The most wanted bad girl 1

167 19 5
                                    

Seorang gadis tengah asik dengan mimpinya pagi ini, padahal matahari sudah naik dari sejak pukul setengah enam, alleta sejak pagi tadi sibuk dengan sarapan yang dia buat untuk suaminya Alvaro, Denis anak laki-lakinya dan si putri kecilnya varellyn anatasya.

Tasya itu susah sekali jika di bangunkan, apalagi jika dia sedang sibuk dengan alam bawah sadarnya. Bukan alleta tidak mau membangunkan tasya. Jika di hitung mungkin aleta sudah turun naik tangga lebih dari Lima kali dan entah keberapa kali dia berteriak dari bawah untuk menyuruh tasya bangun. Begitu juga dengan Denis, lelaki itu sangat kesal jika disuruh sang mama membangunkan adik kecilnya itu. Suasa seperti itulah yang sangat Alvaro sukai setiap pagi, selalu ada keramaian, tanpa kesunyian.

Jika ditanya kenapa tasya mejadi seorang anak perempuan yang nakal dan bandel, sampai alleta atau Alvaro kesekolah tasya hanya untuk mendapat teguran dari guru BK tasya. Bukan dia korban broken home, atau kurangnya perhatian orang tua, tidak sama sekali. Bahkan tasya bisa di sebut sebagai anak yang paling beruntung karena memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat sayang kepadanya dan orang tua yang begitu memperhatikan kehidupan tasya tanpa memberikan anak itu kekangan. Tasya seperti itu hanya saja dia suka mengekspresikan dirinya, tidak ingin merasakan aturan yang menurut dia tidak penting.

"Maaaa, tasya telat lagi? Di hukum dong. " rutuk tasya kepada mamanya, tepatnya sih kepada dirinya sendiri.

"Lagian mama sudah Capek tau bangunin kamu mulu tiap hari, kasian juga abang kamu setiap pagi harus mama omelin, padahal kamu aja yang bandel" aletta mengomeli putri kesayagannya yang hanya di balas cengiran dari taysa.

"Kamu lagi dan lagi, bikin mama sama papa jadi sering kesekolah kamu, dengerin guru kamu yang kumisan itu panjang lebar jelasin kelakuan kamu, bolos lah, jailin temen, ngelawan guru, langgar peraturan sekolah" aletta sudah bersedekap pinggang menatap serius kearah tasya.

"Ma, mama ku sayang. Nanti aja ya ngomelnya karena tasya sudah telat" sambil mengedipkan mata genitnya kepada sang mama,

"Tasyaaa" teriak alleta kepada putrinya itu.

Sungguh dia kehabisan akal jika harus berhadapan dengan si anak nakal itu. Tetapi bagaimanapun alleta sulit sekali marah kepada tasya, mungkin karena tingkah tasya mengingatkannya akan masa lalu alleta dulu.

Disekolah tasya tengah celingak celinguk mencari celah agar pak basori tidak melihatnya, tasya masuk melewati pagar belakang sekolahan yang selalu menjadi tempat tasya untuk masuk atau bolos dari sekolah. Namun hari itu tidak terlalu mulus karena bapak kumis julukan yang tasya berikan itu sedang berada tepat di bawahnya. Tasya dituntut harus berpikir keras sekarang, punggung gadis itu sudah sedikit pegal karena posisi absurd yang dia buat.

"Shit,si kumis lagi"umpat gadis itu
"Gua harus gimana,? Hmmm... I get it"

Senyum miring tergambar dari bibirnya yang indah tanda bahwa tasya tengah mendapatkan ide agar dia bisa mengecoh pak basori supaya gadis itu bisa turun dari atas pagar yang tingginya kurang lebih 2.5 meter.

Pak basori mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenali. Setelah menjawab panggilan tersebut pak basori pergi meninggalkan tempat tersebut. Yes gua menang! Begitulah yang ada di benak tasya ketika itu.

XI IPS 3 sedang tidak ada guru, jadi tasya bisa masuk dengan bebasnya. Tasya meletakkan tas nya hendak mencari Igo. Kantin mungkin pikir tasya dan ternyata benar saja anak itu tengah asik membaca komik. Tasya menghampiri Igo dan duduk di sampingnya sambil mengeluarkan uang berwarna biru.

"Nih 50 ribu nya" tasya menyodorkan uang tersebut di depan meja Igo.

"Okay, thank karena gua udah Bantu lu tadi dari meloloskan diri from si kumis, so temenin gua makan ya"

The Most Wanted Bad GirlWo Geschichten leben. Entdecke jetzt