Aku terbangun dan melihat sekeliling saat aku merasa asing dengan tempat tidur dan ruangan yang kutempati saat ini, butuh beberapa saat untuk memproses dan menyadari bahwa aku sedang berada dirumah sakit, tentu saja masih dengan Sean yang saat ini tertidur disampingku, lengan dan kakinya melingakariku seperti tanaman merambat, bahkan dalam tidurnyapun dia takut bahwa aku akan menyelinap pergi darinya. Suara ketukan pintu terdengar lirih dan aku mengenali Dr Mallory yang masuk kedalam ruangan.

"Selamat malam Mrs Blackstone, bagaimana keadaanmu?" tanya Dr Mallory sambil berjalan lebih dekat kearahku, dia melihat kearah Sean yang masih tertidur sambil melilitku kemudian tersenyum penuh perhatian kearahku.

"Aku merasa lebih baik Dr Mallory, terima kasih" jawabku sambil mengulurkan lenganku yang terluka padanya, aku mengira karena inilah dia datang, untuk memeriksa lukaku, Sean sedikit bergerak ketika aku sedikit menarik lenganku darinya, kerutan didahinya terbentuk dan dia sedikit berguman dalam tidurnya tapi syukurlah dia tetap tertidur.

"Maaf"

"Itu tidak diperlukan Mrs Blackstone, aku yakin Mr Blackstone sudah sangat lelah"

"Ya, telah terjadi hal hal belakangan ini" Aku berujar sambil melihat Dr Mallory merawat lukaku, tangannya bergitu cepat tapi disaat yang sama dia juga berhati hati.

"Baik Mrs Blackstone, aku akan kembali memerikasa lukamu dipagi hari"

"Terimakasih Dr Mallory" aku bergumam, dia menatapku seolah ingin mengatakan sesuatu tapi begitu dia melihat kearah Sean semua keberaniannya seolah menguap begitu saja.

"Dr Mallory, kuharap kau bisa memberitahuku apa yang terjadi karena aku adalah pasien disini, bukan Sean, dan jika itu menyangkut keadaanku aku lebih menghargainya jika kau berbicara padaku juga"

"Tentu saja Mrs Blackstone" dia membuka pintu dan melangkah keluar begitu saja, aku menghela nafas lalu kembali memikirkan kata kata ibuku dan memikirkan keadaanku saat ini, entah kenapa aku sangat terkejut ketika mendapati lebih sedikit alasan untuk aku tinggal bersama Sean.

***

Pagi harinya aku bahkan tidak merasakan saat Dr Mallory datang dan memeriksa lukaku seperti yang dia janjikan ketika malam hari, tampaknya aku telah tidur seperti bayi. Aku mencoba bangun untuk pergi kekamar mandi dan aku tidak bisa mengabaikan bunga bunga yang hampir ada diseluruh ruangan, aku tau itu adalah bunga yang berbeda dengan kemarin, karena aku melihat bunga Peony berwarna merah muda didekatku, aku menyentuh kelopaknya, saat itu aku mendengar pintu terbuka dan melihat Sean yang terlihat jauh lebih muda karena dia baru saja bercukur. Dia juga terlihat santai karena hanya mengenakan kaus abu abu dan celana jins.

"Apakah aku mengatakan kau boleh turun dari tempat tidur?" aku melihat kerutan di dahinya saat dia berjalan kearahku.

"Aku merasa lebih baik, dan aku bukan penderita penyakit yang mematikan, jadi aku tidak menemukan alasan kenapa aku tidak boleh bangun dari tempat tidur" Sean tersenyum lalu mengecup bibirku dengan lembut mengabaikan fakta bahwa aku belum menggosok gigiku.

"Kau perlu bantuan kekamar mandi sayangku?" dia berbisik dan ciumannya turun kedarah leherku, aku merasakan desiran hangat di dadaku dan berapa kalipun aku menyangkalnya perasaan itu akan selalu ada saat Sean disampingku, saat dia menciumku seolah tidak ada lagi hal berharga didunia ini kecuali diriku. Aku sedikit mendorong dada bidangnya karena dia terus menyerang ruang pribadiku, setelah akhirnya dia berpikir tidak ada masalah apapun diantara kita berdua, dia kembali menjadi dirinya yang sebelumnya.

"Aku membawakanmu waffle untuk sarapan, kenapa kau tidak mandi dan aku akan menyiapkannya" Sean berujar sambil mengecup puncak kepalaku dan membiarkanku pergi kekamar mandi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 16, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Forever MineWhere stories live. Discover now