Chapter 16 : Awkward!

763 92 39
                                    

" Liam! "

Yang di panggil menoleh, senyuman hangat di alamatkan padaku dan ku balas dengan tak kalah hangatnya. Pria itu berjalan menghampiriku yang juga tengah berjalan menuju ke arahnya. Ya, aku mendatangi frat mereka karena aku ingin bertemu dengan Harry, ingin meminta maaf atas ucapanku kemarin yang hampir saja merusak hubungan pertemanan kami. Untungnya Harry tidak mengiyakan ucapanku.

" Tumben kau datang sendirian ". Liam dengan gelagat santainya merengkuh bahuku dan ingin mengajakku untuk memasuki pekarangan frat mereka tapi aku menahannya.

" Liam tunggu sebentar, kau tahu aku mencari Harry. Aku sudah menghubunginya tapi dia tidak aktif. Apa kau tahu dimana dia sekarang? ". Tanyaku. Aku melirik tangannya yang masih bertengger di pundakku tapi dia tak menyadarinya jadilah dia tetap merengkuhku.

" Entahlah tadi sore aku melihatnya bermain judi dengan yang lain tapi sekarang dia entah dimana-- "

" Hey turunkan tanganmu, Payne! ". Aku dan Liam sama-sama terkejut mendengar suara bariton Harry. Dia menepis tak suka tangan Liam dari pundakku dan menggantikan posisi Liam untuk merengkuhku. Mataku mencoba memberi tatapan meminta maaf pada Liam tapi pria ini hanya tersenyum santai, sepertinya dia benar-benar paham bagaimana watak Harry.

" Well, Alexis, yang kau cari sudah disini. Sampai jumpa ". Dengan begitu pria itu berjalan pergi dan masuk ke pekarangan frat nya setelah sempat ku hentikan niatannya tadi.

Aku pun melirik Harry yang ternyata sedang memperhatikan ku.

Kira-kira apa ya yang ada di pikirannya itu?

" Yang ada di pikiranku adalah 'betapa aku merindukanmu' ". Jawabnya lalu mendaratkan kecupan manis di pipiku. Aku berupaya untuk membiasakan diri atas perlakuan Harry. Sudah biasa jika dia memberiku kecupan manis di kening maupun pipiku. Aku senang karena dia memperlakukan ku seolah-olah kami tidak berdebat kemarin.

" Aku minta maaf soal kemarin, Harry ". Ucapku pelan. Harry hanya tersenyum lalu menggandeng tanganku untuk masuk ke dalam mobilnya yang terparkir sedikit jauh dari fratnya.

" Aku tahu kalau kau akan mencariku, Lexi. Oh ya kau nampak kelelahan, bagaimana kalau kita tidur di rumahku malam ini ". Ajaknya.

Pikiranku langsung melayang-layang, membayangkan serunya tidur disana tapi mengingat aku akan sibuk beberapa hari ke depan, aku pun kecewa.

" Aku ingin, tapi aku sibuk ". Harry hanya mengangguk lalu melajukan mobilnya entah kemana, aku tidak begitu peduli tentang tujuan kami.

" Tak apa, aku akan membantu kalian besok, selagi aku belum mendapatkan tawaran pekerjaan lagi "

" Maksudmu? ". Tanyaku kelewat antusias membuatnya terkekeh.

" Kau tahu jelas apa maksudku "

,,,,,,,,,,

" Harry? Kenapa kau mengajakku kesini? Kau mau kita berburu hantu? "

Gigiku bergemelatuk merasakan dinginnya angin malam yang menembus kulitku. Aku tidak mengerti kenapa Harry membawaku ke sini. Ke sebuah gedung tua yang gelap dan sepi. Aku menyalakan ponselku dan melihat jam yang menunjukkan pukul 7 malam, setidaknya ini masih pagi jika dia memaksaku untuk masuk ke dalam.

" Malam ini sangat indah, Lexi. Aku yakin kau tak akan menyesal jika kita naik ke rooftop itu, meskipun kita harus melewati tangga gedungnya ". Harry berujar dengan santai sambil merogoh koceknya, mengeluarkan sebuah benda mungil yang sedikit membuatku melongo saat tahu kegunaannya, itu adalah senter yang sangat mungil tapi cahaya yang dihasilkan sudah sebanding dengan lampu sorot, entah siapa yang membuatnya intinya dia hebat.
" Aku membelinya di Kanada. Kau sudah siap? "

CAROUSEL {H.S/HARBARA }Where stories live. Discover now