Chapter 37

84.3K 3.5K 189
                                    


Sean membimbingku menuju tempat pesta berlangsung setelah untuk beberapa lama kami menghabiskan waktu kami di bawah pohon besar itu. Aku melihat ke arahnya dan yang kulihat adalah rona kebahagiaan, aku hanya tersenyum tipis melihatnya.

"Kau bahagia?" tanyaku padanya.

"Kau adalah kebahagiaanku" dia menjawab sambil menunduk dan memberikanku sebuah kecupan, disaat yang sama aku melihat Mrs Danvers yang sedang melihat kearah kami, aku melihat bibirnya mengerucut tidak senang ketika melihat aku dan Sean bersama-sama, well... itu sama sekali bukan urusanku, telan saja rasa tidak sukamu itu Mrs Danvers yang terhormat.

"Pesta apa ini?" aku bertanya pada Sean yang sedang mebimbingku menuju tempat dansa.

"Berdansalah denganku Miss Warren" Sean mengulurkan tangannya untuk menggenggam tanganku lalu mengecupnya dengan lembut, semua orang kini telah melihat kearah kami.

"Dengan senang hati Mr Blackstone" aku menerima tawarannya lalu kami segera melenggang diantara pasangan lain yang sedang berdansa. Dia memutar tubuhku dengan gerakan kecil yang membuatku sangat kaget, tapi kemudian tertawa kecil melihat ekspresiku.

"Akan jadi sangat memalukan jika tadi aku terjatuh, Sean" aku berkata sambil mulai mengikuti gerakannya.

"Kau tidak akan terjatuh, aku tidak akan membiarkanmu terjatuh" dia berkata sambil meraih kepalaku dan menyandarkannya di bahunya. Dia sangat aneh hari ini, dia bahkan tidak menjawab pertanyaanku kenapa dia ada disini sementara tadi pagi dia mengatakan akan pergi ke London untuk urusan bisnisnya, dia bahkan tidak mengangkat ponselnya. Itu adalah sesuatu yang baru darinya, sebelumnya dia tidak pernah melewatkan telepon dariku.

Dia memutar tubuhku lagi dan aku berputar mengikuti alunan lagu dan kembali berakhir didekapannya, para tamu bertepuk tangan melihat aksi tadi, seakan senang dengan hal itu Sean kembali memutar tubuhku selama beberapa kali dan aku bersyukur demi alam semesta yang ada didunia itu, aku tidak jatuh terduduk seperti yang selalu kebayangkan jika aku sedang berdansa. Kurasa kemampuanku bertambah pesat belakangan ini, akhirnya aku bisa sedikit bangga pada diriku sendiri.

"Wanitaku yang menawan" Sean berbisik setelah kembali mendekapku dan kami mulai melanjutkan dansa kami, terkadang aku bersenandung lirih mengikuti alunan lagu yang sangat indah ini.

Kini hanya ada kami berdua yang berdansa, aku tenggelam dalam kenyamanan yang diberikan Sean padaku hingga aku tidak memperdulikan orang lain yang saat ini menatapku dengan berbagai penilaian yang ada di kepala mereka. Untuk pertama kalinya aku tidak terganggu dengan hal itu, mungkin karena saat ini Sean ada disampingku juga karena dia menggenggam tanganku dengan sepenuh hatinya.

Kini matahari mulai terbenam, cahayanya yang begitu indah sanggup membuatku terpesona, astaga aku benar-benar jatuh cinta pada tempat ini, ini sungguh-sungguh surga yang indah. Kami terus berdansa hingga entah berapa lagu yang telah kami lewati, kami hanya terus berpegangan dan saling mendekap saat ini, ini adalah momen yang luar biasa indah. Hingga tiba-tiba semua penerangan yang ada disana padam. Cahaya matahari yang telah terbenam sama sekali tidaklah membantu untuk saat saat seperti ini, oh astaga... kini aku juga telah kehilangan Sean, aku tidak tahu dimana dia berada saat ini. Aku sangat tidak menyukai hal ini, demi tuhan ini ditengah hutan dan penerangan tiba-tiba saja padam, apakah ini lelucon atau sesuatu lainnya, aku bersumpah jika ini adalah lelucon maka lelucon ini sungguh-sungguh payah.

"Sean" aku memanggilnya, tapi dia seolah lenyap begitu saja, aku tidak percaya dia meninggalkanku begitu saja seperti ini.Tak berapa lama kemudian sebuah cahaya muncul, aku memejamkan mata karena kelegaan ini, setidaknya aku bisa melihat satu sumber penerangan disini, dan saat aku berbalik aku melihat Sean sedang berlutut di depanku sambil membawa sebuah kotak beludru berwarna biru, perlahan- lahan cahaya mulai bertambah dan bertambah, hingga akhirnya aku bisa melihat semuanya dengan jelas. Aku tahu saat itu banyak para wanita yang terkejut tapi saat itu yang ada dalam pandanganku hanyalah Sean yang masih berlutut didepanku.

Forever MineWhere stories live. Discover now