PART 3

15 6 2
                                        


Happy reading💙

"Maaaa"
Teriak gadis yang saat ini baru terbangun dari tidur.
"Mamaaaaaa"
Teriaknya untuk yang kedua kali dengan suara lebih keras.
"Bibiiii" panggil gadis itu kepada pembantu yang telah lama berkerja di rumahnya saat sedari tadi mamanya tak menanggapi.

"Mamaaaaaa!! Bukain pintunya, ga kasian apa sama adel, dari semalem di kunci di kamar terosss"  teriaknya lagi dengan suara agak memelas yang sukses mendapat sahutan  tak kalah keras terdengar dari lantai bawah yang tak lain adalah ningsih sosok wanita yang ia panggil mama tersebut.

"Salah sendiri bohongin mama, siapa suruh kamu beli novel make uang spp ha?! Baru di hukum semalem aja ribut nya ga ketulungan!"

"Kok salah adel! Salah mama lah, kenapa ngasih uang jajan nya pas pasan" sahutnya tak terima pernyataan dari mamanya.

"Sudahlah ma... masih pagi, tetangga pada keganggu sama teriakan kalian berdua, lagi pula kasihan adel, pasti dia lapar belum sarapan" ucap hartono dengan langkah pelan berjalan menuju sofa bermaksud menyalakan televisi.

"Ga bisa pa, sekali kali kita harus keras sama adel biar kapok" tandas amira dengan seporsi makanan yang ia siapkan.
"Bi uni, kasih ini ke kamar adel" lanjut nya lagi setelah semua tertata rapi dalam nampan.

"Iya bu"
Sahhut bi uni tak berani membantah.

Belum ada sepuluh langkah bi uni meninggalkan meja makan, suara ketukan dari pintu depan mengintrupsi bi uni untuk berhenti sejenak dan menatap ke arah majikan nya tersebut.

"Sudah biar saya saja yang bukakan bi" ucap hartono sembari beranjak dari sofa.

Tok tok tok

Sekali lagi ketukan pintu terdengar saat hartono hendak membukakan pintu.

" selamat pagi om"
Ucap cowo yang saat ini berdiri dengan senyum tipis di wajahnya.

"Pagi, ada perlu apa ya?"
Jawab nya sambil ikut tersenyum, tau maksud dari cowo yang saat ini berdiri di depan nya sedang mencari anak gadis sematawayang nya.

"Nama saya dafin om, saya mau ngajak anak om jalan hehe.." ucap nya memperkenalkan diri dengan cengiran tak tau malu.

"Oh.. masuk masuk, adel ada kok di dalem"

~oOo~
Adel pov
"Kok kamu ke indonesia ga bilang bilang sih, bikin bete deh" ucapku merajuk dengan mulut penuh kerupuk yang ku bawa dari rumah.

"Kan kejutan" jawabnya santai masih fokus pada posisi mengemudinya.

"Kamu nggak asik ah"
Ucapku tetap merajuk

"Yaudah maaf" ucapnya pelan sembari tangan terulur mencubit pipiku.

PlaKkk kutepis tangan dafin hingga terlepas dari pipiku.
"Maaf kenapa?" Tanyaku sambil mengusap usap pipi yang tadi dia cubit.

"Nggak tau, aku nggak ngerasa salah" jawabnya, membuatku semakin gemas ingin makan ginjal

"Ah bodo"
"Dih marah" ucapnya yang tak ku respon
"Mau tau nggak kita mau kemana?" Sambung nya mampu mengalihkan perhatian.

"kemana?"
Tanyaku antusias pada dafin

"Kerumah ku"
Ucap dafin yang ku jawab dengan anggukan pelan. Eh tunggu dulu, apa tadi dia bilang rumah?! Oh tidak.

"BERHENTI!!" Pekik ku keras dengan menarik kerah baju dafin. Hampir saja kami menabrak pohon besar jika kaki jenjang dafin tidak buru buru menginjak rem.

"Ah hampir saja aku mati
Ucapnya sambil mengambil nafas.
kamu kenapa sih? Kalo mau sehidup semati ga gitu juga caranya adel" sambungnya sembari menjalankan kembali mobil.

"Ish tunggu dulu, kok tiba tiba kerumah mu sih? Kan aku ga dandan, fin, malu sama mama kamu, nanti kesan nya jelek. Eh mama mu ada di rumah nggak sih? Pasti ada kan! Ihh kamu kenapa ga bilang dari awal sih" ucapku kalang kabut bingung harus apa

Dafin hanya terkekeh tanpa tau kondisi perasaan ku yang dag dig dug ser minta di sawer.

"Gapapa, bunda suka yang natural kok"

Jangan lupa vote and coment ya, makasi💙😊

2D DuplicateWhere stories live. Discover now