Bab 5

14 4 0
                                    

Bia diantar Aksa dan Ibu pulang, dalam perjalanan Bia berusaha mengajak bicara Aksa dan sesekali Aksa merespon dengan senyuman dan membalas candaan Bia dengan menyentil telinga Bia. Pemandangan yang sangat sangat luar biasa untuk Ibu yang dari tadi melihat mereka berdua dari kaca spion. Sesampainya didepan rumah suasana hati Bia berubah khawatir saat melihat Mama sedang berdiri di teras rumah dan melihat kearah mobil. Didalam mobil Ibu sudah berniat untuk turun mengantarkan Bia sampai didalam rumah sekalian silahturahmi, namun dicegah oleh Bia yang khawatir akan respon Mama yang tidak menyukai Aksa.

"nggak apa-apa tante, biar Bia masuk sendiri aja, ini juga udah sore, dari tadi Aksa belum makan"

"belum makan?" Tanya Ibu kaget

"iya, dia cuma makan roti yang Bia kasih tadi, dan itu mungkin nggak dimakan, cuma disimpan aja"

"ya ampun Aksa"

"ya udah tante, Aksanya jangan dimarahi, Bia turun ya tante, Aksa, kita besok ketemu lagi ya disekolah" pamit Bia sambil mencium tangan tante dan memegang pipi Aksa

.............

"Assalamualaikum Ma"

"walaikum salam, jam berapa ini Bi? Tadi siapa yang antar?" Tanya mama ketus

"tadi main dulu ditaman dekat sekolah, diantar sama teman"

"Aksa?"

"Bia capek Ma, masuk dulu ya, mau makan, maaf Ma" ia pun masuk kedalam rumah

Mama hanya bisa geleng-geleng, ia berusaha memanggil Bia untuk bicara namun Bia tetap saja jalan menuju kamarnya.

............

Saat makan malam, suasana sepi dan sunyi, tidak seperti biasanya. Bia selalu memecah suasana dengan menceritakan kejadian-kejadian disekolah atau apa saja yang temui tadi siang. Lalu tiba-tiba mama bicara.

"kenapa pulang sore tadi Bi? Emang ada pelajaran tambahan? Itu si devi sekelas kan sama kamu kan? Kenapa dia pulangnya siang, kamu kluyuran lagi? udah nggak ingat waktu" Tanya mama bertubi-tubi

Dilempar dengan pertanyaan-pertanyaan itu Bia hanya bisa diam, bukan nggak mau jawab, ia hanya menghidari untuk berdebat dengan Mama. Papa yang melihatnya jadi bingung

"ada apa sih ini? tadi Bia pulang sore?" Tanya papa

"iya nih pa, udah beberapa hari ini Bia pulang sore" jawab Mama ketus

"baru juga dua hari Ma" kata Bia melanjutkan suapan nasi

"Bia, Kenapa pulang sore nak?" Tanya Papa lembut

Baru juga Bia mau jawab, mama udah jawab duluan

"punya teman baru dia Pa, Bia pokoknya Mama nggak mau ya, kamu dekat-dekat dengan anak Autis itu"

"Mama kenapa sih? Aksa itu baik, pinter lagi. Pa, kasih tahu mama dong, jangan melihat orang tuh dari luarnya aja, bahkan orang yang terlihat baik dari luarpun, jahat didalam. Mama sama Papa nggak mau kan Bia salah gaul sama anak-anak nakal" Bia mulai kesal. Selera makannya mulai hilang

"tuh kan, udah berani jawab kalau dikasih tahu" kata Mama yang juga mulai kesal

Sambil menenangkan keduanya papa menjadi penengah dan paling tenang. Papa ingin mendengar penjelasan dari keduanya, terlebih dahulu di mulai dari Bia.

"Bia, sayang, jelasin ke Papa. Aksa itu siapa nak?"

"Aksa teman baru Bia, dia nggak seperti anak-anak pada umumnya, Spectrum autis, tapi Aksa baik Pa, dia sama sekali nggak membahayakan, Bia udah pelajari bagaimana berkomunikasi dengan anak autis, Aksa berhak punya teman. Percaya sama Bia pa"

"Mama gimana? Apa mama sudah ketemu langsung sama Aksa?" Tanya Papa ke mama

"nggak perlu, Aksa punya hak berteman dengan siapa saja terkecuali kamu" sambil menatap Bia

"ya udah kalau gitu, Papa pingin ketemu Aksa"

Mendengar perkataan itu dua perempuan itu kaget, yang satunya senang dan yang satunya kecewa, Mama meninggalkan meja makan dengan kesal

"serius pa? mau ketemu Aksa?" Tanya Bia senang

"kalau Aksa sampai bisa membahayakan kamu, Papa larang kamu temenan sama Aksa"

"makasih Pa, nanti Aksa aku ajak main kerumah ya Pa, ketemu Papa"

"iya sayang, itu, pipi kamu kenapa? Diplester gitu"

"oh ini, nggak kok Pa, gaya doang" sambil melepas plester dan menempelkannya kembali

"kamu tuh ada-ada aja"

Merekapun melanjutkan makan tanpa mama.

We (Bahkan "I love you" tak cukup mewakili perasaan)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن