Dan ya, kedekatan mereka menjadikan Jeara dan Angkasa sekarang.

"Angkasa kayaknya lagi di kantin sama yang lain, mau kesana?" Tawar Renan. Dia baru saja mendapat informasi kalau Angkasa berada di sana, jadi langsung dia tawarkan pada kekasih sahabatnya itu. Sekalian, Renan juga mau ikut kumpul disana.

"Bukannya ngabarin, malah ngumpul. Iya boleh, aku mau ketemu juga Johnny. Udah lama nggak main." Jawab Jeara.

"Gimana mau main, Angkasa aja protektif banget sama kamu. Kita mau deketin jadi takut, hahaha." Renan terkekeh, mengingat bagaimana dirinya dan Johnny diperingatkan untuk tidak dekat-dekat dengan Jeara oleh pawangnya, Angkasa.

Tapi memang benar, Angkasa menjadi sangat protektif sejak sang pacar mengatakan kalau dia dulu sempat suka dengan Renan, lalu tidak lama pernah suka juga dengan Johnny. Angkasa yang mendengarnya menjadi panas sekaligus was-was, takut kalau gadisnya itu akan kembali menyukai kedua pria yang notabene adalah sahabatnya itu.

Bagi Angkasa, Jeara Auristela hanya miliknya. Sekarang dan selamanya.

"Cewek lo nih, kasian nyariin." Renan menepuk pundak Angkasa untuk membuatnya berbalik dan melihatmu datang. Jeara tersenyum, meletakkan tasnya di samping Angkasa dan duduk disana.

"Makasih udah nganter pacar gue." Angkasa melempar senyum tipis pada Renan yang hanya dibalas anggukan oleh pria itu. "Mau minum nggak, Je?"

Jeara menggeleng, "Nggak usah. Nanti temenin aku ke Toko Merah dong. Mau beli kuas sama cat air. Terus pulangnya temenin jemput Jean ya?"

Angkasa mengangguk, menepuk kepala gadisnya dua kali karena gemas dengan rambut Jeara yang terlihat sangat lembut karena baru saja keramas kemarin.

"Jean pulang?"

"Iya, Kak Juan yang nyuruh. Mama besok pulang dinas, jadi Jean harus dirumah."

"Lho Tante Arin pulangnya besok? Aku kira lusa?"

"Papa yang pulang lusa, Mama besok. Lupa ya? Kayaknya Mama juga udah ngasih tau kamu, kemarin bilang sendiri ke aku sama Kak Juan."

Tante Arin alias Mama Jeara memang sangat menyukai Angkasa, sampai-sampai setiap pulang dinas dari luar kota, beliau selalu mengabari Angkasa dan menyuruhnya datang ke rumah. Bahkan kadang Jean suka bercanda bilang kalau nama Angkasa harusnya dimasukkan dalam kartu keluarga mereka.

Sedekat itu hubungan Angkasa dengan keluarga Jeara. Mungkin efek dia anak rantau dari Bandung dan hidup sendiri di Yogyakarta, makanya dia jadi dekat dengan keluarga pacarnya karena hanya mereka yang bisa Angkasa andalkan di kota ini.

"Ke Toko Merah sekarang aja ya, Je? Keburu sore, kasian Jean nunggu lama." Ajak Angkasa. Jeara hanya menurut saja karena dia tahu kalau ajakan Angkasa hanya akal-akalan pria itu saja supaya Jeara tidak terlalu larut dalam obrolan bersama Renan dan Johnny.

"Gue duluan." Pamit Angkasa.

"Duluan ya Renan, Johnny. Jangan lupa kalian hutang cerita sama aku tentang Karimun Jawa!" Jeara sempat melambaikan tangannya sebelum diseret pergi oleh Angkasa.

Angkasa sama sekali tidak melepas pegangan tangannya selama mereka berjalan menuju parkiran. Menjadikan mereka bahan perbincangan beberapa orang yang menganggap hubungan Angkasa dan Jeara terlihat lucu. Keduanya cukup terkenal di kalangan mahasiswa FEB dan Hukum karena memang keduanya sering berkeliaran di sekitar sana. Entah Jeara yang datang menghampiri Angkasa, atau pun sebaliknya.

AngkasaWhere stories live. Discover now