Chapter Thirty One.

Start from the beginning
                                    

"Kau tahu? Dibrangkas tersebut adalah sejumlah dokumen penting perusahaan dan beberapa tender besar yang telah aku simpan dengan sangat rapih. Tadinya aku akan menyerahkan semua itu untuk puteri semata wayangku untuk menikmati warisan dariku, setelah aku tiada di dunia ini. Aku bersusah payah membangun perusahaan itu dengan hasil keringatku sendiri, hanya untuk menghidupi keluarga kecilku. Dulu aku adalah orang susah dan tak punya apa-apa. Bahkan untuk menebus Ellfa dari rumah sakitpun aku tak mampu. Namun syukurlah, beberapa bulan kemudian aku tersadar bahwa semua ini di mulai dari tekad yang kuat. Aku membangun usaha kecil-kecilan yang setidaknya uangnya bisaku tabung untuk makan. Dan lambat laun, seiring dengan berjalannya waktu usahaku itu semakin maju dan berkembang sehingga dapat mengambil puteri kita untuk dibawa dan kita urus bersama di rumah sederhana yang telah ku beli dari hasil kerja keras. Semua berlangsung dengan sangat cepat. Usaha kecil yang hanya mampu untuk makan, satu tahun setelahnya telah berubah menjadi besar karena investor yang mau membantu. Semua sudah ku atur dengan sedemikian rupa."

"Namun, semuanya hilang begitu saja karena ulah orangtuamu. Mereka merampas semua milikku. Walau pada saat itu usahaku sudah berkembang dimana-mana namun hanya perusahaan itulah satu-satunya yang punya histori di dalamnya. Dan yang membuatku lebih sedih adalah ketika semua nama ke pemilikan sudah jatuh ketangan mereka, sah secara hokum sehingga aku tidak bisa untuk mengambil kembali kecuali mereka yang mengizinkan. Kau tahu? Mulai saat itulah aku kalang kabut, dan akhirnya membunuh orangtuamu. Orangtua yang selama ini seolah menjadi korban, namun ternyata merekalah monster yang tak terlihat." Matanya berkaca-kaca membayangkan peristiwa tersebut terjadi. Barack memang seorang ayah idaman. Pengusaha yang bermain bersih untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Beda dari kebanyakan orang, yang suka membunuh siapa saja musuh-musuh dibalik selimut yang ingin merebut apa yang dia miliki. Percaya atau tidak kejadian tersebut adalah pertama kali dalam hidupnya membunuh orang hanya karena bisnis. Karena merekalah yang sangat berani mengambil brangkas yang selama ini dia jaga. Barack memang bisa mengambil semua itu, namun ketaatannya pada sebuah hukum yang berlaku pada berkas-berkas tersebut membuatnya tak bisa mengambilnya dengan mudah. Sehingga dia tak punya jalan lain, dia harus memusnahkan mereka dengan tangannya sendiri.

Entah apa yang merasukinya sehingga dia menjadi orang yang brutal dan terlihat tak berperasaan hanya untuk membalaskan dendamnya. Barack menyadari semua itu. Namun percayalah, semua itu hanya ingin melampiaskan amarahnya pada orang-orang yang selama ini telah berurusan dengannya. Dan karena kejadian tersebut, membuat Barack harus waspada dari semua kejahatan yang menghampirinya dan keluarga kecilnya. Dia bertekad akan membunuh siapa saja yang menganggganggu orang-orang yang sangat dia cintai.

"Ayah..." Ellfa berhambur ke dalam dekapan sang ayah. Dia menyesal karena selama ini telah berburuk sangka pada ayahnya sendiri. Dia seperti anak durhaka yang telah mengabaikan omongan dan perbuatan ayahnya yang sebenarnya adalah untuk kebaikannya.

"Aku mencintaimu ayah." Perempuan itu menangis sejadi-jadinya dalam dekapan ayahnya, dia tidak peduli dengan anggapan semua orang. Kini hanya ayahnya lah dirinyapunya di dunia, karena itu apapun kebahagiaanya adalah kebahagiaannya juga.

Barack melepaskan pelukannya lalu berjalan ke arah Elmarc yang masih diam membisu. Betapa bodohnya dia menyimpan dendam yang nyatanya bukan orang itulah yang sepatutnya dia salahkan. "Kau lelaki hebat. Dan aku merestui pernikahan kalian. Aku tahu kau sangat mencintai anakku. Maka dari itu, jaga dia untukku." Tepukan tangan di pundak kekarnya membuat dirinya tersadar dan langsung mendekap lelaki yang selama ini dia anggap brengsek itu. Dirinya sangat malu, akan semuanya. Namun, tidak ada pilihan lain. Semua sudah terjadi dan tidak bisa dia kembalikan.

Alfiana tersenyum melihat permasalahan tersebut selesai. Akhirnya, Barack telah mengambil sikap tegas dan bijaksana. Betapa beruntungnya dia mendapatkannya. Oh... Rasanya tak terhingga memikirkan semua itu.

"Kenalkan, ini adalah Alfiana calon istri ayah dan calon ibu dari Ellfa." Barack memperkenalkan dengan sangat bangga. Ellfa dan Elmarc beralih menatapnya, dan yang mereka lihat Alfiana adalah sosok perempuan yang baik untuk menemani ayahnya selama sisa umurnya.

"Aku setuju ayah dengannya. Apa boleh aku memanggilmu dengan sebutan Mommy?" Tanyanya pada Alfiana dengan tatapan memelas.

Mendengar pertanyaan itu, membuat Alfiana menatap Barack dengan rona bahagia terpancar dari wajahnya. Lalu akhirnya dia kembali menatap Ellfa dan menggangguk dengan malu-malu.

Betapa bahagianya hari ini. Semoga kebahagiaan terus menyelimuti keluarga mereka.

Semoga...

.

.

.

.

.

"Jangan terlalu larut akan masa lalu. Dendam yang semakin memupuk akan berdampak besar dengan kehidupanmu yang sesungguhnya."

TAMAT...

AKU VAKUM DULU YA, TUNGGUIN KARYA AKU SELANJUTNYA!!! SEE YOU...

Sabtu, 13 Juli 2019.

Exitium Mendax [TAMAT]Where stories live. Discover now