. . . . 6

24 1 0
                                    


Takashi tak berkedip selama beberapa detik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Takashi tak berkedip selama beberapa detik.

Kerja otaknya mendadak seperti gagal berfungsi. Entah apa dia panik untuk alasan yang tidak dipahaminya. Debaran jantungnya meningkat, seakan berusaha mendobrak keluar dari rusuknya. Sama seperti manusia lumpuh otak lainnya, pemuda itu terbengong-bengong, memandang nanar gadis itu. Sedangkan si gadis menatap lurus ke depan, tak sadar telah diperhatikan.

Ditelitinya sekali lagi wajah itu. Dia telusuri siluet wajahnya dari samping. Bulu mata yang lentik. Hidung yang bulat mungil. Pipi yang merona bagai kecupan bunga sakura di musim semi. Takashi menangkap permukaan bibir merah muda yang dipoles dengan kilauan gincu. Menggoda genit pria itu untuk menyandarkan miliknya padanya. Tanpa kepangan seperti waktu kemarin, helai-helai rambut hitam terurai bebas di atas bahunya, betapa bingkai yang terlampau sempurna. Ingin dibenamkannya jemari di sana, mengusapnya, menyingkapnya ke balik telinga sehingga bisa melihat bebas tulang pipi hingga tengkuknya.

Sebagaimana bisa dibilang, sang gadis terlihat sangat berbeda dari apa yang pernah dia pikirkan. Ialah bahwa ia jauh.. jauh lebih cantik dari yang bisa diingat, jauh lebih indah ketika dilihat dari jarak dekat.

Merasakan sesuatu tengah mengarah padanya, perempuan itu menoleh.

Kedua mata itu tepat menatap matanya. Bagaimana bisa. Kedua mata yang cantik. Mekar seperti bunga di tengah salju, tepat menerobos melalui matanya, membekukan seluruh tubuhnya. Bahkan pria itu terlalu lumpuh untuk berpaling dan mengkondisikan dirinya. Terlalu lumpuh dalam keterpesonaan hingga gadis itu membuka mulutnya.

"Apa.. kita pernah bertemu sebelumnya?"

Takashi tak bisa mempercayai pendengarannya. Bukankah disebut keajaiban apa yang sedang menimpanya ini? Selama berbulan-bulan penuh hampa, Takashi pada akhirnya dapat melihat wanita itu dalam jarak dekat, bahkan berbicara padanya?

Gadis itu menunggu, tapi Takashi tak bisa mengatakan apapun seperti orang tolol. Lampu lalu lintas yang mengarah pada mereka berganti merah. Tak kunjung ada jawaban, sang gadis balas memandanginya dengan bingung. Orang-orang di balik punggung mereka sudah mendesak maju, maka gadis itu memutuskan berjalan maju, meninggalkan Takashi yang belum juga bergerak dari tempatnya.

Tidak, tidak, tidak. Takashi kemudian tersadar. Sang gadis sudah melangkah pergi di depannya, membiarkan wajahnya terlewat begitu saja dari pandangan mata. Dengan linglung, Takashi menerobos kerumunan orang, hampir mendorong beberapa dari mereka. Jangan pergi dulu. Jangan pergi dulu.

Dia berlari menghampiri perempuan yang kini sudah beberapa langkah lebih jauh di depannya. Dicengkramnya pergelangan tangan gadis itu, membuat gadis itu tersentak hingga membalikkan tubuhnya ke belakang. Matanya membelalak penuh keterkejutan, menduga apa yang pria asing itu inginkan darinya. Tapi Takashi bahkan belum mampu berpikir waras.

"Namamu..," nafas pemuda itu terengah. "Siapa namamu.."

Nada suaranya penuh ketergesaan. Terdengar kasar. Takashi tidak mengerti mengapa suaranya menjadi terdengar seperti itu. Gadis dalam genggamannya berubah mimik, memberinya tatapan aneh.

Beautiful StrangerWhere stories live. Discover now