ENAM

3.8K 472 13
                                    


"Kau sudah menentukan ingin masuk klub apa?" Jongin bertanya sambil mengunyah keripik kentang yang sebenarnya milik Minseok. Tapi karna pemiliknya terlihat biasa-bisa saja, tidak ada tanda-tanda keberatan, Jongin melanjutkan acara ngemil geratisnya.

"Hmm. Aku akan ikut klub paduan suara."

"Woaahh, daebak! Kau bisa bernyanyi?!" Pekik jongin dengan mata berbinar binar.

Baekhyun menggaruk pelipisnya menahan malu. "Tidak terlalu bagus. Aku cukup sering bernyanyi di gereja."

"Ahh bagus sekali. Aku ingin mendengar suaramu kapan-kapan." Kali ini Minseok yang membuka suara dan langsung mendapat anggukan semangat dari Jongin.

"Tentu." Jawab Baekhyun disertai senyum manis.

"Sebelumnya kau tinggal di Pyeongchang kan?" Tanya Jongin.
Baekhyun mengangguk sambil menyesap susu kotak miliknya.

"Ah, disana sangat dingin!" Komentar minseok sembari bergidik.
Baekhyun tertawa melihat reaksi temannya yang berpipi bulat itu.

"Benar. Musim dingin disana datang lebih cepat."

"Dan berakhir lebih lambat." Tambah jongin. Ketiganya sontak tertawa bersama.
 

Mereka terus mengobrol sampai bel masuk berbunyi. Jongin dan Minseok bergegas kembali ke bangku masing-masing. Begitupun dengan murid lain yang langsung berhamburan seperti kumpulan semut yang memisahkan diri.
Baekhyun melirik bangku di belakangnya. "Dia membolos lagi?" Gumamnya kemudian menghela nafas.

Sudah dua hari Sehun memulai kebiasaan lamanya, membolos. Bahkan kali ini tasnya tidak dia tinggalkan disaana. Entah apa yang anak itu lakukan saat ini.
Baekhyun bukannya perduli. Hanya saja, apa orangtuanya tidak melakukan sesuatu mengingat reputasi Sehun yang sangat buruk di sekolah?
 


**************


"Kalian pergilah ke kantin lebih dulu. Nanti aku menyusul."

"Memang kau mau kemana?"

"Toilet."

"Ah, baiklah kalau begitu. Kami tunggu di kantin. Kau masih ingat jalannya kan?"

"Tentu saja!" Seru Baekhyun tidak terima. Dia memang pelupa, tapi tidak separah itu Ayolah.
Minseok dan Jongin tergelak kemudian berlalu pergi.

Baekhyun terus menatap kedua temannya itu sampai menghilang di tikungan koridor sekolah. Barulah Baekhyun berbalik untuk pergi ke suatu tempat.

Yang pasti bukan ke toilet. Baekhyun sengaja berbohong tentang itu. Mungkin nanti malam dia akan berdoa memohon pengampunan kepada tuhan. Baekhyun tidak terlalu suka berbohong karna setelahnya pasti Baekhyun akan merasa sangat bersalah.

Kedua kakinya membawa Baekhyun pada taman yang pernah dia kunjungi saat pertama kali menginjakkan diri di sekolah ini. Entah kenapa, Firasatnya mengatakan Sehun ada disana. Meskipun dia juga tidak begitu yakin.
Dan benar saja. Sehun ada disana, sedang tertidur dibalik pohon besar tempat pertama mereka bertemu.
Baekhyun berjalan mendekat, hingga akhirnya berdiri disamping tubuh Sehun.

"Oh Sehun." Panggilnya.

Sehun tidak bergeming sama sekali. Nafasnya masih terdengar teratur, dan matanya tertutup rapat menandakan tidurnya sangat nyenyak. Baekhyun berjongkok, kemudian mengulurkan tangannya menyentuh bahu sehun. "Sehun, bangun." Ucapnya lagi.

Perlahan Sehun merasa terganggu dari tidurnya. Kedua matanya sedikit demi sedikit terbuka. Kemudian begitu mendapati Baekhyun yang sedang berusaha membangunkannya, Sehun seketika tersadar dengan sempurna. "Ah!"

Baekhyun sedikit menjauhkan tubuhnya. Memberi ruang untuk Sehun mendudukkan dirinya.

"Kenapa kau malah tidur disini?"
Sehun tidak menjawab dan hanya berkedip menatap Baekhyun, Masih dengan wajah datarnya. "Kau bolos lagi.."

Itu bukan pertanyaa. Itu adalah sebuah pernyataan, yang kemudian membuat Sehun sedikit terdiam.

"Kenapa kau disini?" Tanya sehun.

"Mencarimu."

Kening sehun berkerut. "Kenapa mencariku? Ahhh, apa kau mulai menyukaiku makanya mencariku?"
Baekhyun memutar bola matanya malas. "Aku mencarimu karena ingin membicarakan soal tugas sejarah. Kita satu kelompok."

"Kau dan aku? Hanya berdua?"

"Memangnya ada lagi yang ingin satu kelompok denganmu?" Tanya Baekhyun denganwajah datar.

Bukannya marah, Sehun malah terkekeh geli. "Benar juga. Lalu kenapa kau mau?"

"Aku terpaksa. Karna tidak ada lagi orang yang tersisa dan hanya dirimu. Sudahlah, lalu bagaimana?"

"Atur saja. Aku bisa kapanpun."
Baekhyun mengangguk. "Hmm. Kalau begitu hari sabtu ini kita bertemu di perpustakaan kota."

"Kenapa hari sabtu? Kau ingin menghabiskan malam minggu denganku ya?" Goda sehun.

"Kau ingin ku pukul?"

"Ah, tidak. Terimakasih."

"Ya sudah, aku pergi."

Baekhyun berdiri dan berniat melangkah pergi, sebelum Sehun menahan lengannya. Baekhyun menunduk menap Sehun yang juga menatapnya. "Apa?"

Sehun diam cukup lama, sampai membuat Baekhyun jengah dan hampir saja memukul kepalanya untuk menyadarkan anak itu. Namun sebelum semua itu terjadi, Sehun keburu melepaskan genggaman tangannya. "Tidak ada.. pergilah." Ucap sehun. Mengalihkan tatapannya kearah lain.

Baekhyun mengernyitkan alisnya. Kenapa lagi dengan Oh Sehun?



***************


"Baekhyunie tidak takut kan di rumah sendiri?"

Baekhyun tersenyum lebar. "Tidak masalah, Eomma. Aku akan baik-baik saja."

Nyonya Park menghela nafas. "Baiklah kalau begitu. Nanti kalau ada apa-apa, langsung hubungi Eomma, oke?"

Baekhyun menganggukkan kepalanya cepat. Nyonya park tersenyum dan mencium kening Baekhyun sebelum pamit pergi.
Setelah menutup pintu, dan memastikan pintu terkunci dengan kunci otomatis, Baekhyun beranjak dari ruang tamu ke ruang TV. Mungkin saja dengan menonton, rasa kantuknya akan segera datang.

Baekhyun membaringkan tubuhnya di atas karpet lembut di depan televisi, kemudian mengambil remot dan mulai menyalakan benda persegi panjang itu.
Setelah menemukan tayangan yang cocok, Baekhyun hanya menonton dengan tenang. Bahkan hanya dalam beberapa menit saja, kantuknya perlahan datang dan menguasainya. Perlahan, Baekhyun jatuh tertidur di atas karpet yang hangat.

 

TOUCH LOVE!! [CHANBAEK] [YAOI]Where stories live. Discover now