7 - Tawaran dan penolakan

59.5K 7.1K 1.2K
                                    


Assalamualaikum semuanya. Selamat malam. Bagaimana kabarnya? Semoga selalu baik. Amin 

Akhirnya aku bisa update Gardenia lagi. Doakan ya semoga updatenya bisa kembali rajin. Amin yarabbal alamin. 

Semoga masih suka dengan cerita Gardenia ya. Semoga masih suka dengan Cantik dan Tampan. 

Dan, selamat membaca ^^ 

******

Cantik berdiri di ujung lapangan, menatap hampa lapangan olahraga . Hari ini jadwal olahraga kelasnya. Cantik ragu untuk mengikuti olahraga. Hari ini Cantik puasa, seperti hari kemarin. Cantik berpikir sejenak, apakah ia harus meminta izin atau tetap ikut saja.

"Ayo semuanya kumpul!"teriak Deni sang ketua kelas.

Cantik pun pasrah, memilih untuk ikut pelajaran tersebut. Semoga saja mata pelajaran olahraga hari ini tidak berat.

Semua siswa dan siswi berbaris, lalu melakukan stretchingdipimpin oleh Deni.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan."

Cahaya matahari pagi ini cukup menyengat, padahal baru satu gerakan keringat siswa dan siswi mulai bercucuran, banyak yang mengeluh karena kepanasan.

"Lari lapangan dua putaran," teriak Pak Komar, guru olahraga.

Suara keluhan siswa dan siswi semakin mengeras, tapi ada daya, mereka harus tetap berlari. Mereka semua kan segera berlari, memutari lapangan, seperti yang diperintahkan Pak Komar. Begitupula dengan Cantik.

Cantik lari dengan pelan-pelan, ia tidak ingin sampai kehausan bahkan dehidrasi. Hari masih panjang. Cantik hanya berharap ada keajaiban datang, Pak Komar dipanggil kepala sekolah atau siapapun dan mengosongkan jadwal olahraga hari ini.

Dua putaran diselesaikan Cantik, keringatnya membasahi seluruh leher dan belakang rambutnya. Cantik melihat teman-temannya yang sibuk mengatur napasnya, bahkan ada yang sudah minum, mereka selalu berjaga botol air minum setiap kali pelajaran olahraga.

Cantik terduduk lemas, menjauh dari teman-temannya, tidak ingin tergodah.

"Istirahat lima menit, setelah ini saya akan memberikan mata pelajaran tentang lari Estafet. Semua siswa dan siswi kembali berseru, tidak suka.

Cantik menghela napas berat, sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepadannya. Cantik berpikir sebentar, apa yang harus dilakukannya?

Setelah yakin dengan keputusan yang dibuatnya, Cantik segera berdiri, mendekati Pak Komar.

"Ada apa Cantik?" tanya Pak Komar bingung karena siswinya tiba-tiba mendekatinya.

"Pak saya boleh tidak ikut olahraga hari ini?" izin Cantik.

"Kenapa? Kamu sakit?"

Cantik menggeleng. "Saya lagi puasa, dan saya takut lemas dan haus karena pelajaran hari ini. Siang nanti juga saya masih harus kerja, begitupun juga malamnya. Saya juga tidak ingin menyusahkan orang lain kalau tiba-tiba saya pingsan di lapangan ataupun sakit. Boleh tidak Pak?"

Pak Komar tertegun sejenak, kalimat Cantik begitu panjang, butuh beberapa detik bagi Pak Komar untuk mencernannya. Bahkan teman-teman kelas Cantik juga takjub dengan keberanian Cantik.

"Saya akan mengganti mata pelajaran hari ini dengan resumemateri tentang Estafet Pak. Bagaimana?" lanjut Cantik berusaha meyakinkan.

Pak Komar akhirnya mengangguk, mengiyakan. Pak Komar sangat kenal dengan siswinya satu ini. Cantik sangat dikenal siswi rajin di kalangan guru-guru SMA Pelita.

GARDENIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang