"Ha?"

Aku lupa cerita yang ini sama Kak Yoongi rupanya, jadi mendekatkan tubuh kami sehingga bahu kami saling adu sentuh, aku bilang, "Dia mau beli apartemen."

"Ngapain?"

"Buat tinggal bareng, katanya."

"Dia ngelamar lo?"

Aku menggeleng, karena setahu aku lamaran yang benar pasti ada cincinnya, sedangkan Kak Hoseok cuma bermodalkan wajah lepeknya, nasi goreng, dan mulut cablaknya, "Emang Kak Hoseok itu tipenya pacaran gitu ya, Kak? Tinggal bareng gitu?" Sekalian, siapa tahu saja bisa mengorek informasi dari abangnya sendiri, mumpung orangnya belum datang.

"Mau nembak lo aja konsultasinya berbulan-bulan," ungkapnya yang membuat tubuh tergelitik, gak tahu kenapa, lucu saja, kalau inget-inget kuisioner waktu itu. Diam-diam juga mau ngatain dia kenapa bego banget waktu itu, bikin mau nangis. "Ah, pasti lu aja yang bego nih. Sekarang lu yang halu, ya, bukan Hoseok lagi?"

Kurang ajar😭😭 harga diri aku terinjak-injak ini begitu mendengar Kak Yoongi bilang gitu, masa aku disamain sama Kak Hoseok yang tingkat kehaluannya lebih-lebih dari aku, "Apaan, sih, beneran kok, dia yang bilang."

Kak Yoongi menoleh, menyeringai, "Terserah kalian berdua, dah, urusan lo berdua itu mah, gak ikutan gue. Males."

Aku berdecak, "Ya emang siapa sih yang ngajak-ngajak, geer lu, Kak," selanjutnya secara tidak sengaja tapi sengaja, aku lihat layar ponsel Kak Yoongi yang menyala, menampilkan ID caller yang menelponnya detik ini, "Hoseok! Angkat-angkat!" seru aku antusias, yaiyalah, plis deh, walau aku jual mahal tiga hari yang lalu saat video call sama dia tetap saja hati ini selalu membara untuk sang kakanda tercinta.

Ternyata kita beda terminal, huhu, jadi dengan sepenuh tenaga, Kak Yoongi yang berlagak seperti Raja Bandara karena mampir kesini mulu tiap bulan memimpin jalan dengan langkah pastinya. Meninggalkan aku yang sedikit kesusahan berjalan di depannya, bahkan harus narik kaosnya dulu supaya dia jalannya pelan-pelan. Dia balas, kaki lu pendek apa gimana sih, aku sahut sangar; ya lagi pacarnya siapa yang mau ketemu cepet-cepet siapa? Habis itu kayaknya kita berantem gara-gara masalah kepemilikan dan hak Kak Hoseok deh, keburu lupa saking sering berantemnya sama Kak Yoongi, yang all the time juga bisa dilakuin kalau sama Kak Hoseok, cuma bedanya, nanti Kak Hoseok bilangnya; cantik-cantik marah mulu nanti jadi nenek lampir serem tahu sedangkan Kak Yoongi mensudahi argumen kita dengan; bacot lu, gue tinggalin di sini, mau hah?

Iya emang, susah, aku bingung gimana cara mereka keluar di rahim yang sama coba.

Pokoknya turning point dari 93 hari aku melas-melasan menjalani hari tanpa Kak Hoseok, yang sebenarnya aku cukup bertanya-tanya kenapa cowok ini sebegitu pentingnya sampai aku bisa segininya, mikirin apa ini karena Kak Hoseok pacar pertama yang nembus tiga tahun sama aku, tapi beneran deh, kayaknya ada suara Afghan pas Kak Hoseok muncul di pandangan, lagu pun berkumandang tiap langkah demi langkah yang Kak Hoseok ciptakan, gini, hey, hey, hey, pesonamu dan wajahmu mengalihkanku, pesona indah wajahmu mampu mengalihkan duniaku, tak henti membayangkanmu terganggu oleh cantikmuuuu,

WA

JAH

MU MENGALIHKANNNNNNN

DUUUUUNIYAAAAAAKUUUUUUUU

Ini ya namanya jatuh cinta beribu-ribu kali, dulu kenapa aku bisa clueless amat ini orang suka sama aku, ya?

Haha, iya, gak usah disebutin deh, kayaknya nanti banyak yang ngomongin.

"ABANG!" suaranya masih toa as always, suka lupa diri ini lagi di publik, sudah malah bawaanya banyak begitu, aku gak ngerti, lari-lari kecil, terus yang pertama kali di peluk Abangnya sendiri, dramatis banget pokoknya, kantong belanjaannya sampe jatuh, aku cuma lirik aja apa yang dia bawa. Lumayan, ada banyak buat aku, huehuehue.

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Where stories live. Discover now