tiga.

5.3K 763 53
                                    

Angkasa sulit dihubungi hari ini. Selesai rapat, dia langsung melenggang pergi dan tidak ada kabar sampai sekarang. Jeara yang baru selesai kelas sampai harus menghampiri Renan dan Johnny yang sedang mengerjakan tugas di perpustakaan universitas. Keduanya pun terkejut melihat Jeara menghampiri mereka, tanpa Angkasa.

"John, lihat Angkasa?" Tanya Jeara. Johnny menggeleng dan Jeara menatap Renan selanjutnya.

"Nggak lihat juga, Je. Cuma lihat dia tadi pagi abis nganter kamu." Jawab Renan menimbulkan helaan nafas pasrah dari Jeara.

Angkasa jarang bersikap seperti ini. Jeara tau, tadi pagi saat rapat dia memang terlihat cukup kesal dengan Aditya karena pendapatnya selalu disanggah. Tapi Jeara tidak tau kalau Angkasa akan bersikap seperti ini. Ponselnya tidak bisa dihubungi dan pesan-pesannya tidak ada yang dibaca.

"Emang nggak ngabarin kamu?" Tanya Renan. Jeara menggeleng lemah. Dia pusing sendiri memikirkan perubahan sikap Angkasa hari ini, padahal tadi pagi saat di rumah pun dia masih biasa saja.

Tak berselang lama, Johnny mengagetkan mereka semua. Dia menunjuk ke arah Angkasa yang sedang menghampiri mereka dengan Talitha disampingnya.

Siapa Talitha?

Adik tingkat Angkasa yang masuk ke UKM yang sama dengan Jeara dan Angkasa. Talitha lumayan akrab dengan Angkasa karena mereka pernah bekerja bersama dulunya dan beberapa kali pernah pergi berdua juga dengan Angkasa untuk urusan UKM. Dan tanpa sepengetahuan Jeara. Lalu darimana gadis itu tau? Oh, ayolah. Jeara punya banyak teman dan kebanyakan mereka adalah anak FEB. Tanpa Jeara suruh, mereka suka melaporkan semua hal tentang Angkasa. Meski kadang tidak terlalu digubris oleh gadis itu karena Jeara yang  sangat percaya pada Angkasa.

"Lo darimana, Sa?" Tanya Renan. Pria itu menyadari perubahan raut Jeara yang sangat terlihat tidak suka dengan kehadiran Talitha.

"Ketemu dosen, ngurus KKN." Jawabnya.

"Sama Talitha?" Tanya Johnny. Melirik ke arah Talitha yang tersenyum disamping Angkasa.

"Sendirian. Ini nggak sengaja ketemu tadi, sekalian bareng soalnya dia bilang mau ke kantin juga." Jawab Angkasa santai.

Angkasa meletakkan tasnya, menempatkan diri di samping Jeara. Angkasa menyadari perubahan raut Jeara, namun memilih diam karena tidk mau menyenggol mood pacarnya itu.

"Kak, aku boleh gabung disini dulu nggak? Ini temen aku belum dateng, hehe." Tanya Talitha, merujuk pada semua kakak tingkatnya disana. Renan dan Johnny tidak berani menjawab, mereka justru menatap Jeara yang juga menatap balik mereka.

"Nggak apa, sini gabung aja."

Bukan. Bukan Jeara yang bilang. Itu Angkasa.

Jeara cukup kaget dengan jawaban Angkasa karena hal tersebut berarti Talitha duduk disampingnya. Sebenarnya kursi di samping Renan kosong, tapi sudah ditempati oleh tas dan barangnya. Sehingga mau tidak mau, kursi kosong di samping Angkasa adalah satu-satunya tempat yang bisa digunakan.

Meski begitu, Jeara diam. Tidak berani protes karena dia juga tidak ingin ribut.

"Kak Jea, kakak tumben kesini? Aku jarang banget liat Kak Jea ke perpus pusat." Tanya Talitha basa-basi.

"Tadi abis nyari pacar aku hilang seharian ternyata jalan sama cewek lain." Jawab Jeara, melirik ke arah Angkasa yang juga sedang menatapnya.

"Hah? Kak Angkasa jalan sama siapa? Wah, hati-hati lho Kak. Sekarang lagi musim nikung-nikung pacar orang."

Jeara tersenyum, sepertinya Talitha tidak sadar kalau dia yang sedang jadi bahan pembicaraan sekarang. "Iya nih. Aku juga takut banget kalau ditikung. Apalagi Angkasa tuh deket banget sama adik tingkatnya yang tadi jalan sama dia."

AngkasaOnde histórias criam vida. Descubra agora