DELAPAN

3.6K 474 18
                                    


Baekhyun terusik sejenak sebelum kemudian membuka kedua matanya dan menyadari hari sudah beranjak pagi.

Tubuhnya baru saja akan menggeliat, namun tertahan oleh sesuatu yang menimpa perutnya. Baekhyun menunduk dan menemukan kepala Chanyeol disana. Menjadikan perutnya sebagai bantalan.

Sejak kapan mereka dalam posisi begitu?

Bahkan posisi keduanya masih di ruang TV. Tepatnya di atas karpet bulu yang sengaja di gelar sebagai tempat bersantai.

Baekhyun mendesah. 'Pasti kita ketiduran semalam.'

Chanyeol mulai bergerak dalam tidurnya. Tapi bukannya bergerak menjauh, justru Chanyeol berbalik tengkurap dan memeluk perut Baekhyun seperti bantal sungguhan.

"Hyung, bangun!"

Baekhyun mengguncang bahu Chanyeol. Namun lelaki yang lebih tua darinya itu tak bergeming sama sekali. Hanya bergumam pelan seperti sedang mengigau. "Hyung! Cepat bangun, sebentar lagi aku harus berangkat!"

Baekhyun mendengus karena Chanyeol tidak juga bergerak. Telapak tangannya yang tanpa sengaja menyentuh kepala Chanyeol, membeku. Kedua matanya mengerjap begitu merasakan ada yang aneh dengan lelaki tinggi itu. Sentuhannya bergeser pada kening Chanyeol, dan seketika Baekhyun tersentak kaget.

"K-kau demam!" Pekiknya spontan.

"Sssshh. Berisik, Baekhyun." Racau Chanyeol.

Baekhyun semakin Khawatir. Chanyeol demam, dan tidak ada siapapun di rumah. Sedangkan Baekhyun tidak ada pengalaman sama sekali tentang merawat orang sakit.

"H-hyung.. aku panggil dokter ya?"
Baekhyun menyentuh wajah Chanyeol yang bersandar di atas perutnya, dan melihat wajah itu memerah karena demam. Nafasnya terasa panas di tangan Baekhyun.

"Hyung!" Seru Baekhyun begitu tidak mendapatkan jawaban dari Chanyeol. Dia takut Chanyeol pingsan. Tubuhnya kan besar sekali. 'Bisa mati aku kalau harus mengangkatnya ke lantai dua.'

"Hyung, jangan pingsan dulu. Aku panggil dokter sekarang! Apa kau punya dokter keluarga atau semacamnya?"

Baekhyun adalah salah satu korban tayangan yang sering Ibunya tonton. Bahwa setiap orang kaya pasti memiliki dokter Pribadi yang bisa di panggil kapanpun mereka butuh.

"Hmm.. Kenapa kau panik sekali? Aku hanya demam, bukan serangan jantung." Chanyeol meracau lagi. Wajahnya terlihat kesal mesi kedua matanya tetap tertutup sempurna.

"Tapi aku tidak tahu cara merawat orang sakit!" Protes Baekhyun.

"Apa kau bisa berjalan? Hyung harus pindah ke kamar, setelah itu aku akan memanggil dokter keluarga kalian. Ah, apa perlu aku memberi tahu Nyonya Park?"

"Tidak! Jangan beri tahu Eomma!" Chanyeol memekik spontan. Bahkan kedua matanya terbuka sempurna.
Akan sangat merepotkan kalau sampai ibunya tahu.

Saat dalam keadaan sakit seperti ini, Chanyeol membutuhkan ketenangan untuk beristirahat cukup, tapi Ibunya terus saja mengomel sepanjang hari. Menyalahkan pola makannya yang menurutnya tidak baik, jam tidurnya yang berantakan, juga omelan-omelan lain yang akan membuatnya bertambah sakit ketimbang cepat sembuh.

Jadi sebaiknya Ibunya tidak perlu tahu mengenai hal ini.

"Terus aku harus bagaimana?!" Erang Baekhyun. Wajahnya terlihat putus asa.

"Aku tidak apa-apa Baekhyun.. Aku akan pindah ke kamar, dan kau cukup ambilkan aku obat yang ada di dalam lemari kecil dekat dapur." Ujar Chanyeol.

"Kau bisa naik tangga sendiri?" Tanya Baekhyun. Masih belum bisa mengkhilangkan kekhawatirannya.

"Aku demam. Bukan lumpuh." chanyeol menatap Baekhyun datar.

TOUCH LOVE!! [CHANBAEK] [YAOI]Where stories live. Discover now