pov mark

254 29 2
                                    

pria mungil disebelahku masih saja tertidur lelap dengan kepala bersandar di bahuku

dia bambam istri mata duitan ku

aku yakin disaat disuruh memilih aku dengan uang dia akan memilih uang

dia benar benar manis dna sangat sexy

si imut ini masih saja memeluk lengan ku

dia tidak ileran kan?

"aku lapar" kata nya

aku melihat dia yang sudha mengangkat kepalanya dair bahu ku

sial bahu ku keram

au tersenyum charming padanya

"kau ingin sesuatu"

bambam mengucek matanya bibir penuh nya semakin tebal saat dia bangun tidur. ini adlaah hal yang sangat lucu dan sexy menurutku. bambam melirik sekitar

"apa masih jauh?"

"sebentar lagi sayang"

aku megecup bibir nya singkat ini adalah hal yang paling aku sukai saat melihat rona merah dipipinya

"dasar mesum mulai sekarang kau harus membayar untuk mengecupku"

benar bukan ?emang dia mata duitan sekali

"aku harus membayar untuk menyentuh istri ku sendiri?"

dia mengalihkan tatapan nya malu dengan perkataan ku barusan

"pokoknya bayar 10000 won untuk sekal kecupan" katanya

aku mengecup bibirnya

"baik kau berhutang 10000 won pada ku"

dia benar benar mata duitan yang lucu untukku

"kita sudah sampai"

 bambam melihat kearah jendela dna memekik senan. bambam segera berdiri dan memakai tas selempang nya

"ayo buruan aku merindukan kasur empukku"

bulan madu ku seperti bukan bulan madu karena bambam akan sibuk seharian dengan membnatu kakek dna nenek ku

"apa kita tidak sebaiknya berbulan madu lagi?"

dia melotot kaget mendengar perkataan ku

"tidak akan"

bambam sudah turun duluan meninggalkan ku

"ayolah bam ayo bulan madu lagiii"

bambam menutup telinga nya

"aku tidak dengarrr"

bambam pribadi yang ceria membuat semua orang menyukai nya nenek dan kakek bahkan tidak ingin bambam pulang yah mereka mengucapkan nya dengan cara yang berbed. mereka mengatakan bambam asih harus dilatih lagi karena dia masih bodoh


***

kami sudah memasuki rumahku dengan aku yang emmbawa semua koperrr

"BAMBAMMMMM"

"GYEOMMMM"

bambam dan gyeom berpelukan seperti sahabat yang tak berjumpa puluhna tahun

aku lebih memilih berjalan kekamar ketimbang menyaksikan roman picasan ini. aku harus segera mandi dan tidur perjalan in ibenar benar membuatku lelah

"kau sudah  kembali"

"iya ayah"

"bisa bicara sebentar"

Its Not EnoughWhere stories live. Discover now