F (2)

274 56 1
                                    


Foto.

"Udaranya segar, aku akan keluar dengan skateboard-ku sebentar."

Mean sedang menghadiri sebuah acara di Korea, dengan setelan berwarna gelap, tampak tampan. Sedangkan yang tadi itu adalah pesan dari kekasihnya: tepatnya setengah jam yang lalu.

"Dengan siapa?

Sendiri?

Ini sudah malam, kak."

Dan ini balasan Mean, yang sampai detik ini belum ada tanda-tanda jawaban dari Plan. Menimbulkan sebuah reaksi tidak tenang.

Mean terus bergerak di atas bangkunya: entah mengubah posisi, menaikan kakinya lalu segera menurunkannya lagi, atau sesekali membetulkan jasnya yang jelas-jelas masih rapi.

"Kamu punya bisul ya?" tanya Saint yang mulai terganggu dengannya.

Mean menatap ke samping, "Apa?"

"Berhentilah bergerak, dan duduk dengan tenang."

"Oke."

Memang dia duduk dengan tenang saat ini, namun pikirannya sangat tidak tenang. Godaan untuk melakukan panggilan dengan Plan, mendorongnya sangat kuat.

Mean rindu, dia jarang bertemu dengan Plannya akhir-akhir ini. Dan sepertinya perasaan tersebut terus menekannya dan membuat Mean merasa tidak tenang.

Tapi Mean tidak bisa berbuat apapun, dia tidak bisa menelepon.

Plan sendiri pernah bilang bahwa dia bisa menjaga dirinya sendiri. Plan bilang dirinya juga laki-laki, jadi Mean tidak perlu mengkhawatirkan apapun.

"Memangnya menjadi laki-laki berarti bebas dari kejahatan?"

Dia berbicara dengan dirinya sendiri, ngomong-ngomong.

Baru sepuluh menit Mean duduk tenang, ketika ponselnya mendadak gaduh, menimbulkan kerutan di dahinya.

Mean sendiri tidak merasa mengunggah apapun, namun notifikasi dari salah satu media sosial memenuhi ponselnya.

Akun Plan.

Iya, kakak tersayang Mean itu mengunggah sesuatu di media sosialnya.

Iya, kakak tersayang Mean itu mengunggah sesuatu di media sosialnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"SHIT!"

Nyaris saja dia berteriak, kalau tidak cepat-cepat sadar dan menahan dirinya.

Tanpa banyak bicara lagi, Mean bangkit. Menghiraukan tatapan bingung dari Saint, dan buru-buru melangkah keluar untuk melakukan sebuah panggilan.

"Hal-"

"Sial kak, kenapa kau harus mengunggah foto seperti itu?!"

Mean mulai mengomel.

Dan diam-diam, telinganya terasa panas.




Alphabet.

[3] Alphabet; meanplanWhere stories live. Discover now