J

341 45 8
                                    


Jalan Pulang.

Plan tengah duduk di hadapan penggemarnya, dengan tangan memegang mic, dan senyum yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Dengan gaya busana khasnya, ia tampak benar-benar tampan.

Seperti biasa, Plan mengisi tempat di sebuah acara. Melontarkan beberapa jawaban dari pertanyaan MC, bahkan sesekali melemparkan sebuah candaan.

Hingga sebuah pertanyaan muncul membuatnya terdiam beberapa saat,

"Siapa Mean bagi seorang Plan Rathavit?"

Seluruh penggemarnya bersorak menggodanya, bahkan pembawa acara sendiri tampak puas dengan pertanyaannya.

"Adik," jawab Plan singkat.

Satu kerumunan itu mendadak berteriak kecewa. Plan sendiri menggaruk tengkuknya canggung.

"Plan, aku rasa tsundare-mu itu perlu disingkirkan barang sebentar."

Mendadak pula ia bingung, "Tsundare apanya?"

"Sifatmu itu, lah!" Sang MC mulai gemas, "Jadi, biar kuulang. Siapa Mean bagi seorang Plan?"

"Patner kerja?"

"Siapa Mean bagi seorang Plan?"

"Oi, kak."

MC menggeleng, penggemarnya sendiri mulai tertawa melihat tingkah Plan.

"Siapa Mean bagi seorang Plan?"

"Suruhan."

"Siapa Mean bagi seorang Plan?"

Kali ini, Plan tidak langsung menjawab, malah menggaruk-garuk pipinya, nampak menggemaskan. Sebuah hebusan napas sebagai permulaan, sebelum akhirnya ia membuka suara.

"Jalan pulang," katanya.

"Jalan pulang?" Pertanyaan itu lantas terlempar begitu saja.

Plan mengangguk, "Kalian tahu arti kata pulang?"

"Kembali ke rumah di mana kamu bisa merasa nyaman, tenang, dan aman." Jawaban itu sudah cukup memuaskan Plan.

"Dan untuk pulang, untuk kembali masuk dalam rumah penuh kebahagiaan, aku perlu sebuah jalan pulang. Mean adalah jalan pulang. Sisanya, bisa kalian artikan sendiri."

Suara gemuruh dan teriakan histeris penggemar mendadak mengisi hampanya udara. Membuat suasana mendadak panas, dan Plan yang mulai panik, sadar atas kalimat yang ia keluarkan.

"Itu hanya perumpamaan!" teriaknya kemudian.

——

Di lain tempat, sosok yang dibicarakan sendiri sudah mengukir senyum lebar dengan semburat merah tipis di kedua telinganya.

"Oi, Mean, apa kamu tidak takut bibir mu sobek? Tersenyum begitu lebarnya."

Mean hanya menggeleng dengan wajah bahagianya.

Alphabet.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[3] Alphabet; meanplanWhere stories live. Discover now