Marvel tesenyum,ia tidak menjawab pertanyaan Bintang, " congratulation! " ucapnya dengan senyuman lebar

Bintang mengerutkan keningnya,Marvel mengucapkan kata itu untuk apa? Apa Bintang baru saja memenangkan give away? Sepertinya tidak,

" untuk apa? "

" nilai C pertama lo "

Satu kalimat yang mulai saat ini Bintang benci,ia benci jika harus mengingat kejadian yang membuatnya ingin membegal sang dosen

PULANG LEWAT MANA?!!

Bintang menggebrak meja kemudian berdiri,bibirnya mengerucut dan keningnya berkerut,melihatnya yang sedang cemberut membuat Marvel tak bisa menahan senyumnya Bintang terlihat sangat menggemaskan jika sedang kesal

Kemudian tanpa berkata apapun Bintang melangkahkan kakinya meninggalkan Marvel yang masih tersenyum karna tingkah menggemaskan Bintang,Marvel melebarkan matanya dan segera melesat menyusul Bintang yang pergi lebih dulu tak lupa ia mengeluarkan selembar uang kertas untuk membayar pesanan Bintang.

----

Langit mengajak Bulan menuju tempat duduk di sebuah taman,Bulan memandangi tangannya yang di genggam Langit dengan perasaan yang tak bisa ia jelaskan

" duduk,Lan. " ujar Langit

Bulan tersentak,kemudian ia mengikuti intruksi Langit untuk duduk disampingnya dan bersiap mendengarkan apa yang ingin Langit bicarakan

1 menit

5 menit

9 menit

Langit belum juga membuka suaranya sedangkan Bulan masih setia menunggu Langit membuka suaranya, " hm... Lan.. " cicit Langit,Bulan mendongak menatap Langit yang sedang mengigiti bibir bawahnya

" kenapa,Lang? " ucap Bulan yang sebenarnya sudah tidak sabar mendengar apa yang ingin Langit bicarakan

Langit melirik Bulan lalu membasahi bibirnya,ia membalikkan badannya menghadap Bulan dan menatapnya dengan perasaan gerogi

Bulan yang merasakan ketidaknyamanan Langit,jari jemarinya bergerak mengelus jemari Langit yang bergetar layaknya orang gugup

" mau ngomong apa? Ceritain aja " ujarnya lembut,Langit kembali menatap Bulan

Ini untuk pertama kalinya Langit merasa gugup jika berhadapan dengan wanita.

Langit berkali-kali memejamkan matanya kemudian membukanya lagi,berkali-kali pula ia memikirkan kalimat yang bisa membuat Bulan tidak akan menolaknya,

Dengan kesadaran penuh dan penetapan hati,Langit menarik napas panjang dengan satu hembusan ia mengucapkan sebuah kalimat yang mampu membuat Bulan termenung di tempatnya

" Bulan,will you be my girl friend? "

----

" Perkemahan tinggal beberapa hari lagi sedangkan gue masih naena sama guling " ucap Dion sambil memutar-mutar sedotannya

Aletta bergidik, " bosen nyabun pindah ke guling,Yon? " tanya Aletta membuat Dion meliriknya bengis kemudian melemparkan tisu kearahnya

" samlekom ya ahli kubur " ucap Langit sambil merangkul bahu Dion dan Aletta,Langit tersenyum manis sedangkan Dion dan Aletta menatapnya ganas

LO YANG LEBIH BAU TANAH DI BANDING KITA,LANG!!

Langit melepas rangkulannya kemudian duduk di samping Dion yang masih menatapnya bengis,
" gimana hari kalian? " tanya Langit masih dengan senyum cerianya

LANGIT [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang