Chapter Four.

106K 3.7K 14
                                    

Malam pun tiba. Matahari sudah berhenti bertugas untuk menyinari bumi dan kini hanya cahaya dari rembulan serta bintang yang menemani para manusia dimalam hari.

Ellfa keluar dari kamarnya dengan menggunakan pakaian yang cukup terbilang sexy dan mengundang para kaum adam yang melihatnya ingin menerjangnya. Ia menggunakan tanktop yang sangat ketat dan celana hotspants pendek untuk memperlihatkan paha mulusnya.

Elmarc yang baru saja keluar dari kamarnya karena urusan yang penting untuk ia bahas dengan lawan bicaranya di handphone pintar miliknya, meneguk ludahnya kasar melihat penampilan sang gadis yang sangat ia puja itu. Sial! Kau berusaha membangkitkan hasratku, Ellfa. Pikir Elmarc sudah tidak karuan lagi melihat tubuh mulus Ellfa. Rasanya ia ingin mengurung Ellfa dikamarnya dan membuat gadis itu mendesahkan namanya.

"Kau mau kemana dengan pakaian seperti itu?" Tanya Elmarc saat Ellfa sudah berada dihadapannya.

"Akukan sudah bilang, jika malam ini aku ingin mencari hiburan ke-Club bersamamu juga bukan? Lalu mengapa kau malah menanyakannya lagi?" Sungut Ellfa kesal.

"Ganti baju! Aku tidak mau tubuh mulusmu itu dilihat banyak pria belang diluar sana. Cukup aku yang melihatnya!" Perkataan Elmarc cukup tajam dan terselip nada perintah yang tidak bisa dibantah.

"Tap-"

"Atau kau mau ku kurung dikamarku, dengan mendesahkan namaku? Ughh penawaran yang menarik bukan?"

Elmarc melangkah maju mendekati Ellfa yang terlihat gugup dan takut akan ucapan Elmarc barusan. "A... A... Aku.. Hmm" Digigitnya bibir mempesona dan membuat siapa saja ingin melahapnya tak terkecuali Elmarc.

Ellfa sudah tidak bisa kabur kemana-mana lagi. Karena badannya sudah terbentur tembok yang berdiri kokoh dibelakangnya. Tangan Elmarc mengunci ruang gerak Ellfa agar gadis itu tidak kabur kemana-mana. "Kau sungguh menggoda, sayang."

Kini bibir Elmarc sudah menyentuh bibir Ellfa. Dilumatnya lembut, dan menciptakan suara decapan yang menggema diruang tamu tersebut.

Sungguh Elmarc tak tahan lagi, ia akan menjadikan Ellfa miliknya malam ini!

"Kau milikku sayang. Maka mendesahlah untukku malam ini."

***

Pria berjas hitam dengan gagah berdiri dihadapan lawannya dengan pistol digenggaman tangannya. Charles. Pria gagah itu adalah musuh bebuyutan Elmarc. Apapun yang dimiliki Elmarc akan ia ambil, termasuk pujaan hatinya. Ellfa.

"Dimana kakak mu yang pengecut itu? Bukan kah sudah ku bilang bahwa tak boleh datang terlambat untuk menyelamatkanmu?" Pistolnya ia arahkan kepada korban yang tak berdaya. Tubuhnya diikat dan memar sudah memenuhi wajah cantiknya. Mayni. Adik perempuan dari seorang Elmarc.

"Sungguh malang nasibmu. Kakak yang kau sayang dan kau cintai itu malah tak datang menyelamatkan mu. Naas sekali."

Mayni hanya bisa menangis sesegukan. Ia sudah tak ada tenaga lagi untuk melawan. Tenaganya sudah habis tak tersisa. Bayangkan, dua hari dirinya disekap. Bahkan berbagai siksaan sudah ia rasakan dari pria dihadapannya ini. Termasuk pemerkosaan yang sungguh kejam dan tak tahu ampun ia rasakan.

'Tuhan kumohon. Ambillah nyawaku saat ini.'

To be continue...

Exitium Mendax [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang