#18 Jealous

6.7K 884 131
                                    

Jangan temui dia, aku cemburu
-Namjoon from Florist Vs. Chocolatier-

Malam kemarin baru saja hujan, dan ketika pagi tiba udara berubah menjadi sedikit lebih dinging, tetapi tidak dengan ranjang yang terasa hangat. Lengan kekar melingkar di pinggang si gadis, lengan yang sangat professional membuat coklat di dapur. Namjoon benar-benar bermalam di rumah Reine.

Namjoon mengecup lembut bahu gadis Richard yang membelakanginya dan sedikit terkekeh saat Reine terusik. Bahkan Namjoon bangun lebih dulu dibandingkan Reine, mungkin hujan membuat Reine tidur lebih nyenyak lagi dan malas untuk membuka mata.

"Reine" Namjoon berbisik di telinga Reine, menganggu gadisnya terus. Mengganggu Reine tidur mungkin akan menjadi kesukaan Namjoon yang kedua setelah membuat coklat.

Reine membalikan posisinya menghadap Namjoon, beralih memeluk tubuh tegap chocolatier itu, namun tidak memeluk dengan erat sehingga Namjoon bisa mendaratkan kecupan di bibir gadisnya. Kecupan selamat pagi.

Reine yang masih memejamkan mata tersenyum, perlahan Reine membuka matanya masih dengan senyuman, Namjoon juga begitu, membalas senyuman Reine. Terlambat Reine sadari Namjoon kini dalam keadaan shirtless.

"Kau selalu membuka bajumu saat tidur?" Reine bertanya dengan suara khas bangun tidur.

"Kenapa? Bukankah ini bukan pertama kalinya kau melihatku shirtless?" Namjoon malah balik bertanya.

Bukan jawaban itu yang Reine mau.

"Kemeja, terlalu panas untuk dibawa tidur. Jika itu sebuah kaos, aku bisa memakainya sampai tidur" Namjoon mengoreksi jawabannya sambil mengusap-usap rambut Reine lembut.

Untuk beberapa saat mereka hanya saling menatap dengan posisi Reine yang tidur menghadap Namjoon yang sedang menumpukan kepalanya dengan satu tangan. Menit berikutnya Reine teringat sesuatu, ekspresi gadis itu berubah. Gadis Richard itu tidak akan bisa melihat senyuman Namjoon mulai besok.

"Kita jadi pergi?" Namjoon bertanya seolah bisa membaca ekspresi Reine.

"Namjoon, aku ingin kau membuatkanku roti dengan lelehan coklat, seperti pertama kali aku ke rumahmu" Reine dengan tiba-tiba berucap. Namun sorot mata gadis itu masih ingin mengungkapkan lebih.

Namjoon tersenyum sebelum menjawab. Begitu manis, lesung pipinya selalu muncul. Reine akan merindukan itu.

"Aku akan membuatnya, untukmu. Ada lagi yang kau minta?"

Reine menggeleng pelan dengan keraguan. Ada banyak yang ingin ia minta. Namjoon menunduk untuk menautkan bibir mereka, kali ini sebuah tautan singkat. Reine membalasnya, namun dengan perasaan yang tak rela.

"Bersiaplah, kita harus membeli bahan untuk roti yang kau mau. Kali ini aku akan membuat rotinya, hanya untukmu" Namjoon berucap setelah tautan mereka.

Reine tak menjawab lagi.

"Namjoon" Reine kembali membuka suara saat Namjoon akan beranjak untuk turun dari ranjang. Namjoon kembali ke posisinya dan menatap Reine lagi.

"Tak bisa kau batalkan?" Tanya Reine.

Namjoon menghela nafas. Bahkan tanpa menjelaskan lagi, Namjoon sudah benar-benar tau maksud Reine. Hal yang sama membuat mereka berdebat kecil malam kemarin.

"Kau ingin aku membatalkannya?" Namjoon bertanya.

Reine diam.

"Reine, aku mencintaimu tapi aku tidak bisa membatalkan taruhan ini. Aku menang tahun kemarin, aku juga tak ingin ikut dan terikat di pertandingan ini. Ini lebih dari sebuah harga diri, Reine" Namjoon mau menekan nada suaranya di beberapa kata.

Florist Vs. Chocolatier || Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang