nya.

"Sya, you stronger"

"Kalo lelah, lo bisa cerita sya sama abang lo ini"

Tangis tasya semakin menjadi membuat danis semakin bingung harus bagaimana.

"Lo, pergi dari sini. Gue benci sama lo, mama, papa"

"Kalian bener-bener bullshit"

Danis memegang kedua bahu tasya, berusaha memahami keadaan adiknya, tetapi pria itu juga terluka. Danis sudah tau permasalahannya sekarang.

Danis menatap lekat manik mata tasya "lo, udah... Tau? " tanya nya.

"Lo harus bisa mahamin ini, mungkin ini yang terbaik buat mama" lanjut nya.

Tasya melepaskan sentuhan pria itu, gadis itu jengah dengan sikap sok baik danis. Itulah yang tasya pikirkan sekarang. Danis pembohong besar, sudah jelas dia tidak akan menerima keputusan kedua orang tua nya.

"Pergi! " usir tasya.

"Lo pergi dari hadapan gue, bangsat. " suara tasya meninggi.

***

Makan malam di meja makan yang biasa tempat keluarga mereka habiskan bercengkrama dan saling bertanya tentang hari-hari yang tasya dan danis lalui, bagaimana pekerjaan sang papa, bagaimana arisan mama. Tidak lagi terdengar. Sunyi,itulah yang terjadi sekarang.

"Sya, kenapa kamu gak makan?"

Pertanyaan itu membuat tasya menoleh ke arah sumber suara, suara berat khas danis menambah suasana hati nya sesak, entah ia tidak tau kenapa danis menjadi sasaran amarah nya.

"Aku selesai, makan"

Tidak ada komentar lagi setelah tasya memutus pergi ke atas, mengurung diri di dalam ruangan yang cukup membuat ia tenang. Di meja makan itu danis tampak menunduk lesu, apakah kesalahan yang ia perbuat sehingga tasya seperti menjauhi nya, memberi jarak kepada lelaki itu.

"Danis ke kamar dulu pa, ma"

Tinggal lah kedua orang tua mereka disana.

Nyonya alleta memulai pembicara dengan menanyakan, apa yang harus mereka lakukan kepada kedua putra dan putri mereka.

"Varo, mungkin tasya harus tau ini, harus tau alasan sebenarnya kita harus menyerah kepada pernikahan kita"

alleta mencoba menangkap mimik wajah alvaro yang sedikit keberatan.

Alleta tersenyum hangat. "Ro, aku gak mau anak-anak nantinya kerepotan atau di sakiti oleh keadaan ku."

Suaminya memegang tangan wanita paruh baya itu, mencoba menyalurkan energi positife kepada wanita yang amat sangat ia cintai. Wanita yang sebentar lagi harus pergi meninggalkan mereka.

"Aku rasa, kita sudah menyakiti tasya, berakting seperti tadi, itu menyakiti nya, jika kita mengatakan yang sebenar nya, itu akan lebih menyakiti nya. Bahkan mereka akan merasa bersalah" kata alvaro yang hanya di balas senyuman oleh alleta. Senyuman hambar, sendu bercampur menjadi pilu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 08, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Most Wanted Bad GirlWhere stories live. Discover now