'Jadi penyakit itu benar-benar ada?' batinnya tak percaya.
"Kau sudah tau kan? Jika ingin menjauh, pergilah. Kau bisa anggap aku monster." Kata Soobin setelahnya menyingkirkan sentuhan Yeji dari tangannya, kemudian menyenderkan kepalanya dan memejamkan matanya dengan tenang. Yeji masih diam ditempat. Rasa shock nya masih ada. Tak lama ia menghela napas lagi. "Yasudah, kalau begitu aku tidak peduli. Toh aku sudah terbiasa dengan sikapmu yang seperti itu. Aku tetap akan mencintaimu walaupun kau tidak akan pernah bisa membalasnya." Ujar Yeji diikuti dengan senyum lebarnya.
"Terserah." Lagi-lagi Soobin hanya menjawab dengan acuh. Setelahnya, merasa sedikit lagi jam isitahat akan segera berakhir, Soobin berdiri. "10 menit lagi istirahat akan segera berakhir, aku duluan." Ujarnya datar setelahnya melangkah meninggalkan Yeji yang masih termenung di bawah pohon itu. Yeji memeluk kakinya dan menopang dagu di lututnya. Dia sedang berpikir, apakah Choi Soobin benar-benar tidak bisa jatuh cinta? Jadi impian ingin dicintai Soobin benar-benar akan tetap menjadi mimpi saja? Yeji, bingung. Haruskah ia menyerah dengan perjuangannya selama 2 tahun ini? Ah 2 tahun yah? Sepertinya lebih...
--//--//--
Saat sedang berjalan menuju kelas Soobin dihadang oleh tiga orang Namja dikoridor sekolah. Salah satu namja bersuara. "Hei! Apa kau yang namanya Choi Soobin? Namja yang selalu di ikuti Hwang Yeji?" Tanya namja itu ketus. Alih-alih menjawab, Soobin malah memilih berjalan melewati mereka. Tak terima diabaikan, Namja itu mengkode Kedua temannya menahan lengan Choi Soobin. Soobin berhenti, menatap kedua lengan yang sedang ditahan oleh dua namja itu. "Lepaskan." Ucapnya datar. Bukannya melepaskan, mereka malah tertawa "Cih, sudah ditahan, masih bisa bicara sok cool begitu eoh? Seret dia ke gudang!" Perintahnya pada dua orang tersebut. Kalian tahu dia siapa? Dia.. Lee Felix. Dua temannya itu adalah Yang Jeong in dan juga Han Jisung.
"Ne!" mereka pun menarik lengan Soobin untuk diseret ke gudang. Soobin dengan tenang mengikuti langkah mereka. Melihat tak ada perlawanan Han Jisung terheran. "Hei, biasanya jika sudah seperti ini, anak lain pasti akan mengamuk. Kenapa kau hanya diam mengikuti saja?" tanya nya polos.
"Bagus dong, dengan begitu kan tak perlu repot-repot untuk menyeret." Balas Jeong in. Felix merotasikan mata malas. Entah Han Jisung ini polos atau bodoh. Setelahnya ia berkata lagi "Tahan dia dengan benar! Bisa saja dia hanya pura-pura!"
"Ne Boss!"
5 menit telah berlalu. Sampailah mereka di depan gudang. Jeong in dan Jisung hanya mengoceh sepanjang jalan membawa Choi Soobin yang membuat Felix harus elus elus dada, berusaha bersabar. Harusnya Soobin mengambil kesempatan untuk mengamuk atau melakukan perlawanan, tapi dia juga hanya acuh saja. Felix seperti merasa diremehkan.
Felix membuka pintu gudang. "Tutup pintunya. Kalian jaga-jaga diluar, biar aku yang urus cecenguk sok Cool ini." Ucap Felix sambil meregangkan otot-ototnya. Soobin yang yang berdiri dihadapannya hanya menatapnya datar. Dia mendekat ke arah Soobin "Hei, kuperingatkan padamu, jauhi Yeji. Jangan pernah mendekatinya atau kau akan nerasakan akibatnya." Ancam Felix sambil menunjuk-nunjuk Soobin di dadanya.
"Apa hanya itu yang ingin kau bicarakan sampai harus menyeretku kemari? Kau membuang waktuku." Setelahnya Soobin pun balik badan dan berniat membuka pintu. Felix kesal dibuatnya sampai akhirnya pria berkelahiran 15 september itu menahan bahu Soobin dengan cukup kuat. "Beraninya kau meremehkanku!" Setelahnya ia membalik paksa tubuh Soobin dan berniat menonjok Soobin diwajahnya, namun Soobin mengehindar dengan begitu cepat kemudian mengunci lengan Felix sehingga ia berada dibelakangnya. Ia mendudukan Felix dilantai dengan pergelagmngan tangannya yang masih dikunci. Felix mengerang kesakitan "Aakh! Lepaskan keparat!"
Soobin masih mengunci lengannya. Kemudian dengan intonasi yang amat datar ia berkata didekat telinga Felix "Jangan melawan monster sepertiku." Terdengar menyeramkan saat Felix mendengarnya. Setelahnya ia melihat botol kaca di dekat lemari yang telah menjadi rongsokan. Setelahnya ia berpura-pura menyerah "Baiklah-baiklah! Aku mebyerah." Soobin pun melepaskan lengan Felix, kemudian balik badan menuju pintu. Dengan gerakan cepat Felix mengambil botol itu dan memukulnya di kaki kiri Choi Soobin hingga pecah.
Praank
Felix tertawa bak psikopat. Berharap Soobin akan berteriak. Lama-kelamaan darah mulai mengalir dengan banyak, bahkan ada pecahan kaca yang tertancap di kakinya. Mereka yang diluar sontak terkejut dan membuka pintu gudang m, "Boss apa yang__ HEOL!!" Mereka sontak terkejut dan berteriak. Felix masih saja tertawa, Soobin tak berteriak, dia bahkan tak menunjukkan raut wajah yang meperlihatkan bahwa sedang kesakitan. Wajahnya tetap sama.
Datar...
Cip's note:
Annyeong~.
Duh ngeri yah, Felix kek psikopat aja. Berikan Vote komentar kalian ya^_^.
Sedih author:').
Target vote belom tercapai, tpi pen lanjut. Vote ga susah kok:)
Please dong berikan komentar jugak, atau, jangan-jangan story ini ga menarik ya?😯
Tinggalkan jejaklah please.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without expression
FanfictionHwang Yeji. Dia adalah gadis yang sangat ceria. Dia cantik, dan juga populer di sekolahnya. Dia selalu dikejar banyak lelaki karena visualnya yang tidak main-main. Sampai ia jatuh cinta pada pria tampan bernama Choi Soobin yang selalu dijauhi oleh s...
part 2
Mulai dari awal
