Chapter 25 : Holiday!

693 68 49
                                    


leave some shit to appreciate my work cuz making this isn't that easy, let's work together 😉

Tak terasa dua Minggu ternyata berjalan begitu cepat layaknya angin yang berhembus setiap harinya. Hidupku disini berjalan begitu baik sejauh ini tentu saja karena kehadiran Harry yang sangat melengkapi. Sikapnya berubah, ia tak terlihat dingin dan aneh seperti biasanya. Sebaliknya, dia begitu ramah pada semua orang dan sangat akrab dengan kedua orangtuaku. Siapa sangka dia ternyata seorang pembunuh bayaran yang sedang menjalani hidup barunya?

" Apa kau akan mendekorasi kamarmu juga, Lexi? ". Aku mendengarnya meletakkan sebuah kardus berukuran sedang di atas lantai. Mengangguk padanya, aku kemudian mengambil kardus itu.

" Aku melakukannya setiap tahun ". Ucapku kemudian mengeluarkan semua ornamen Natal dari dalam kardus. Tak banyak jumlahnya, hanya beberapa hiasan dan ada satu buah pohon Natal bongkar pasang berukuran kecil yang tak pernah ku ganti sejak aku berumur 16 tahun, tentu saja karena ini awet.

" Kau mau aku membantumu? ". Aku menggeleng pada Harry yang kini memperhatikan ornamen yang lain, seperti tak pernah melihat benda-benda itu sebelumnya. Aku tertawa mengejeknya dalam hati.

" Kau bisa membantu ibuku di bawah, disana jauh lebih membutuhkan mu "

" Oke ". Gumamnya kemudian keluar dari kamarku. Aku menyelesaikan dekorasi ku sebelum turun ke lantai bawah dan menemukan semuanya tengah sibuk mendekorasi. Bagian yang paling ku sukai di masa-masa ini adalah pergi mengunjungi kamar Sara dengan diam-diam karena dia punya dekorasi ruangan terburuk yang pernah ada. Ia akan memasang semuanya secara acak-acakan, lebih mirip dengan dekorasi Halloween daripada Natal, aku bingung, dia tipe gadis yang perfeksionis tapi dia tidak punya inspirasi apapun dalam mendekorasi.

Aku tertawa puas saat masuk ke kamarnya dan ditemani oleh ibunya sendiri. Gadis pirang itu sedang mandi jadi dia tidak tahu kalau kami berada disini.

" Aku sudah menawarkan bantuan beberapa kali tapi dia tetap menolak, oleh sebab itu aku tak memberinya izin membantuku di ruangan lain ". Aku dan ibunya saling berbagi cerita di ruang tamu, sembari sedikit membantunya untuk memasang beberapa pita di dinding. Begitu selesai aku pergi mengunjungi Melanie, hebatnya dia sudah selesai mendekorasi semuanya sendirian.

Mungkin efek terlalu lama single, jadi dia begitu fokus hahahaha.

Aku melangkahkan kakiku menuju ke wilayah rumahku dan mendapati keluargaku sedang duduk bersama di ruang keluarga dengan secangkir kopi di tangan mereka, oh kecuali Harry yang sedang sibuk menunjukkan tato-tatonya kepada ayahku dan lucunya ayahku memperhatikannya dengan detail seperti anak TK yang baru saja memulai hari pertama belajar. Gadis batinku tertawa terpingkal-pingkal.

Aku duduk di dekat ibuku yang kini juga memperhatikan mereka. Aku benar-benar senang dengan keakraban yang terjalin dengan bagus disini, itu membuatku lega dan merasa bahwa hidupku lengkap sudah.

" Ah kebetulan sekali. Jadi, apakah kalian akan pergi ke jenjang yang lebih serius? ". Ayahku menoleh padaku dan Harry secara bergantian. Sontak saja aku mengerti kemana arah pembicaraan ini. Air muka Harry mendadak berubah menjadi penuh ketegangan dan aku merasakan perasaan yang buruk sekarang.

" Kami belum berpikir hingga kesana, yah. Hubungan kami bahkan masih terbilang baru ". Dan aneh juga kaku ucapku dalam hati.

Aku memang mencintainya, hidupku lebih bahagia semenjak dia datang tapi terkadang perbedaan prinsip yang kami miliki benar-benar keterlaluan. Mustahil untuk saling mengalah.

" Oke, kita doakan saja yang terbaik untuk kalian ". Seru kakekku dan kami pun mengaminkannya termasuk Harry.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,

CAROUSEL {H.S/HARBARA }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang