cerita kita - bagian 10

15.3K 919 25
                                    

"kamu itu bukan cuma sahabat yang luar biasa bikin sayang, tapi kamu juga pahlawan yang enggak kesiangan."

Darren menutup pintu, dia langsung menghampiri Aileen yang tengah duduk bersama Leta.

"Darren temenin Aileen dulu ya, kalau Aileen mau apa-apa diambilin, Mama mau bantuin Bi Juju masak buat makan siang dulu," ucap Leta dia mengusap kepala Aileen lalu berdiri melangkah menuju dapur.

Darren mengangguk lalu langsung mengambil posisi duduk disamping Aileen. Dia menatap Aileen yang fokus pada layar televisi yang menampilkan siaran kartun.

"Ai, lo kenapa bisa ketabrak gitu coba? ceritain dong ke gue," ucap Darren.

Aileen menoleh. "Tadi gue udah cerita ke Mama, masa gue ngulang ceritanya lagi."

"Ya kan tadi pas lo cerita gue nggak ada. Masa sahabat terbaik lo ini nggak diceritain juga,"

"Iya-iya duren," Aileen merubah posisinya menghadap Darren. "Jadi tadi pas lagi olahraga, ada anak kecil yang minta mainannya yang ada dijalan, tapi karena Mamanya si anak kecil itu sibuk ngobrol jadi gue dengan kebaikan hati berinisiatif untuk ngambilin. Cuma gue kurang hati-hati, pas banget gue ambil mainan si anak kecil itu, mobil Adnan dateng dari arah kanan dan nabrak kaki gue, udah selesai deh."

"Lagian lari pagi sendirian, biasanya juga lo bangunin gue ini kok enggak?"

"Ih pala lo peang, gue udah bangunin lo ya, tapi lo malah—" Aileen menghentikan ucapannya, tadi kan pas Aileen membangunkan Darren, Darren malah memeluknya.

"Malah apa?"

Aileen menatap Darren.

"Ma—malah nggak bangun-bangun! jadi daripada nungguin lo bangun yang ada gue nggak lari pagi. Jadi gue lari sendiri aja."

"Ck! besok jangan gitu lagi. Terus si Adnan itu ngapain? pas bawa lo kerumah sakit, lo kan nggak bisa jalan? dia nggak gendong lo gitu kan?"

Aileen menatap mata Darren, ini Darren sedang apa sih. Cemburu? ah tapi mana mungkin, Darren kan hanya menganggapnya sahabat baik.

"Enggak kok. Dia cuma pegang tangan gue doang sama nge—"

"Dia megang tangan lo?!"

"I—iya, kenapa sih lo? kan dia bantu—"

"Ya nggak usah megang tangan juga bisa, suruh siapa kek buat bantuin lo jalan."

"Ya gimana bisa si oon, orang cuma ada dia doang. Masa dia mau ajak salah satu ibu-ibu cuma buat bantuin gue jalan?"

Darren terdiam, dia sadar Aileen kan cuma sahabat baiknya.

"I-iya si nggak kenapa-napa."

"Ya emang nggak kenapa-napa,"

Aileen kembali menatap layar televisi. Aileen pikir Darren akan marah dan bilang bahwa dia cemburu Adnan memegang tangannya.

"Yaudah, lo mau di ambilin apa? minum? roti?" tawar Darren.

"Enggak mau, anterin gue ke kamar aja deh. Mau ganti baju," sahut Aileen.

Lalu Darren mengangguk, dia berdiri, mengambil kruk kemudian menyerahkannya pada Aileen. Aileen di bantunya untuk berdiri. Kemudian Darren merangkul Aileen melangkah menaiki tangga, sampai ke kamar Aileen.

"Mau pake baju yang mana, gue ambilin," ucap Darren seraya berjalan menuju lemari Aileen lalu Darren membukanya.

"Yang mana aja deh," sahut Aileen.

Darren hanya manggut-manggut lalu tak lama dia menghampiri Aileen lagi dengan membawa sebuah piyama.

"Ar lo kira gue mau tidur? ini masih jam sepuluh pagi,"

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang