tujuh.

3.9K 698 169
                                    

"Lo pada nggak ada yang liat Jeara apa?" 

Semua orang yang masih berkeliaran di fakultas ditanyai satu persatu, meski jawaban yang diterima hanya gelengan dan kata nggak. Angkasa jadi pusing sendiri, Jeara tidak menjawab semua pesan dan panggilannya. Terakhir dia tau, Jeara bersama Arsen tadi siang. Namun ketika ditanya, Arsen juga tidak sedang bersama kekasihnya sekarang. Angkasa pun justru bertemu dengan seniornya itu tadi saat sedang menuju ke Fakultas Hukum. 

"Ini serius nggak ada yang liat Jeara?" tanya Angkasa sekali lagi. Mereka tetap menggeleng.

"Coba lo cari di sekre himpunan, Sa. Jeara mungkin disana, soalnya emang anak himpunan lagi pada disana sejak tadi."

"Oke, thanks ya."

Angkasa langsung melenggang pergi ke sekre himpunan saat itu juga. Angkasa sedikit ragu ketika dia melihat sekre himpunan yang sepi, memang ada dua sepatu disana, namun Angkasa tidak yakin kalau Jeara masih di dalam sana. Dia tidak melihat sepatu milik kekasihnya itu.

"Jeara, lo dimana sih?" Gumam Angkasa.

"Disini."

Angkasa berbalik, menemukan Jeara sedang berdiri di hadapannya dengan satu plastik nasi kotak di tangannya. Gadis itu lantas menghampiri Angkasa yang kini bisa bernapas lega.

"Kemana aja sih?" Tanya Angkasa.

"Nggak kemana-mana. Daritadi di kampus kok, ya sempet keluar sih sama Kak Arsen tadi siang." Jawab Jeara. "Udah selesai jalan-jalan sama Talitha?"

"Aku nggak jalan-jalan sama dia. Cuma pergi buat urusan makrab jurusan aja kok."

Jeara mengangguk, lalu tersenyum dan menepuk pundak Angkasa beberapa kali. "Gimana hatinya? Masih sama aku atau udah pindah ke yang lain?"

Angkasa menatap Jeara bingung, kekasihnya itu jelas sedang membicarakan sesuatu. Namun ia tidak tau apa yang Jeara bicarakan. Tentang hati yang sedang bimbang mencari pelabuhan.

"Aku tau, Talitha bilang kalau dia suka ke kamu tadi, Sa. Aku juga tau, kalau Talitha udah mulai deketin kamu." Jelas Jeara.

"Kamu tau darimana?" Tanya Angkasa.

Jeara mengambil ponselnya dari dalam saku dan menunjukkan history panggilannya. Memperlihatkan kontak Talitha berada di paling atas dengan durasi panggilan yang lumayan lama dan terjadi di jam yang sama saat Talitha menyatakan perasaannya pada Angkasa.

Sial, Angkasa jadi bingung sekarang. Ia tidak berselingkuh, namun rasanya Ia seperti ketahuan. Tertangkap basah atas perbuatannya tadi siang.

Mengingat setelah itu, Angkasa mengobrol panjang lebar dengan Talitha dan juga perasaan sesungguhnya yang dia rasakan akhir-akhir ini terhadap Jeara.

"Jea..."

"Nggak apa-apa, kamu kayaknya cuma lagi bosan sama aku ya?"

"Nggak gitu..."

Jeara menghela napasnya. Tersenyum dan menatap Angkasa tepat di kedua matanya.

"Kita break aja ya?"

_________________________

Jeara pulang larut hari ini, selesai mengurus himpunan, dia langsung pergi ke Silol untuk menenangkan dirinya. Jeara sengaja tidak meminta siapapun untuk menemaninya, meskipun Jean sempat menawarkan untuk ikut dengan kakaknya tadi saat Jeara izin pada kedua saudaranya.

Jeara pusing, pertanyaan tentang break yang Jeara ajukan pada Angkasa tentu mendapat penolakan. Pria itu justru marah padanya karena Jeara mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dikatakan olehnya. Jeara hanya tidak habis pikir, Angkasa bilang dia sedang bosan karena Jeara sedang sibuk dengan kegiatannya dan tidak punya waktu luang untuk sekedar pergi bersama Angkasa selain akhir minggu.

