cerita kita - bagian 46

Mulai dari awal
                                    

"Aileen jaga diri baik-baik ya sayang. Jangan lupa solat, makan yang banyak. Dan jangan lupa kabarin Mama dan sering-sering main kesini yaa," ucap Leta.

Aileen melepas pelukannya, lalu tersenyum seraya menghapus airmata, kemudian mengangguk.

"Mama sama Darren, Bi Juju, sehat-sehat ya, Aileen pamit." sahut Aileen.

Kemudian Vanka merangkulnya.

"Kita pamit Kak, aku sangat berterimakasih atas semuanya, terimakasih Kakak udah mau jaga Aileen bertahun-tahun. Aku sangat berterimakasih Kak." ucap Vanka seraya mengusap lengan Aileen yang sedang dirangkulnya.

Leta tersenyum mengusap lengan Vanka "Aku yang justru berterimakasih karena kamu udah percaya menitipkan Aileen ke aku." sahutnya. Lalu menatap Aileen dengan senyuman.

Aileen ikut tersenyum dalam tangisan.

Vanka menatap Aileen lalu Leta.

"Kalau begitu kita berangkat dulu. Assalamualaikum," ucap Vanka.

Leta menelan saliva, menahan tangis. "Waalaikumsalam," sahut Leta dan Bi Juju bersamaan.

Perlahan mereka melangkah, Aileen menoleh menatap Leta, Bi Juju, kemudian rumah ini.

"Aileen ayuk, masuk." ucap Vanka setelah membukakan pintu untuk Aileen.

Aileen terdiam sejenak. Dia menatap Leta dan Bi Juju lagi.

Lalu perlahan tersenyum seraya melambaikan tangannya.

Leta yang melihat itu langsung menangis seraya berusaha untuk tersenyum dengan tangan yang membalas lambaian tangan Aileen.

Kemudian Aileen masuk ke dalam mobil, mematung karena pikirannya terlalu bercampur.

Aileen menoleh ke pagar, berharap Darren datang sebelum dia keluar dari rumah ini. Berharap Darren meminta Vanka dan Leta agar dirinya tetap tinggal disini.

Namun harapan itu tak pernah terwujud, Aileen sudah keluar dari rumah ini. Melewati pintu gerbang rumah ini, rumah yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.

Aileen kembali menangis lagi.

"Udah Non, jangan nangis," ucap Bi Juju, berusaha menenangkan Leta dengan mengusap-usap lengannya. Meminta Leta untuk tidak menangis, padahal dirinya sendiri juga sedang menangis.

Leta menghapus airmatanya setelah melihat figur Darren yang baru saja masuk ke dalam rumah dengan vespanya.

Bi Juju berhenti menenangkan Leta. Dia menghapus air matanya juga.

Darren memicingkan matanya. Kemudian memberhentikan vespanya, lalu turun dari sana setelah memasang standar dan membuka helmnya.

Darren menatap Leta dan Bi Juju sejenak kemudian bertanya "Kenapa pada nangis? Ada apa?" tanyanya.

Leta terdiam sejenak menatap Darren.

"Maa? Bi? ada apa? kok pada nangis? terus Aileen mana? Ai, Aileen..." Darren menoleh ke pintu lalu kembali ke Leta dan Bi Juju "Aileen belum pulang?"

Leta menggelengkan kepala.

Darren mulai khawatir.

"Terus Aileen kemana? yaampun aku pikir dia udah dirumah daritadi. Kalo tau gitu tadi aku nggak—" Darren terdiam. Dia tidak mungkin bilang kalau tadi dia pergi untuk menenangkan diri karena kejadian disekolah tadi.

Leta menelan saliva "Aileen udah nggak tinggal disini Ar. Tadi Tante Vanka pergi jemput Aileen." ucapnya.

Darren menatap Leta "Loh kok main pergi aja? kenapa nggak nunggu Darren? Ma Aileen itu sahabat Darren, harusnya Aileen pamit dulu sama Darren," ucapnya. Hatinya sesak. Kenapa perginya Aileen dari rumah ini harus bersamaan dengan pengungkapan perasaanya pada Aileen. Darren bahkan belum mendapatkan penjelasan apa-apa dari Aileen.

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang