"Kalau begitu biar aku yang memegang pisaunya, Hyung," ucapku. Yunhyeong Hyung menolak, karena tak ingin aku melakukan hal berbahaya. Tetapi akhirnya aku mampu meyakinkannya bahwa aku lebih kuat darinya.

Aku mengambil tisu basah dari sakuku dan membersihkan bercak darah di pisau itu. Aku meletakkan keduanya ke dalam plastik dan memasulkannya ke dalam ransel.

"Kenapa kau memasukkannya?" tanya Yunhyeong Hyung heran.

"Tak apa, Hyung. Aku membawa pisau yang lainnya." Aku mengeluarkan pisau lain yang berukuran lebih kecil.

Yunhyeong Hyung terlihat tak mempermasalahkannya lagi dan fokus mengamati dari balik pohon besar. Sudah 30 menit kami menunggu disini tapi tak ada apapun yang terjadi.

Aku menatap punggung Yunhyeong Hyung di depanku. Dia adalah Hyung yang baik. Dia dan Bobby Hyung yang pertama kali menyambut kedatanganku saat member lain menatap sinis ke arahku.

Dia orang yang membuatku nyaman dan membantuku berbaur dengan yang lainnya. Dia orang yang baik dan pekerja keras. Tapi kenapa Yang Hyunsuk Sajangnim tak memuji vocalnya? Apa beliau tak tau seberapa kerasnya dia berlatih dan ingin menjadi main vocal?

Bahkan juri-juri yang lain juga menganggap kemampuan dancenya kurang. Dan memuji dance Hanbin Hyung dan Junhoe habis-habisan. Ah, mengesalkan sekali melihatnya. Aku seperti melihat diriku sendiri dalam Yunhyeong Hyung. Memang kita seperti anak kembar, sih.

"Bagaimana kalau kau menghubunginya, Hyung?" usulku kemudian setelah lelah membuang waktu. Yuhyeong Hyung menyetujuinya dan langsung menelfon nomor tersebut.

Tririring!

Tririring!

Tririring!

"Halo, Hyung."

Lamat-lamat Yunhyeong Hyung membalikkan badan dan wajahnya memucat saat menatapku. Dia terlihat sangat syok dengan mata dan mulut yang terbuka lebar.

"Ch-Chanwoo. Katakan ini bercanda." Nada suaranya bergetar antara menahan amarah dan ketakutan. Sekarang Yunhyeong Hyung menangis.

"Aku hanya membantu Donghyuk untuk beristirahat, Hyung."

"Bercandamu sama sekali tidak lucu, Chanwoo! Kau anak yang baik! Tidak mungkin kau tega melakukan itu pada Donghyuk!"

"Justru karena aku anak baik, Hyung. Dan lagi, ini jalan satu-satunya untuk membuktikan pada kalian bahwa aku bisa mengungguli kalian! Aku hanya anak lemah tak berbakat di tim ini! Hanya ini jalan satu-satunya! Membunuh kalian semua!" Rasanya kesal sekali sampai-sampai air mataku keluar.

"Chanwoo. Kumohon sadarlah. Kami semua menyayangimu." Yunhyeong Hyung mendekatiku dengan perlahan. Aku membiarkannya memelukku. Dia menangis sesegukan dan aku hanya menangis dalam diam.

"Bercandamu sangat tidak lucu. Tapi aku akan memaafkanmu kali ini. Kau anak yang polos, tidak mungkin kau melakukan hal sejahat itu pada Donghyuk." Yunhyeong Hyung memelukku dan mengelus-elus rambutku.

Aku berhenti menangis dan mengambil pisau dari dalam sakuku. Dalam gerakan cepat aku menusukkannya ke perut Yunhyeong Hyung.

Dia jatuh ke tanah sembari memegangi perutnya yang terus mengalirkan darah segar. Ekspresinya terlihat sangat kesakitan.

"Aku benci saat kau menganggapku anak kecil, Hyung. Dan sekarang kau sudah tau kan kalau aku tidak bercanda?"

Yunhyeong Hyung terbatuk darah. Aku berjongkok di hadapannya.

"Ch-Chan-woo, k-ke-na-pa ka-u t-te-ga?" Yunhyeong Hyung nampak sangat kesulitan berbicara.

"Aku sudah menjelaskan semuanya padamu tadi, Hyung." Aku memposisikan kepalanya agar berbaring di pangkuanku. Yunhyeong Hyung menangis dan terus terbatuk tanpa bisa mengatakan apapun lagi. Setelahnya tak ada lagi pergerakan.

Aku menatap darah Yunhyeong Hyung di sekelilingku. Ah, lagi-lagi aku harus melihat pemandangan seperti ini. Kenapa rasanya sangat menyakitkan? Hidup Donghyuk dan Yunhyeong Hyung harus berakhir dengan cara menyedihkan seperti ini.

"Maaf, Hyung. Tunggulah sedikit lebih lama bersama Donghyuk disana. Aku akan membawakan member lain agar kalian tidak kesepian."

Aku membersihkan wajah Yunhyeong Hyung dengan tisu basah. Menyandarkannya ke pohon dan menyelimutinya dengan jaket yang ia kenakan. Aku mematikan ponselnya dan membawanya bersamaku. Aku tidak ingin polisi mengecek lokasi nomor baruku.

Aku membereskan semua barang bukti, menjadikannya satu dalam plastik tebal. Aku sengaja menjatuhkan gelang dengan hiasan logo iKON dan angka 5 di tempatku menusuk Yunhyeong Hyung.

"Selamat tinggal, Hyung. Terima kasih dan semoga kau bahagia disana."

.

Note :

Biasku di iKON itu mambin dan chanu. Kalau bias kalian siapa? :D

Return: After a WhileWhere stories live. Discover now