Oh ayolah, bukannya Angkasa juga begitu? Beberapa bulan yang lalu saat Angkasa masuk sebagai panitia PPSMB dan menjadi cofas, dia juga sama sibuknya. Bahkan untuk sekedar pergi menemani Jeara mencari buku saja tidak bisa.

Apa Jeara protes? Kan tidak. Lalu mengapa sekarang ketika Jeara sibuk dengan himpunan, Angkasa justru bosan dengannya? Bahkan Jeara tidak sesibuk itu untuk mengabaikan eksistensi seorang Angkasa Aldivano yang notabene masih pacarnya.

"Tau ah, pusing." Gumam Jeara.

Gadis itu memilih berselancar di dunia maya lewat laptopnya dan menyumpal kedua telinganya dengan earphone. Membiarkan lagu-lagu favoritnya mengisi kekosongan pikiran dan hatinya. Tanpa membuat Jeara sadar kalau Johnny kini berada di depannya.

Johnny tidak berniat mengganggu Jeara, dia memang duduk di hadaoan gadis itu, tapi tidak sedikitpun dia mengeluarkan suara. Membiarkan Jeara sadar akan eksistensinya sendiri. Johnny tau, Jeara bukanlah orang yang akan berada di coffeeshop sampai selarut ini, kecuali kalau Jeara sedang dirundung masalah.

Tadinya, Johnny tidak mau duduk satu meja dengan Jeara seperti ini. Tidak mau mengganggu pacar sahabatnya itu. Namun Johnny hanya tidak mau Jeara sendirian, berbahaya jika seorang perempuan sendirian selarut ini. Dia juga merasa bertanggungjawab menjaga Jeara jika gadis itu tidak sedang bersama Angkasa.

"Johnny?" Jeara melepas earphone putih miliknya. Menatap bingung Johnny di depannya. "Ngapain?"

"Nggak sengaja ngeliat kamu, terus aku samperin deh. Sendirian?" Tanya Johnny.

Jeara mengangguk, "Lagi mau sendiri aja, tapi nggak apa-apa kalau mau nemenin, hehe."

"Iya ini ditemenin. Abis berantem ya sama Angkasa?"

"Nggak kok. Nggak lagi berantem."

"Terus? Kenapa Angkasa didiemin?" Johnny menunjuk ke meja ujung.

Angkasa disana. Duduk dan menghadap ke arah Jeara. Namun pandangannya bukan ke tempat dimana Jeara duduk, dan Jeara tau apa yang sedang terjadi.

"Aku nggak diemin Angkasa. Coba kamu tunggu beberapa menit lagi. Nanti kamu tau, kenapa Angkasa bisa disini dan nggak nyamperin aku."

Johnny dan Jeara diam, membiarkan keheningan mengisi mereka berdua. Menunggu saat-saat dimana Johnny akhirnya melihat kedatangan seseorang yang dimaksud oleh Jeara tadi.

"Kamu udah liat kan, Johnny?"

Pertanyaan Jeara sukses membuat Johnny langsung menyumpahi Angkasa dan langsung menelepon Renan untuk melaporkan perbuatan sahabat mereka itu. Sementara Jeara hanya bisa terdiam melihat bagaimana Angkasa memilih untuk mengerjakan sesuatu bersama orang lain dibanding dirinya.

Kalau seperti ini, mengapa Angkasa tidak memilih menyetujui permintaan Jeara tadi?

Dering ponsel Jeara membuyarkan lamunan gadis itu. Satu pesan masuk ke ponselnya dan itu berasal dari seseorang yang kini sedang bersama pacarnya.

Talitha Diffa Akasia.

Ingat ya Jeara, ups, maksudnya Kak Jeara. Kak Angkasa memang masih milik lo sekarang, tapi gue akan selalu bikin pacar lo nyaman dan akhirnya putus dari lo. Tunggu tanggal mainnya ya?

_______________________________

Haduh, Jeara sama Arsen aja ya udah?
Kasian kalau sama Angkasa terus, hahahaha.

Gimana idul adhanya? Dapet daging banyak? Haha, saya juga dapat banyak sampai rasanya sudah muak melihat daging.
Cover baru, bagus tidak? Hihi

Jangan lupa besok Senin, jangan lupa juga buat bahagia ya!

AngkasaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt