Aku mengetuk pintu kamar Jinhwan Hyung dan Bobby Hyung sebelum masuk. Mereka tampak merenung dengan dunia masing-masing, terlihat tidak bersemangat.
"Minumlah, Hyung. Supaya tubuh kalian hangat." Mereka berterima kasih. Aku memberikannya pada mereka, memastikan mereka meminumnya. Setelahnya aku pamit keluar.
Kali ini aku melakukan hal yang sama pada Hanbin Hyung dan Junhoe. Kulihat barang-barang Donghyuk masih dibiarkan apa adanya disana. Setelah mereka meminumnya, aku menuju kamarku dan Yunhyeong Hyung.
"Hyung, tenanglah." Aku menepuk-nepuk pelan punggung Yunhyeong Hyung yang bergetar. Setiap malam dia menangis. Aku sering terbangun mendengar isak tangisnya di malam hari.
Dia menerima coklat panas dariku dan meminumnya sedikit. Aku beranjak ke kasurku dan membiarkannya sendiri. Aku pura-pura tidur.
Setelah berjam-jam aku menahan kantukku. Akhirnya waktu menunjukkan pukul 12 malam. Aku sedikit membuka mataku dan melihat Yunhyeong Hyung masih duduk di pinggiran kasurnya membelakangiku.
Dengan gerakan yang sangat berhati-hati, aku mengetik pesan melalui ponsel berisi nomer baru yang kubeli secara online. Ini adalah nomor ilegal karena aku bisa menggunakannya tanpa mendaftarkan identitasku.
Ponsel Yunhyeong Hyung berbunyi kemudian terdengar suara gaduh seperti ia jatuh ke lantai. Aku bisa mendengarnya menahan suara tangisnya agar tak membangunkanku.
Yunhyeong Hyung memeriksa kesadaranku dengan menggerakkan tangannya di depan wajahku. Setelah memastikan aku masih tertidur, dia keluar dari kamar.
Aku membiarkan waktu berjalan sekitar 15 menit. Setelahnya aku memeriksa kembali pesanku pada Yunhyeong Hyung.
Temui aku di taman sebelah stasiun sekarang. Jangan memberi tahu siapapun, atau yang lainnya akan berakhir seperti Donghyuk.
Aku yakin ini rencana yang sangat pas untuk Yunhyeong Hyung. Dia mempunyai hati yang tulus untuk menolong orang lain meski sifatnya kadang menjengkelkan dan narsis.
Aku mengenakan jaket, topi, dan masker. Aku juga membawa ranselku. Kuketuk pintu kamar Hanbin Hyung dan Junhoe, namun tak ada sahutan. Aku membuka pintu dan melihat mereka tertidur pulas. Obat tidurnya bekerja dengan baik.
Kali ini aku memeriksa kamar Jinhwan Hyung dan Bobby Hyung, mereka juga nampak pulas dalam tidurnya. Kamar mereka memiliki jendela yang terhubung dengan luar gedung. Mau tak mau aku harus lewat jendela ini agar tidak tertangkap cctv bila aku menyusul Yunhyeong Hyung.
.
Aku mengedarkan seluruh pandanganku ke taman, mencari keberadaan Yunhyeong Hyung. Tapi aku sama sekali tak bisa menemukannya. Apakah dia bersembunyi?
Tiba-tiba aku mendengar derap kaki menuju arahku. Saat aku menoleh aku bisa melihat Yunhyeong Hyung yang berlari sembari mengarahkan pisaunya ke arahku. Dengan cekatan aku menahan tangannya.
"Brengsek! Kau pelakunya kan?! Aku akan membunuhmu!" teriaknya marah.
"Ini aku, Hyung!" ucapku sembari meringis karena pisau Yunhyeong Hyung menggores lenganku.
Yunhyeong Hyung buru-buru melepaskan tangannya dan menarik turun maskerku. "Astaga! Kau mengagetkanku! Kenapa kau ada disini?! Ah, maaf, Chanwoo! Tanganmu terluka!" ucapnya panik sembari memeriksa lenganku.
"Tak apa, Hyung." Aku mencegahnya menyentuh lukaku, tak ingin ada jejak apapun dari diriku yang menempel di tubuhnya. "Aku mengikutimu, Hyung."
Yunhyeong Hyung terlihat marah sekaligus khawatir, tapi dia segera menarikku bersembunyi. Mau tak mau akhirnya dia menjelaskan padaku mengenai apa yang terjadi.
YOU ARE READING
Return: After a While
Mystery / Thriller"Ah, aku sangat ingin membuktikan hasil kerja kerasku pada kalian. Tapi aku tidak akan pernah bisa melampaui kalian, kan? Bolehkah aku membuktikannya pada kalian dengan caraku sendiri? Kalian tak akan marah padaku dan akan terus mendukungku, bukan...
Yunhyeong
Start from the beginning
