two • t i s s u e

Start from the beginning
                                    

-

Aku memasukkan ponsel ke dalam saku dan berjalan keluar setelah merapihkan bangku.

"Ya! Wet Tissue!"

Aku menoleh ke sumber suara yang beras dari lorong.

"P-Park Jimin? Kenapa?" Gumamku pada diriku sendiri.

Ia melambai dengan antusias sambil bersandar di dinding dengan postur yang keren. Aku buru-buru menghampirinya sebelum yang lain mulai menganggap ada sesuatu.

"I-iya?"

"Kurasa kau sudah tau aku. Jeon Jungkook yang manis memintaku memberikan ini." Park Jimin menyerahkan kertas berisi nomor telefon kepadaku.

"Eoh, buat apa?"

"Entah. Menurutku, itu kode untuk menghubungi dia."

"Apa yang dia bicarakan? Tidak mungkin secepat itu?" Batinku.

"Bercanda. Dia bilang akan segera mengajakmu pergi untuk mengganti kerusakan pada ponselmu, entah apa yang terjadi dengan kalian."

"Ah.. Baik. Terimakasih."

"Selain itu, kau dicari guru kesenian yang aku lupa namanya." Beritahu Jimin.

"Pak Beom?" Tanyaku.

"Benar! Kau diminta ke ruang musik sekarang." Jawabnya.

"Mm, baiklah."

Aku menghampiri ruang musik dengan Park Jimin yang terus berada di berjalan di belakangku. Di pikiranku terus terputar pertanyaan, "Mengapa cowok ini terus mengikuti aku?"

"Maaf Sunbae, kenapa kau-

-"Permisi Pak Beom, ini Han Min Jae yang anda cari?" Belum selesai aku bertanya, Park Jimin memotongnya ketika membuka pintu ruang musik.
"Maaf, apakah kau mengatakan sesuatu, Minjae-Ssi?" Tanyanya.

Aku menggeleng, aku tidak akan menanyakan alasannya mengikutiku, itu akan sangat memalukan.

"Benar, Park Jimin."
"Masuklah."

"Ayo masuk." Bisiknya sambil membukakan pintu dengan lebih lebar.

Aku mengangguk dan berjalan pelan ke depan meja Pak Beom.

"Duduklah."
"Minjae berada di kelas 10, Jimin adalah anak baru, aku akan memberi tahu kalian mengenai acara festival sekolah di pertengahan semester akhir." Pak Beom mengeluarkan map yang berisi dokumentasi acara festival sekolah.

Seperti yang aku lihat, ada foto-foto stand makanan dan juga penampilan seni dari beberapa kakak kelas yang aku tahu namanya.

"Lalu Pak?"

"Ya.."
"Aku mendengar tentang Park Jimin dan beberapa anak lain yang baru masuk SMA ini. Park Jimin, aku ingin kau mengikuti pentas seni untuk tampil bersama adik kelasmu ini."

"Pak Beom, apakah tidak terlalu cepat? Kenapa Pak Beom tidak menyeleksi 7 anak baru yang pintar dengan seni suara itu? Kenapa Park Jimin Sunbae?" Tanyaku.

Pak Beom tertawa, "Apa kau ada masalah dengan kakak kelasmu yang baru, Mint?"
"Kalau aku boleh bercerita sedikit, putriku mengikuti acara survival mereka, aku paling tertarik dengan cowok ini. Jadi, bekerja-sama-lah dengan baik."

Didalam hatiku, aku sebenarnya ingin Jeon Jungkook yang dipilih. Mengingat misi aneh yang direncanakan sahabat-sahabatku, yang paling memungkinkan bagiku adalah mendekati Jeon Jungkook.

"Makasih Pak Beom, tetapi sepertinya Minjae-Ssi-

-"Maaf, Sunbae. Bukannya aku punya masalah denganmu, aku hanya kaget saja." Potongku, aku merasa tidak enak.

Pak Beom menepuk tangannya dan tersenyum lebar, "Nah~ Berarti kalian bisa bekerja sama."

Setelah Pak Beom menjelaskan sedikit hal mengenai durasi penampilan dan juga informasi lain, kami diizinkan pulang.

"Jadi.. Kau sebenarnya ingin tampil dengan Jeon Jungkook?" Tanya Jimin tiba-tiba.

"H-hah?"

"Aku terkejut ketika di ajak tampil di acara sekolah di hari kedua-ku di sekolah, yang lebih mengejutkan lagi adalah adik kelasku menyukai sahabatku."

"T-tidak ini s-salah paham-

-"Kau bisa jujur kepadaku, kita akan bekerja sama sampai acara festival. Tidak mungkin 'kan menyembunyikan sesuatu yang sudah jelas seperti itu?"
"Jelaskan. Bagaimana rasanya menyukai seseorang di kala pertama bertemu? Apakah itu bisa disebut sebagai 'cinta pandangan pertama'?"

"Ng-nggak seperti itu, Sunbae- Aku tidak menyukai Jeon Jungkook.."
"..H-hanya mengagumi sebagai seorang t-teman satu angkatan saja.."

"Benar 'kan!" Jimin menepuk tangannya keras dan tertawa setengah mengejek.
"Kau harus tampil dengan bagus karena aku tidak tahu potensimu, sebagai gantinya, aku akan berusaha mendekatkanmu dengan Jeon Jungkook, ide bagus? Kau suka?"

"Sunbae- tidak perlu begitu." Aku menggeleng gugup, sial, salah satu dari 7 bidadara yang paling mengintimidasi. Park Jimin harus keluar dari daftar bidadara yang akan aku dekati.

"Kau bicara terlalu banyak. Aku tahu kau bingung harus menjawab apa 'kan? Hehe, aku tahu."
"Jadi kenapa Pak Beom memanggilmu "Mint"? Siapa namamu?"

"Itu nama panggilan yang umum." Jawabku sambil menunduk.

"Ah.. dari kata "Min-jae" ya?"

Aku mengangguk-angguk dalam diam.

"Mohon bantuannya, Sunbae-nim." Aku menunduk dan berlari keluar gedung sekolah.

Sebenarnya aku ingin menjauhi yang satu ini. Tapi bagaimana bisa jika aku sudah ditentukan akan tampil di festival bersamanya?

to be continued

fall for you ✔️Where stories live. Discover now