Chapter 13 : Another oddity!

750 98 56
                                    


Aku pengen vote dan komentarnya yg banyak dong 😂
Karena aku rada bad mood sekarang, buat aku seneng dong guys 😴













" Mereka belum pulang "

Ku dengar Harry bergumam di belakangku tapi aku hanya diam. Mood-ku jatuh dengan drastis dan rasanya aku ingin tidur saja sekarang meskipun aku dan Harry telah tidur siang di kamarnya selama kurang lebih tiga jam.

Aku membuka kunci rumahku dan mempersilahkan Harry masuk. Hari sudah mulai gelap dan jauh lebih gelap dari biasanya saat hampir jam 6 sore karena mendung yang memenuhi langit tapi Sara dan Melanie belum pulang. Aku mencoba menghubungi mereka lewat via pesan singkat karena aku takut sendirian di rumah saat hujan apalagi malam hari dan petir menggelegar. Aku sangat takut pada keadaan itu.

" Aku bisa menemani mu sampai Sara dan Melanie pulang ". Harry berujar dengan santainya dan melemparkan tubuhnya ke sofa dan menjadikan kedua tangannya sebagai bantal di belakang kepalanya.

" Tidak perlu, Harry. Aku tahu kau punya banyak cara untuk bersenang-senang di malam hari dan aku tidak mau membuatmu mendapatkan malam yang membosankan denganku ". Aku tersenyum kecil lalu bergerak untuk menutup gorden karena kilat di langit menyilaukan mataku, ugh. Aku kemudian hanya berdiri di dekat jendela, melihat Harry yang kini duduk.

" Siapa bilang? Justru aku lebih senang menghabiskan waktuku denganmu, kemarilah kenapa kau hanya berdiri disitu? ". Dia menoleh padaku lalu menepuk-nepuk sofa di sebelahnya. Aku datang dan duduk di sebelahnya.
" Sesuatu mengganggu mu "

Aku memicingkan mataku padanya, ku rasakan hal yang sama tapi aku sendiri tidak tahu apa yang menggangguku itu karena aku sendiri malas mencari tahu ditambah lagi aku kehilangan mood-ku.

" I don't know ". Aku terkekeh kecil dan berpangku dagu untuk menatap Harry.
" Jadi kau tak pernah berpacaran sebelumnya? Pasti banyak yang ingin jadi kekasihmu "

Tersenyum, Harry lalu mendekatkan wajahnya ke arahku dan mengelus pipiku lembut, dengan jari telunjuknya. Ia nampak serius melakukannya.

" Banyak tapi tidak satupun dari mereka yang mampu menghidupkan ku, termasuk Lorena dan kakak tirinya yang juga pemilik frat itu, namanya Steph ". Ia terdiam dan mengambil tangannya dari wajahku sembari menunduk seperti sedang menimbang-nimbang harus bercerita atau tidak.

Kemudian Harry menatapku tepat di bola mataku.

" Kau yakin ingin mendengarnya? ". Tanyanya.

" Apakah aku meragukanmu? ". Balasku membuatnya tersenyum lebar dan dia mengecup pipiku secepat kilat. Aku terkaget dan berusaha untuk tidak menunjukkan pipi merah ku.

" Well, Steph adalah wanita yang menjijikkan. Dia seorang wanita paruh baya yang tidak ingat umur. Dia kerap kali menggoda teman-teman ku untuk tidur dengannya, mentang-mentang kami semua tinggal di tempatnya "

Sebelum ia melanjutkan aku sudah panik, menghentikan ceritanya untuk beberapa saat agar aku bisa bertanya karena pertanyaan ku akan meluap.

" Sushhhh tenanglah, aku memang pernah melakukan hubungan seks dengannya ". Ucapan Harry telah menjawab pertanyaan ku yang bahkan belum sempat ku lontarkan. Ya Tuhan rasanya perutku habis di tendang.
" Hampir semua gadis di lingkungan pertemanan ku sudah pernah ku cicipi, kecuali mereka yang lesbian "

" Oh Harry ". Aku menutup wajahku sendiri, merasa antara kasihan dan miris padanya.

" Kembali ke Steph. Dia seolah-olah mendukung Lorena agar gadis itu mendapatkan ku tapi dia sendiri terkadang suka menggoda ku. Benar-benar seorang jalang yang munafik. Sayangnya aku terlalu langka untuk ukuran pria yang liar, aku hanya menikmati tubuh mereka tanpa perasaan selain puas ". Sambungnya. Aku meneguk ludah ku barulah aku menatapnya kembali dan mencari-cari pertanyaan di dalam matanya yang selalu menenggelamkan ku.

CAROUSEL {H.S/HARBARA }Where stories live. Discover now